-Dipecat-

576 135 4
                                    

Hari seterusnya, Rosie bekerja seperti biasa. Capek? Itu sudah pasti. Lagian tidak ada pekerjaan yang tidak capek. Ingin sekali Rosie menyerah namun dia tidak bisa. Dia masih memikirkan sosok Nini. Iri. Dia benar benar iri dengan cewek cewek yang seumuran dengannya yang sekarang hanya menikmati waktu kuliah mereka tanpa capek capek memikirkan pekerjaan.

Hah~

Dia harus kuat, demi Nini!

"Rosie" Joy menepuk pundak Rosie membuatkan yeoja itu tersadar dari lamunannya.

"Ah, iya Kak?" Sahut Rosie.

"Kamu sakit?" Tanya Joy merasa khawatir.

"Aku baik baik saja. Kenapa memangnya?" Bingung Rosie.

"Wajah kamu pucat. Mendingan kamu istirahat saja. Nanti aku ngomong sama Kak Seulgi"

"Aku baik baik saja kok. Kakak jangan khawatir ya. Aku masih bisa melanjutkan pekerjaan aku"

"Baiklah. Kalau kamu sudah tidak sanggup, kamu istirahat saja"

Rosie mengangguk patuh sebelum berpamitan untuk menghampiri pelanggan yang memasuki cafe.





Seperti biasa juga, Nini yang sudah bosen menunggu akhirnya menggambar di buku gambarnya.

"Nini" Nini mendongak menatap bocah laki laki yang menghampirinya.

"Kai! Kok Kai kecini?" Tanya Nini.

"Kai mau main tama Nini" balas Kai berganjak duduk disamping Nini.

"Kai kecini tama ciapa?"

"Tama Abang" sahut Kai menunjuk kearah Chanyeol yang lagi dikasir.

Nini mengangguk faham "Ayo menggambal" dia memberikan satu kertas putih kepada Kai.

"Telima kacih Nini" ujar Kai sebelum mula menggambar di kertas putih itu.

Di kasir pula, terlihatlah Chanyeol menghampiri Rosie.

"Hai, kita ketemu lagi" ujarnya basa basi.

"Aku memang bekerja disini, jadi sudah pasti kamu bakalan sering ketemu aku" ujar Rosie membuatkan Chanyeol mengusap tengkuk belakangnya yang tidak gatal itu.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Rosie.

"Iced Americano saja"

Rosie mengangguk lalu bergegas meminta June untuk menyiapkan pesanan Chanyeol.

"Ada yang bisa aku bantu lagi?" Tanya Rosie.

Chanyeol kelihatan ragu untuk ngomong "Erm, aku harus pergi karena ada urusan pekerjaan tapi Kai masih ingin disini. Apa kamu bisa memantau adek aku?" Pintanya.

Rosie melirik Kai yang kelihatan berbicara dengan Nini. Dia tersenyum tipis "Adek aku juga butuh teman jadi kamu bisa menitipkan adek kamu disini. Aku akan memantau mereka. Kamu tidak perlu khawatir"

"Terima kasih. Aku benar benar menghargai kebaikan kamu" ujar Chanyeol yang merasa bersyukur.

Rosie hanya tersenyum untuk menanggapinya.

Tidak lama kemudian, June membawa pesanan Chanyeol "Ini iced Americano nya"

Dengan segera Chanyeol mengeluarkan beberapa lembar uang dan membayarnya.

"Ini kembaliannya" ujar Rosie memberikan kembalian kepada Chanyeol namun cowok itu menolaknya.

"Kalau Kai memesan apa apa, gunakan saja uang itu. Kalau tidak cukup, aku akan membayarnya nanti"

"Baiklah"

Chanyeol menampilkan senyumannya sebelum berganjak pergi dari sana. Ah, langkahnya terasa berat untuk meninggalkan cafe itu. Sepertinya dia sudah jatuh cinta kepada Rose.


Setelah bekerja selama beberapa jam, Rosie akhirnya bisa beristirahat didalam ruangan istirahat para karyawan.

