Happy reading ❤️
Starteu~~
-
-
-"oy Fort!!!"
Fort memutar matanya malas, hapal dengan kelakuan temannya itu.
"Biar ku tebak, kau belum mengerjakan tugas dari pak nam"
Noeul tersenyum lebar, "oh Fort...u know me man! Aku adalah orang sibuk. Have no time for that crap"
Fort memberinya tatapan jengah, "sibuk bermain game maksud mu"
Noeul lagi-lagi hanya tersenyum lebar.
Fort malas sebenarnya menanggapi teman sebangkunya itu, tapi kalau dibiarkan dia akan semakin menjadi. Jadi dengan terpaksa dia memberikan tugas yang sudah dia selesaikan sejak 3 hari yang lalu itu.
"Aww Fortt bagaimana aku bisa hidup tanpa mu"
"Mati mungkin" jawab Fort sarkas
Noeul cemberut, "hei! Jahat sekali"
"Makanya berhenti merepotkan ku dan cobalah untuk mengerjakan PR mu sendiri tuan Nuttarat"
Noeul Kembali cemberut, pasti ingin kembali protes tapi Fort lebih dulu memotongnya
"Berhenti bicara dan cepat salin tugasnya, sebentar lagi bel akan berbunyi"
Dan berhasil pria yang lebih pendek dari Fort itu pun menutup mulutnya dan mulai mengerjakan ah ralat, menyalin tugas Fort dengan serius.
Fort heran sebenarnya, teman sebangkunya itu sebenarnya pintar. Oh sangat pintar malah. Bahkan mungkin lebih pintar darinya. Tidak bukan mungkin, tapi memang lebih pintar daripada Fort.
Hei Fort bukannya tak punya alasan untuk berpikir seperti itu.
Noeul hanya berada 3 peringkat di bawahnya, dia bahkan tak belajar untuk itu. Sekali lagi tak.belajar.untuk.itu. Selama 3 tahun mereka berteman, Fort tak pernah melihatnya memegang buku pelajaran. Si malas ini selalu punya alasan untuk tidak belajar!
Sial! Disaat Fort harus mati-matian belajar dan mengikuti segala macam les untuk tetap terbaca radar di sekolah bangsat ini, si Nuttarat itu dengan mudahnya meraih peringkat yang tak jauh berbeda dengannya tanpa harus belajar keras.
Bayangkan jika si Nuttarat itu belajar! Banyangkan! Oh Fort yakin bahkan Einstein sekalipun akan sujud di bawah kakinya.
Bukan hanya itu, di antara semua murid pintar di sekolah ini Fort harus mengakui jika cara berpikir teman sebangkunya itu benar-benar luar biasa. Fort bahkan masih ingat bagaimana hebatnya debat antara si nomor satu dan si Nuttarat ini. Oh ho, itu adalah debat yang benar-benar keren! Padahal saat itu hanya tugas presentasi biasa.
CK! Memikirkannya saja Fort masih merinding hingga saat ini.
Intinya teman sebangkunya itu pintar, mungkin lebih tepatnya genius. Tapi ya begitu, dia itu malas. Fort tidak pernah bertemu orang semalas dia.
Sayang sekali otak pintarnya itu. Fort berdoa semoga di kehidupan berikutnya otak pintar Noeul akan terlahir dengan pemilik yang lebih bijak.
Amin.
-
-
-"Ayo kita main game nanti sore di tempat ku"
Itu Noeul yang berbicara.
"Tidak terimakasih, aku harus les"
Noeul nampak tidak suka, "oy Fortttt apa kau tidak lelah harus les setiap hari?! Kita itu masih muda, waktu kita itu masih sepanjang sungai Nil"
Fort menatapnya kesal, "kalau kau berani, katakan itu pada ibuku"
"Ehehehehe tidak terimakasih, ibumu menyeramkan" Noeul menciut ketika Fort membawa nama ibunya. Bisa dimengerti, bahkan Fort yang anak kandungnya saja takut pada ibunya sendiri.
"Kalau begitu beritahu aku rahasiamu saja, katakan padaku bagaimana kau bisa begitu baik dalam bermain game uh?"
Fort menaikkan alisnya, tersenyum miring pada Noeul, "itu namanya bakat sejak lahir Noeul. Itu tidak bisa di ajarkan pada orang lain. Apalagi orang seperti mu"
Kemudian Fort berlalu meninggalkan Noeul yang sedang melemparkan sumpah serapah padanya.
Tidak. Fort tidak sebaik itu dalam bermain game, hanya saja Noeul temannya itu memang begitu buruk dalam bermain game. Apalagi game bertemakan FPS, yah setidaknya Fort memiliki sesuatu untuk di banggakan di depan si genius pemalas itu.
Selain tinggi badannya tentu saja.
•
Hari ini Fort memiliki jadwal yang cukup padat. Dan karena itulah dia baru sampai di apartemennya jam 11 malam. Fort lelah sungguh, tapi dia adalah tipe yang tidak bisa tidur jika tubuhnya kelelahan.
Biasanya jika sudah seperti ini Fort akan menghabiskan malamnya dengan kembali belajar, atau jika dia muak belajar Fort akan bermain game, tapi malam ini dia malas untuk kedua hal itu.
Jadi Fort hanya membiarkan tubuhnya terlentang dia atas kasur, pikirannya berkelana jauh, mencoba mencari apa saja yang bisa dia kerjakan. Hingga akhirnya Fort teringat dengan payung biru yang tergeletak manis di atas meja belajarnya.
Fort masih belum mengembalikan barang si pria kasir itu.
Di tatapnya payung biru itu sejenak, kemudian menghela nafas.
Kapan lagi dia akan ingat untuk mengembalikan payung biru itu pada pemiliknya jika bukan sekarang.
Jadi Fort pun berdiri dari posisi terlentangnya, berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar membiarkan tubuhnya menyentuh air. Kemudian bersiap dengan hanya memakai celana pendek dan kaos lengan pendek. Tidak lupa jaket hitam miliknya.
Dan dengan itu, Fort meninggalkan apartemennya dengan sebuah payung biru ditangannya.
TBC.
Hope u guys like it.
Saran dah kritik nya yaaa
Votmennya juga boleh :)
Bye see u next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
under the light | FortPeat
FanfictionFort menemukan dirinya terpukau pada sosok yang sedang menari tepat dibawah lampu jalan malam itu. Dan Peat pikir waktu seakan berhenti ketika tepat di bawah lampu jalan malam itu sosok itu tersenyum dengan sangat bahagia. Untuk nama karakter, tempa...