I really Miss him,
But he die......
Is he?
-???
......
Suasana malam ini terasa sejuk, orang orang membakar api unggun untuk meyambut kedatangan keluarga baru, Enver berjalan didampingi Thomas disebelahnya. Mereka segera duduk, berkumpul dengan yang lainnya di pinggiran pantai, menikmati kebersamaan yang ada.
Sinar bulan menjadi sangat jelas, angin bertiup sejuk, membuat Enver sedikit merasa dingin.
"Kau kedinginan?" Thomas memberikan jaket coklat miliknya kepada Enver.
"Bagaimana denganmu? Kau juga kedinginan nanti." Enver melihat Thomas yang hanya memakai baju berlengan pendek berwarna biru. Sudah pasti pemuda itu akan kedinginan malam ini jika tidak memakai jaketnya.
"Aku tak apa. Lagipula ada api unggun disini." Thomas memang tidak apa apa. Dia sudah terbiasa dengan hawa yang dingin ini.
Atau.... itulah yang ingin dia yakinkan kepada Enver.
Tangan Thomas mendekat ke perapian, beberapa kali dia menggosok tangan nya agar tangan nya tidak membeku. Membuat Enver yakin kalau Thomas memang kuat dengan hawa dingin.
"Hei Enver." Seseorang datang dan memberikan segelas air hangat kepada Enver.
"Thank you frypan." Enver segera meminum gelas yang diberikan oleh frypan. Coklat hangat yang nikmat.
"Your name is Enver right?" Enver menoleh, mendapati seseorang perempuan berkulit gelap menanyakan namanya.
Jujur, perempuan ini terlihat akrab di ingatan Enver. Siapa dia? Sepertinya dia pernah melihatnya disuatu tempat. Perasaan apa ini? Kenapa Enver merasa dirinya seperti deja vu?
"My name is Harriet. And this is Sonya, and he is Aris." Harriet mengenalkan teman temannya satu persatu, yang kemudian membuat Enver menyadari sesuatu. Matanya membulat kagum.
"Apakah Kalian dulunya berada di groub b?" Enver menaikan sebelah alisnya.
"Dan Dia adalah satu satunya laki laki di groub mu bukan? Aris adalah orang terakhir yang dikirim ke dalam maze mu." Enver mengambil kesimpulan, membuat yang lainnya terkejut dan terdiam.
"How did you know?" Tanya Aris penasaran.
"Ah, tidak. Aku hanya pernah melihat data kalian sekali dulu."
"Data? Data apa?" Sonya menaikan alisnya sebelah.
Enver terdiam. Kini dia menyadari bahwa seharusnya Dirinya tidak mengatakan hal itu. Enver hanya takut, mereka akan membenci dirinya karena dulu dia berkerja untuk WIKED.
KAMU SEDANG MEMBACA
TMR - The girl who survive
Science Fiction[HIATUS UNTUK WAKTU YANG LAMA] Sudah beberapa tahun, semenjak kejadian terakhir kali di maze. Thomas dan yang lainnya berusaha untuk berjuang bertahan hidup. Thomas dan lainnya yang tersisa bergabung dalam sebuah perkumpulan yang biasa di sebut The...