Yeoja itu hanya meminum air putih bagi mengisi perutnya yang kosong. Untuk Nini dan Kai, dia sudah memesankan makanan untuk kedua bocah itu.

"Nah, ini orangnya!" Joana tiba tiba menghampirinya diikuti oleh seorang cowok dibelakangnya.

Dahi Rosie mengernyit lalu dia menatap kedua sosok itu secara bergantian "Ada apa Joana-ssi?"

"Lo karyawan baru?" Tanya sang cowok.

Walaupun bingung, Rosie tetap mengangguk "I-Iya. Kamu siapa?"

"Lo tidak kenal sama Bos Key?!? Berani banget ya lo!" Marah Joana.

Rosie sontak membungkuk sopan "Maaf Bos Key" ujarnya yang akhirnya sadar kalau cowok itu adalah manager cafe yang sering diceritakan oleh karyawan yang lain.

"Sayang" Joana bergelayut manja dilengan Bos Key "Dia ini mengambil kesempatan loh. Lihat didepan, ada adeknya. Dia fikir cafe ini panti asuhan kali" adunya.

"Maaf sebelumnya, tapi aku sudah mendapatkan izin dari Kak Seulgi untuk membawa adek aku kesini" timpal Rosie yang masih berujar dengan sopan.

"Lo bego banget ya! Kak Seulgi hanya basa basi kali. Dia sudah baik karena ingin mempekerjakan lo disini jadi lo jangan mengambil kesempatan dong! Dasar cewek caper!" Marah Joana.

"Tapi adek aku juga pelanggan disini. Apa yang adek aku pesan pasti akan aku bayarkan" ujar Rosie berusaha menahan emosinya.

"Yakin bayar? Bisa jadi lo nyolong bukan?" Smirk Joana.

"Jaga omongan kamu! Walaupun aku miskin, orang tua aku tidak pernah mengajarkan aku untuk melakukan perbuatan buruk seperti itu!" Sentak Rosie yang sudah tidak mampu menahan emosinya lagi.

"Cukup!" Timpal Bos Key dengan tegas.

Dia lalu beralih menatap Joana "Sayang, kamu mau aku melakukan apa hurm?"

"Pecat saja dia. Cafe ini tidak butuh pelayan seperti dia" ujar Joana menatap Rosie dengan senyum remehnya.

Bos Key menatap Rosie "Lo dengar bukan? Jadi, silakan pergi dari sini. Gue pecat lo"

"Mwoya!? Aku tidak melakukan kesalahan jadi kenapa aku dipecat!? Ini tidak adil bos!" Protes Rosie.

Bos Key tersenyum sinis "Gue manager disini jadi gue berhak untuk memecat orang orang yang gue inginkan! Lagian ini permintaan pacar gue jadi gue tidak mungkin menolak permintaanya"

"Apa salah aku hah!? Kenapa kamu jahat Joana-ssi!?" Marah Rosie.

Plakkk

Joana melayangkan tamparan dipipi Rosie "Jangan berani lo sama gue! Sekarang pergi dari sini! Dan awas saja kalau lo ngomong sama Kak Seulgi soal ini. Gue akan pastikan lo sama adek lo menderita!" Ancamnya.

Tangan Rosie terkepal. Dia berusaha mengawal emosinya. Jika saja dia tidak bisa mengawal emosinya, sudah dapat dipastikan kedua sosok didepannya itu akan menerima amukan darinya.

"Karma itu ada" ujar Rosie sebelum berganjak pergi dari sana.

Tanpa mereka sedari, ada sosok Joy yang bersembunyi dan merekam semuanya. Dia tidak bisa menghampiri Rosie dan membantunya karena dia harus merekam semuanya untuk diberikan kepada Seulgi.

Semoga dengan caranya ini, dia mampu membantu Rosie yang sudah dianggap seperti adeknya sendiri itu.




Tekan
   👇

Angel Without Wings✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang