Bab VIII 'Tragedi Di Kota Atharis'

555 63 95
                                    



























│‘Sugar Rush Ride’│

























Cklek.

Jisung baru saja keluar dari kamarnya. Dia sudah terlihat lebih segar dengan baju lain yang sudah di siapkan Iliya semalam. Jisung memang sengaja meminta Iliya menyiapkan baju untuknya semalam, karena ingin menghindari kegiatan mandi yang harus di layani oleh para pelayan wanita itu.

Tidak. Jisung tidak akan mengulangi momen yang membuat mentalnya seketika down hanya karena mandi. Jadi, dia memilih untuk mandi lebih awal dari biasanya. Meski dingin, setidaknya Jisung bisa menikmati waktu mandinya tanpa harus merasa mental breakdown.

“Baju-baju yang ada disini lumayan keren juga.”

Jisung melihat baju yang di pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung melihat baju yang di pakaiannya. Meski baju itu bergaya kuno, tapi dia cukup keren ketika mengenakannya. Si tupai tersenyum senang. Dia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum dia melangkahkan kaki untuk kembali berkeliling di istana.

Si tupai tidak memiliki tujuan hendak pergi kemana hari ini. Dia hanya akan berjalan menjelajahi istana. Berjalan-jalan di siang hari tidak akan membuatnya kembali tersesat. Yah setidaknya tidak separah saat malam hari.

“Itu bukannya Hyunjin?” Jisung menyipitkan matanya ketika melewati taman kecil yang berada di sisi lain istana tidak jauh dari kamarnya.

“Tumben dia duduk sendirian di situ. Biasanya ngintilin Minho mulu.” gumam Jisung.

Dan tiba-tiba ide jahil muncul di kepala Jisung. Si tupai tersenyum miring dan mulai berjalan menghampiri Hyunjin dengan mengendap-endap. Dia berusaha tidak menimbulkan suara agar Hyunjin tidak mengetahui keberadaannya.

Setelah sampai di dekat Hyunjin, Jisung mengangkat tangannya untuk mengejutkannya. Dia terlihat sangat semangat untuk mengjahili panglima Kerajaan Atharis itu.

“Mau sampai kapan anda mengendap-endap seperti itu, Tuan Yargis.”

Pergerakan Jisung seketika terhenti. Senyum senang di wajahnya langsung menghilang saat Hyunjin menyadari keberadaannya. Si tupai mendengus kesal dan berjalan sedikit memutar sebelum duduk di sisi bangku yang kosong.

“Enggak seru banget lo. Masa lo tau gue di belakang lo? Padahal gue udah pelan banget jalannya tadi.” protes Jisung dengan kesal.

“Aku bisa mencium aroma anda dengan baik, tuan. Bahkan suara langkah anda terdengar cukup jelas di telingaku.” ucap Hyunjin tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas di tangannya.

“Cih! Si paling panglima hebatnya Atharis.” cibir Jisung memutar malas matanya.

Hyunjin hanya tersenyum tipis dan tidak mengatakan apapun. Jisung melirik kearahnya. Dia penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh panglima hebat itu menggunakan kertas di tangannya.

Sugar Rush Ride || MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang