Chapter 14

1K 130 50
                                    

~Selamat membaca~

###

"Lama banget telfonannya, Kal." Sera berujar saat melihat Kala kembali setelah sekitar 20 menit pergi untuk menerima telepon.

Kala hanya mengedikan bahunya, ia menghampiri Sera dan ikut duduk di sebelah sang sahabat.

Sera sama sekali tak melepaskan pandangannya dari wajah Kala yang nampak lempeng seperti biasa.

"Telepon dari siapa?" tanya Sera ingin menuntaskan rasa penasarannya.

Kala nampak menyugar rambut pendeknya ke belakang. "Bukan siapa-siapa."

Mata Sera memicing. "Bohong ya lo, kalau bukan siapa-siapa kenapa harus ngejauh segala?" Ia kembali bertanya sambil menodong Kala dengan bungkus makanan ringan yang sedang dipegangnya.

Bukannya menjawab, Kala dengan santai malah merebut makanan ringan yang sedang dipegang oleh Sera, dan kemudian mulai memakannya sendiri.

"Yak! Kala!"

Sera berteriak tak terima, ia berusaha merebut kembali snack miliknya. Namun, setiap Sera hampir berhasil meraihnya, Kala semakin menjauhkan snack itu dari jangkauan Sera.

"Ishh, rese banget sih. Itu kan masih banyak yang lain Kala! Kenapa lo malah ambil yang lagi gue makan!"

Kala melihat ke arah meja, menatap bergantian snack yang berjejer di sana dengan snack yang kini ada di tangannya.

"Hmm, gue maunya yang ini. Gimana dong?" sahut Kala dengan wajah tengilnya.

Gadis itu semakin mengejek Sera dengan sengaja melakukan gerakan slow motion memakan snack itu di hadapan Sera.

Sera balas memelototi Kala, namun gadis itu sudah tak berniat memperpanjang perdebatan.

Lagipun semua snack itu adalah milik Kala, gadis itulah yang membawanya saat datang tadi, jadi Sera rasa tak etis juga jika ia melarang Kala memakan snack miliknya sendiri.

Sera memilih mengalah, ia mengambil snack lain yang menarik perhatiannya, kemudian membuka dan mulai memakannya dalam diam.

Saat mereka hanya diselimuti keheningan, Sera melirik lagi ke arah Kala yang juga sibuk dengan snack di tangannya dengan mata yang terfokus pada siaran televisi.

Sera berpikir sejenak, menimang-nimang haruskah ia menanyakan sesuatu yang mengusik pikirannya atau tidak.

Kalau tadi Kala tak mau menjawab, mungkin kali ini ia harus karena pada kenyataannya Sera mengetahui nama dari orang yang menelfon Kala.

Oke, tanyain aja dulu Ser. Daripada kepo.

"Kal."

"Hmm." Kala bergumam tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Eunghh- sebenernya tadi gue gak sengaja liat, kalau gak salah yang nelfon lo itu Kak Rora ya? Kak Rora siapa? Anak pemilik yayasan kah?"

Uhuk uhuk

Kala tiba-tiba terbatuk, gadis itu menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit.

"A-air ai-r."

Sera dibuat panik menyaksikan sahabatnya terbatuk hingga mengap-engap seolah akan kehilangan nafasnya.

"Eh eh, bentar gue ambilin minum. Jangan mati dulu."

Sera meletakan bungkus snack miliknya secara asal dan segera berlari ke dapur, tak lama berselang gadis cantik itu kembali dengan segelas air di tangannya.

Complicated ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang