Chapter 1

1K 138 22
                                    

Seiring berjalannya waktu, si pirang kecil yang ceria dan lugu itu tumbuh menjadi pribadi yang sangat jauh berbeda.

Gadis polos yang dulunya selalu menangis karena perlakuan berbeda yang diterimanya, kini tumbuh menjadi gadis mandiri dengan hatinya yang kian membatu.

......

"Panggilan kepada siswi atas nama Niskala Anastasya, dimohon untuk datang ke ruang BK. Sekali lagi, panggilan kepada siswi atas nama Niskala Anastasya dimohon kehadirannya segera di ruang BK. Terima kasih."

Pengumuman dari speaker sekolah membuat semua siswa Summer high school mulai saling berbisik membicarakan seseorang yang namanya disebut disana.

Niskala. Nama yang tidak asing bagi seluruh penghuni sekolah tersebut.

Tidak ada satupun orang disana yang tidak mengenal Niskala atau lebih akrab disapa Kala tersebut, siswi nakal yang suka sekali membuat onar. Sehari saja tidak berulah sepertinya Kala akan bisulan karena hanya duduk diam.

Walaupun selain karena kenakalannya, Kala juga dikenal karena gadis itu adalah salah satu siswi berprestasi yang sudah sering mengharumkan nama sekolah berkat pretasinya di bidang Taekwondo.

Sayang beribu sayang, kenakalan gadis itu seringkali membuat nama baiknya sebagai siswi berprestasi dicampakan begitu saja.

"Si bocah prik pasti berulah lagi, dasar biang onar."

Sambil menyuapkan mie ayam ke mulutnya, Helen mulai mendumel dan mengutuk kelakuan Kala.

Diliat dari caranya mengumpati Kala saja, sudah terlihat sekali Helen memang memiliki dendam pribadi pada gadis pirang itu.

Sementara gadis di sebelah Helen--Rora nampak menghela nafas. "Udah deh Hel, jangan suka julidin orang. Kebiasaan deh."

Helen memukul meja, tidak terima atas reaksi ketidakpedulian Rora.

"Lo bisa ngomong gitu karena lo belum pernah jadi korbannya dia, coba kalau pernah. Gue yakin 100% lo bakal greget pengen bejek-bejek muka tengilnya itu."

Rora kembali melengos, mengabaikan ocehan Helen yang menurutnya tidak perlu ditanggapi.

Helen bahkan tidak tau, orang yang sejak tadi ia sumpah serapahi adalah adik dari seorang Aurora, sahabat baiknya sendiri.

"Eh Ra, nanti hari minggu jadi kan kita ke gramed?"

Pertanyaan Helen hanya dibalas anggukan singkat oleh Rora. Gadis itu masih fokus memakan mie ayamnya, terlanjur malas meladeni Helen.

"Bokap lo udah ngasih izin?"

Kali ini Rora mendongak, memfokuskan atensinya pada sang sahabat. "Soal Papi mah gampang, Hel."

Helen mencibir sinis, paham betul maksud dari ucapan sombong Rora.

"Iyadeh si paling anak kesayangan Papinya. Lagian apa sih kemauan 'bungsu' Mahendra satu ini yang pernah gak diturutin sama Om Liam." godanya.

Rora mendadak tergugu, ucapan Helen mulai terngiang di kepalanya.

'Bungsu Mahendra'

Gadis dengan gummy smile itu terkekeh miris dalam hatinya. Ada perasaan aneh yang menggerogoti ketika dirinya selalu di sebut sebagai bungsu Mahendra.

Orang-orang tidak tau saja, bahwasanya Rora masih memiliki satu saudari yang identitasnya tidak pernah di publikasikan.

Saudari terkecilnya, gadis yang lebih berhak menyandang gelar si bungsu Mahendra. Adik satu-satunya Rora.

Complicated ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang