Four

158 17 0
                                    


"Pfft- ya lagian lo asal gandeng sih" Samuel menahan tawanya agar tidak pecah dan menambah beban malu terhadap Adam.

"Ck, lo tuh ya, lagi babak belur aja masih bisa ngejek temen!" ucap Adam yang kini menutup wajahnya, menyembunyikan rona merah yang menyebar sampai telinga karena malu.

Cklek

"Sam, nih, makan." Johnatan menaruh plastik berisi roti dan susu vanilla kesukaan Samuel.

"Dari gw" lanjutnya saat melihat tatapan bingung Samuel kepada plastik berisi roti dan susu itu.

"O-owwhh, makasih ya, natan." Johnatan mengangguk.

"Cepat baikan ya" lalu ia menutup pintu, masih dengan raut datarnya.

"Cieee Samuel cieee!" goda Adam. Samuel masih mematung memikirkan sesuatu.

"Kayaknya perasaan lo ga bertepuk sebelah tangan, sam." ujar Adam saat mengingat raut khawatir Johnatan saat Samuel hampir oleng saat akan di rebahkan tadi.

"Enggak ah, jangan bikin gw berharap!" Samuel memilih diam dan menunggu Johnatan sendiri yang bilang bahwa dia menyukinya, daripada berharap seperti ini.

"Kan bisa aja"

Pintu UKS kembali terbuka, menampilkan Aljuna serta Handaru yang membawa banyak makanan. "Busett mau mukbank klean?"  kaget Adam saat melihat banyaknya bungkusan.

"Dari fans Samuel tuh, kata mereka cepet sembuh." Aljuna menaruh makanan, begitu pula Handaru.

"Hah, fans gw?" jadi selama ini dia punya fans gitu? Kok dia baru tau ya..

"Hm, cepet makan." raut wajah datar, intonasi dingin. Wah, kayaknya Samuel habis ini di cuekin atau ga di marahin habis-habisan sama Aljuna. Soalnya kalau udah gitu tanda-tanda.

"Okei.." ucapnya sambil membuka plastik dari Johnatan dan memakan roti coklat itu.

.
..
...
....

Sekarang, Samuel dan Aljuna berada di rumah. Dan sesuai dugaan Samuel, Aljuna sedari tadi mendiamkan Samuel, menjalankan kegiatannya sendiri tanpa bantuan dan rengekan kecil seperti biasanya.

"Aljun, Sam salah ya?" tanya Samuel dengan pelan, tapi ia yakin Aljuna dapat mendengarnya. Tapi dia hanya mengacuhkan dan terus berjalan lurus menuju tangga.

"Aljun.." ucapnya lagi dengan suara bergetar, memanggil Aljuna yang terus berjalan tanpa memperdulikan kembarannya, dia di acuhkan, Samuel tidak suka di acuhkan.

Aljuna berdecak, "kenapa?" sahutnya tanpa menoleh.

"Samuel huks ada salah ya..?" tak tega mendengar isakan sang kembaran, ia menghela nafas, dan membalikkan badannya.

"Jangan cari masalah sama kakel, jangan tawuran, jangan tinggalin gw sendirian.. Jangan." Aljuna memohon pelan, ia menatap Samuel, matanya berbinar sendu.

Samuel terdiam, rupanya ini yang membuat kembarannya mendiamkan dirinya, trauma akan kehilangan itu kembali lagi.

"Aljun, hei." Samuel mengambil tangan Aljuna yang menggantung, mengusapnya lembut.

"Gw ga bakal ninggalin lo, kita kembar, ingat? Duka maupun suka, hidup maupun mati, gw akan selalu bersama lo." Samuel Berucap lembut, matanya menatap tepat di pupil hitam legam milik Aljuna.

"Kita emang kembar, Sam. Ajun, Aljuna, dan Samuel, duo A one S, Trio Albara, kita bertiga kembar. Tapi kenapa Ajun pergi duluan, huks- kenapa sam?!" mendengar itu, air mata Samuel ikut turun membasahi pipi. Memeluk sang kembaran saat mengingat jelas betapa sadisnya kakak kelas itu memperkosa Ajun.

Johnatan, Peka! | Treasure Ft. MashidamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang