cemilan

232 22 4
                                    

Happy reading ❤️

Starteu~~

-
-
-

I

tu adalah hari Sabtu. Fort seharusnya berisitirahat di apartemennya, yah setidaknya dia hanya akan les di pagi hingga siang. Setelahnya dia akan bebas hingga besok harinya.

Tapi disinilah Fort di kota kelahirannya di Pattaya, dikelilingi kerumunan manusia berpakaian mewah. Rata-rata dari mereka adalah kolega ibunya, sisanya hanya orang-orang yang berusaha mencari muka didepan ibunya.

Dan Fort harus terus tersenyum sepanjang acara demi menjaga nama baik ibunya. Kadang dia juga harus mengikuti ibunya kesana-kemari supaya ibunya bisa memperkenalkan dia kepada kolega ibunya yang lain.

Wajah Fort sakit karena harus terus tersenyum.

Acara itu berlangsung selama hampir 3 jam. Dan selama itu pula Fort harus mempertahankan senyumnya.

"Bagaimana sekolah mu Fort?"

"Baik Bu" Fort hanya menjawab seadanya.

Dan ibunya mengangguk.

"Fla apa perusahan cabang di Bangkok sudah mengirimkan laporan tahunannya?"

"Sudah Bu, cabang kita di Bangkok mengalami kenaikan sebesar 10% dari tahun lalu. Aku juga sudah mengecek langsung kesana untuk proyek baru kita tahun ini"

Yang paling tua hanya mengangguk, "sudah berjalan berapa persen prosesnya?"

"70% Bu"

Oh, yang bernama Fla itu adalah kakak perempuan Fort. Lebih tua 5 tahun darinya, sangat cerdas.

Dia kakak yang keren, sayang sekali Fort tidak begitu dekat dengannya. Atau mungkin tidak dekat sama sekali.

"Fort dengar baik-baik dan pahami saat kami bicara. Kau adalah penerus ibu satu-satunya"

Fort melirik sekilas pada kakak perempuannya. Tiba-tiba saja dia merasa tidak enak, tapi Fort juga tidak bisa membantah yang paling tua itu.

Jadi dia hanya mengangguk dan menjawab, "baik Bu"

"Setelah ini kau akan kembali ke Bangkok?" Tanya ibunya kemudian.

Fort mengangguk, "iya Bu, besok siang aku akan menghadiri acara seminar di sekolah"

Pada pukul 10 malam Fort sampai di Bangkok. Dia di antar oleh supir keluarganya.

Tapi Fort tak langsung masuk kedalam apartemen, dia justru berdiri di depan gedung berlantai 15 itu, menatap jengah pada benda mati didepannya. Fort malas masuk, jadi dia berbalik arah, berjalan menuju kemanapun kakinya melangkah.

Dan dia berakhir di depan minimarket ujung jalan.

Fort memiringkan kepalanya, bingung kenapa dirinya bisa berakhir disini.

Kira-kira kenapa kakinya membawanya kemari?

Dari dalam minimarket itu sosok Peat memberinya lambaian tangan disertai senyum khasnya.

Masa gara-gara dia. Batin Fort tidak yakin.

Tapi Fort hanya acuh pada pemikirannya, membalas senyum dan lambaian sosok didepan sana dengan hal yang sama.

Fort berjalan memasuki minimarket itu.

"Oyy nong Fort, aku hampir tidak mengenali mu dalam balutan kemeja begitu"

under the light | FortPeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang