Chapter 4

400 16 0
                                    

"Kau terlihat sangat bersemangat,"ujar Lily dengan mata yang setengah terbuka.

"Aku akan bertemu dengan Daniel,"ujarku bercermin.

"Jam berapa ini?"tanyanya.

"Setengah delapan,"jawabku.

"Ini baru jam setengah delapam, Tiffany!"ujar Lily dengan mata yang sekarang benar-benar terbuka.

"Well, Daniel akan menungguku di taman jam sepuluh. Aku harus menunggumu untuk mandi, kita belum sarapan, aku juga harus mengantarmu ke rumahmu dan aku harus tepat waktu,"jelasku.

Lily beranjak dari ranjangku dan segera mengambil pakaiannya. Sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi dia berkata, "Kurasa ada sesuatu yang berbeda darimu."

Aku menatap cermin dan melihat wajahku yang heran. Apa maksudnya?

Aku duduk di atas ranjang dan merasa sangat gelisah. Aku terus melihat ke arah kamar mandi dan berharap agar Lily cepat keluar dari kamar mandiku. Dan lima belas menit kemudian, Lily keluar dari kamar mandi dan berjalan dengan santai.

"Lily, cepat!"ujarku tidak sengaja.

Lily menatapku heran dan segera berdandan. Aku merasa sangat gelisah dan mencengkram seprai ranjangku. Lily mulai membereskan barang-barangnya dan memeriksa kembali ke seluruh kamar dan kamar mandiku.

"Tidak ada barang yang tertinggal di kamarmu,"kataku mulai tidak sabar.

Well, jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Aku semakin gelisah. Lily menutup tas miliknya dan mengajakku untuk segera beranjak dari ranjangku. Aku segera beranjak dan kami berjalan ke arah ruang makan.

"Kau sangat cepat,"keluh Lily ketika aku berjalan di depannya.

"Ya, memangnya kenapa?"tanyaku.

"Tidak, kau terlihat sangat aneh."

Kami memasuki ruang makan dan duduk di kursi makan. Kami mulai menyantap sarapan yang telah dihidangkan oleh Brenda. Lily memakan sarapannya dengan sangat santai. Bahkan, dia memainkan ponselnya juga. Aku mempercepat kunyahan makananku.

"Kau terlihat seperti seseorang yang tidak pernah makan,Tiff."

Aku melirik ke arah Lily yang memasang wajah heran.

"Apa kau baik-baik saja?"tanya Lily khawatir.

Aku terdiam dan menghela nafas. "Akhir-akhir ini, jantungku sering berdetak cepat dan aku mengalami kecemasan yang sangat tinggi. Aku tidak tahu."

"Aku akan mencarikannya untukmu,"ujar Lily mulai mengetik.

Aku menghabiskan sarapanku dan kecemasanku semakin tinggi. Jantungku semakin berdetak cepat. Aku menggoyangkan kakiku dan Lily sibuk dengan ponselnya.

"Kau mengalami penyakit Anxietas. Sepertinya kau harus ke pskiater untuk mengatasi penyakitmu. Aku takut itu berbahaya,"ujar Lily.

"Pskiater? Yang benar saja! Aku akan dianggap gila oleh para media,"ujarku.

"Terserah kau."

Aku menunggu Lily selesai makan dengan penuh kecemasan dan setengah jam kemudian, dia baru benar-benar selesai makan.

"Kau sangat lama,"ujarku gelisah.

"Aku tidak akan membuang waktu hidupku untuk terburu-buru makan di ruang makan bangsawan,"ujar Lily.

"Kau berlebihan,"kataku mulai mencari kunci mobil.

"Bagimu. Bagiku tidak,"

Aku menghela nafas dan menyadari kalau kunci mobilku tertinggal. Aku segera berlari ke atas dan mencarinya. Well,aku tidak mendapatkannya di tas milikku. Aku berteriak pelan dan mulai mencari ke seluruh kamarku. Aku tidak menemukannya.

Love isn't ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang