Chapter 13

483 15 0
                                    

Malam ini, aku berdandan sangat cantik. Aku duduk bersama dengan Dad menunggu para tamu. Jantungku berdeta kencang menunggu jawaba dari Dad. Well, selama seminggu ini aku berbicara dengan Daniel melalui pesan dan kita benar-benar seperti tidak saling mengenal. Semua orang di kampus juga melihatku dengan sangat jijik.

Pintu terbuka dan aku melihat Mom. Kami menyambut para tamu dengan bahagia. Tidak ada ketegangan yang terjadi antara Dad denga Mom, Logan dan Henry. Dad terlihat sangat menerima mereka.

Kami duduk di ruang makan dan menikmati hidangan yang telah disediakan. Daniel duduk disampingku dan tidak pernah melepaskan tanganku. Dia sangat gugup.

Situasi menjadi sangat hangat ketika candaan mulai keluar dari mulut Dad, Logan, Mom dan Mrs. Garrison. Kami tertawa kecil.

"Tiffany dan Daniel,"ujar Dad.

Suasana menjadi sangat sepi. Daniel menghela nafas dan menjawab, "Ya, Mr. Roderick?"

"Panggil aku Dad,"ujar Dad.

"Dad,"ujar Daniel dengan gugup.

"Kapan kalian akan menikah?"tanya Dad dengan serius.

"Well, aku menunggu restu darimu, Dad,"ujar Daniel dengan bingung.

"Sepertinya, kalin harus pergi ke butik milik Joyce Roy Sullivan. Aku sudah memesan gaun pernikahan yang indah untukmu, Tiffany. Joyce juga sudah menyiapkan tuksedo yang cocok untukmu,"ujar Mom.

"Apa maksudnya?"tanyaku bingung.

"Kau sudah masuk ke sebuah wedding organizer milik Noah Raymond,"ujar Mrs. Garrison.

Aku dan Daniel saling berpandangan. Aku tidak mengerti maksudnya.

"Jadi, bagaimana dengan proses melamarnya?"tanya Logan.

Kami masih bingung dengan maksud mereka dan Dad menatapku. "Tiffany Alicia Garrison. Apa kau masih tidak mengerti maksudku?"

Danie tersenyum lebar dan berkata, "Kau merestui kami?"

"Yeah,"jawab Dad dengan senang.

Aku tersenyum dan memeluk Daniel.

Daniel belum melamarku. Dia berencana untuk melamarku, jika dia benar-benar mendapatkan cincin yang tepat untukku. Well, dia bukan tipe pria yang romantis. Aku tetap mencintainya.

***

Pagi ini, aku menceritakannya kepada Jake dan Lily. Mereka sangat senang mendengarny dan Clarissa lewat bersama dengan Beth dan Meredith. Mereka mempermalukanku lagi di hadapan semua orang.

"Aku sudah tidak mendekati Daniel lagi,"ujarku.

"Omong kosong!"katanya sambil menunjukkan sebuah fotoku dan Daniel yang sedamg berpelukan.

"Kau benar-benar menyebalkan."

Aku melirik ke arah Daniel dan dia tidak melakukan sesuatu. Aku terus dipermalukan dan Danie hanya terdiam. Ada apa dengannya?

"Pergilah!"ujar Jake.

Clarissa, Beth dan Meredith meninggalkan kami dan aku menghela nafas.

Saat istirahat, aku mencoba untuk berbicara dengan Daniel.

"Kenapa kau tidak membelaku? Aku akan menjadi istrimu, bukan?"tanyaku kesal.

"Aku belum melamarmu! Aku hanya belum siap untuk berkata kepada semua orang kalau aku akan menikah di usia dua puluh tahun!"ujar Daniel.

"Apa kau meragukannya?"tanyaku.

"Aku hanya belum siap,"ujar Daniel.

Aku menampar Daniel dan berkata, "Kau kejam! Aku suda terlalu mencintaimu dan mengatur segalanya. Kau tahu? Ini lebih menyakitkan daripada apaun. Baiklah, anggap kita selesai."

Danie menahan lenganku dan berkata, "Kita belum selesai. Aku akan segera melamarmu. Aku hanya belum siap."

"Terserah kau,"ujarku dengan tajam.

Aku menghampiri Lily dan Jake. Jake menggelengkan kepalanya setelah aku bercerita. "Aku akan berbicara dengannya nanti. Tenanglah."

"Aku merasa bodoh."

"Tidak, tidak. Daniel adalah seseorang yang tertutup. Ini merupakan hal yang sulit baginya. Dia akan melamarmu segera,"ujar Jake.

"Baiklah,"ujarku sambil menghela nafas.

***

"Ini sudah hari kelima, Jake."

"Aku sudah mencoba untuk memberitahunya dan dia masih mencari waktu yang tepat."

Aku menghela nafas dengan kesal. Aku menghentakkan kakiku dan Clarissa kembali lewat. Dia mendorongku ke loker dan mempermalukanku.

"Kau bodoh,"ujarku kesal.

"Hei, lihat! gadis ini mengataiku bodoh dan sebenarnya, dia gadis yang lebih bodoh. Daniel hanya bersikap baik terhadapmu,"ujarnya.

"Kau menyebalkan, pecundang!"ujarku.

"Kau pecundang!"bentaknya.

"Kau mencium Austin!"kataku.

Semua orang melihat ke arah Clarissa dan Austin. "Itu tidak disengaja dan lagipula, kau lebih parah dariku. Aku tahu, kau berusaha untuk merebut keperjakaan Daniel. Kau tidak akan bisa."

"Kau menjijikan!"ujarku.

Dia menamparku dan aku balik menamparnya. Dia menjambakku dan Daniel menerobos kerumunan. Dia memisahkanku dengan Clarissa dan Clarissa tersenyum kemenangan. Aku menatap Daniel dengan sangat kesal dan saat aku akan pergi, Danie menahanku.

"Aku akan jujur kepada kalian semua!"ujarnya.

Clarissa masih tersenyum.

"Aku tidak pernah memiliki hubungan dengan Clarissa. Dia hanya seorang penggoda laki-laki yang bodoh. Well, aku dan Tiffany memiliki sebuah hubungan yang khusus. Keluarga kami suda memberi restu dan saat ini, aku mengumpulkan keberanianku di depan kalian untuk berlutut di hadapan Tiffany Alicia Roderick,"ujar Danie sambil berlutut.

Aku tersenyum dan menutup setengah wajahku.

"Tiffany Alicia Roderick, will you marry me?"

Clarissa menatap kami dengan kesal dan aku menganggul. Danie menciumku di hadapan banyak orang dan semua orang bertepuk tangan dengan keras.

"I love you."

"I love you too."

Yeah, inilah hidupku. Semua akan indah pada waktunya. Cinta memang tidak selamanya, tapi kita akan terus mengalaminya. Karena cinta itu tidak memandang siapa orang itu.

***

Absurd gila. Makasih deh yang udah bacaa hahahaa. Thank you!

Love isn't ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang