Chapter 3

824 130 24
                                    

Pagi harinya, Asha terbangun lebih dulu ketimbang Kala.

Bukannya segera beranjak setelah bangun, Asha malah anteng memandangi wajah Kala yang masih tertidur pulas.

Padahal waktu sudah menunjukan pukul enam pagi, dimana seharusnya ia sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Sekaligus ia seharusnya sudah membangunkan Kala dan bukannya membiarkan sang adik tertidur lebih lama dari ini.

Disaat yang sama, Kala yang awalnya tidur tiba-tiba menggeliat dan membuka matanya. Segera setelah membuka mata, si pirang langsung dihadapkan pada paras indah Asha yang tepat berada di depan wajahnya.

Kala sedikit terkejut hingga refleks menjauhkan wajahnya, Asha sendiri malah tertawa melihat ekpresi lucu sang adik.

"Kakak lagi ngapain?" tanya Kala.

Asha menggeleng masih sambil terkekeh kecil. "Nggak ngapa-ngapain, cuma lagi liatin kamu tidur."

Kala mengernyit, tak habis pikir dengan jawaban Asha. Ia merasa canggung karena Asha menatapnya seintens itu, padahal semalam ia juga melakukan hal yang sama pada sang kakak.

Untuk mengalihkan perhatian, Kala menyibukan diri dengan melihat ponsel.

"Jam 6 lewat?!"

Melihat waktu yang tertera di ponselnya membuat Kala panik seketika. Dengan gerakan cepat gadis kecil itu melompat turun dari kasurnya.

Kala berlarian kalang kabut, membuka lemari, mengambil seragam, kemudian ia meletakannya di atas kasur. Setelahnya gadis kecil itu nampak memasuki walk in closet dan keluar dengan handuk di tangannya.

"Kak Asha kenapa masih disini? Gak siap-siap?"

Perhatian Kala teralihkan karena melihat sang kakak yang masih terduduk anteng memperhatikan dirinya dari atas kasur.

"Adek ngusir kakak?" tanya Asha cemberut.

Kala berdecak. "Gak gitu, nanti kakak kesiangan."

Asha tertawa lagi, Kala bahkan tak mengerti kenapa kakaknya itu suka sekali tertawa. Padahal jika Kala ingat, selain saat bersama dirinya Asha ini malah sosok yang minim berekspresi.

"Yaudah, adek mandi ya. Kakak juga mau balik ke kamar buat mandi."

Asha akhirnya bergerak turun dari kasur milik Kala. Namun Kala kembali dibuat heran karena bukannya langsung keluar Asha malah berjalan mendekat ke arahnya.

Ah, sepertinya Kala tau apa yang akan dilakukan sang kakak.

Asha kini sudah berdiri di hadapannya, dan sesuai dugaan--

Cup

Cup

Cup

Kala mematung. Walaupun ini bukan pertama kalinya Asha melakukan ini, Kala tetap saja tidak bisa terbiasa.

"Morning kiss."

Setelah puas dengan ciuman manis yang diberikannya pada hidung bangir dan kedua pipi Kala, Asha pun berbalik keluar dengan langkah riangnya.

Sesaat setelah Asha tidak lagi terlihat dan hilang dibalik pintu yang kembali tertutup, Kala akhirnya tersadar dengan tangan yang langsung meraba pipinya.

"Kelakuan Kak Asha bener-bener gak aman buat kesehatan jantung gue."

Kala bergidik geli. Kemudian ia teringat kalau ia harus segera bersiap, jadilah Kala memasuki kamar mandi dengan pikiran yang masih dipenuhi oleh perasaan geli membayangkan perlakuan Asha.

Geli memang, tapi tak dipungkiri membuat perasaan Kala menjadi hangat. Perasaan yang cukup baik untuk memulai pagi ini.

***

Complicated ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang