Happy reading ❤️
Starteu~~
-
-
-Fort menatap bangku kosong disebelahnya, sudah 3 hari ini teman pendeknya si Nuttarat itu tidak turun. Ketika Fort bilang padanya akan berkunjung, si pendek itu malah melarangnya.
Sebenarnya bisa saja Fort tidak mengikuti inginnya si pendek itu dan menerobos masuk ke rumahnya seperti seorang perampok. Tapi tidak begitu hubungan pertemanan mereka. Fort dan Noeul itu meski terlihat dekat, mereka tau batasan masing-masing. Saat salah satu dari mereka bilang tidak, maka yang lain akan mengikuti. Meski kadang Noeul akan sedikit memaksanya, tapi itu masih dalam batas normal dimana Fort bisa menahan diri untuk tidak melempar wajah teman sebangkunya itu dengan apapun yang sedang dia pegang.
Tapi meskipun begitu, meski hubungan pertemanannya dengan si pendek Nuttarat itu terdengar palsu. Bagi Fort, Noeul adalah teman yang berharga. Dia adalah orang pertama yang mau berteman dengannya meski orang-orang menyebutnya sombong dan berhati dingin, dia juga orang pertama yang masih berteman dengannya bahkan setelah ibunya menghina dan menyuruh si Nuttarat itu untuk tidak berteman dengannya.
Bagi Fort, Noeul adalah teman yang sangat berharga. Dan dia berharap teman pendeknya itu mau lebih terbuka padanya.
Fort menghela nafas pelan, takut Pak Nok yang sedang mengajar malah jadi salah paham dengan helaan nafasnya. Fort ingin cepat sekolah berakhir, dia ingin siang cepat berakhir.
Inginnya malam cepat datang.
Ah malam ya, malam memang selalu menjadi waktu kesukaannya. Sudah lama sebenarnya bahwa Fort lebih suka malam ketimbang siang, bukannya benci pada siang. Hanya saja dia mempunyai lebih banyak waktu istirahat saat malam ketimbang siang.
Dan yang baru-baru ini, alasannya menyukai malam jadi bertambah! Malam membuatnya bisa bertemu Peat. Peat ku!
Peat ku...konyol sekali pikirannya itu, Peat tak pernah menjadi miliknya, dan mungkin tak akan pernah.
Pada kenyataannya, tak ada yang bisa dimiliki secara utuh didunia ini, apalagi kepemilikan akan seseorang. Bodoh namanya jika percaya bahwa kita dapat benar-benar memiliki seseorang. Oh ayolah, kematian akan menertawai mu jika kau percaya bahwa kau dapat memiliki seseorang!
Fort sangat tau itu, tapi bisa tidak si semesta memberinya restu? Bisa tidak jika dia dan Peat benar-benar bersama?
Astaga Fort jadi rindu, padahal baru 2 hari yang lalu mereka bertemu. Juga baru tadi pagi mereka bertukar ucapan selamat pagi via telepon. Jadi kenapa Fort masih saja rindu?!
Dia tidak suka perasaan ini! Perasaan dimana Fort ingin berlari menuju tempat Peat berada, perasaan dimana Fort ingin menggenggam tangan Peat dan membiarkan Peat membawanya kemanapun. Perasaan dimana Fort ingin selalu mendengar suara Peat kapanpun itu, Fort juga ingin selalu melihat senyum Peat. Ingin memeluknya saat Peat lelah. Fort ingin menjadi tempat Peat melepas penat. Apakah itu terlalu berlebihan?
Tanpa sadar Fort menutupi sebagian wajahnya dan tertawa kecil, menertawai keinginan konyolnya. Jatuh cinta benar-benar aneh ya, bisa-bisanya seorang Thitipong Sengngai jadi konyol begini, kemana image misterius yang dia miliki?!
Tapi hei! Siapa yang tidak akan seperti ini jika itu adalah Peat. Sosok dengan banyak pesona itu adalah lampu baginya.
Dan semesta tau betapa Fort mencinta pada cahayanya.
"Thitipong"
Fort tersentak kaget, dia tidak menyadari bahwa guru yang sebelumnya sibuk menjelaskan tentang masalah sejarah The Black Death itu telah berada tepat disamping mejanya.
"Kau sedang dalam suasana hati yang bagus ya akhir-akhir ini? Kau sampai lupa memperhatikan ku didepan" ucap Pak Nok sambil tersenyum ramah padanya.
"Maaf pak, aku tidak akan mengulanginya lagi lain kali"
Ughh Fort tidak suka ini, dia tidak suka menjadi pusat perhatian. Apalagi karena alasan konyol begini. Lalu saat Fort menatap pada seisi kelas, benar saja, teman sekelasnya yang lain memberi tatap padanya.
"Oh tidak-tidak, aku tidak marah. Lagipula aku yakin kau sudah tau diluar kepala materi hari ini. Aku hanya senang melihat mu tidak seperti mayat hidup lagi"
Fort menatap bingung pada guru sejarah sekaligus wali kelasnya itu. Mayat hidup?
Tapi Pak Nok hanya tersenyum ramah sebelum kembali melangkah menuju ke depan kelas dan meminta untuk seluruh siswa memperhatikannya. Berbeda dengan Pak Nok yang kini telah kembali menjelaskan materi hari ini, Fort malah di buat kebingungan. Apa maksudnya Fort tidak seperti mayat hidup lagi?
Apa maksudnya itu?!
Jangan bilang kalau Fort yang sedang jatuh cinta ini terlihat jelas?!! Kalau iya.... Fort ingin mengubur dirinya sendiri! Sialan! Fort malu!
-
-
-Peat melangkah dengan santai, terik matahari dan ramainya kota Bangkok siang itu sama sekali tak mengganggu baginya. Well, tetap menganggu sebenarnya tapi Peat (anehnya) bisa menahan diri untuk tidak mengumpat seperti biasanya. Mungkin karena suasana hatinya sedang bagus. Ternyata positive vibes itu benar adanya ya. Dan tentu saja Peat tidak mau merusak suasana hatinya yang sedang baik ini.
Jadi mari abaikan semua itu! Mari nikmati waktu baik ini sebelum semesta sialan ini memberinya masalah lain.
Dia sedang dalam perjalan menuju ke minimarket tempatnya bekerja. Ya hari ini memang jadwalnya shift siang.
Sambil meminum Thai tea yang memang sempat dia beli setelah menyelesaikan pekerjaannya di rumah makan Thailand tadi, Peat bersenandung kecil. Kakinya melangkah ringan mengikuti irama lagu yang keluar dari earphone yang terpasang di telinga kanannya.
Sesekali kepalanya akan memberi kenangan manis tentang betapa menggemaskannya seorang Fort Thitipong.
Ah Peat jadi rindu. Padahal baru dua hari yang lalu mereka bertemu, juga baru tadi pagi Peat mendengar ucapan selamat pagi lewat ponsel pintarnya. Tapi Peat masih saja rindu, ckckck cinta memang mengerikan ya.
Tapi tak apa, toh malam ini Peat bisa melihat Fort secara langsung. Peat bisa mendengar suaranya secara langsung. Ohhh Peat jadi makin rindu!
Pemuda 21 tahun itu berniat menyebrang jalan, tapi sebuah mobil Maserati Ghibli hitam telah lebih dulu menghalangi jalannya dengan berhenti tepat di depan Peat berdiri. Dan ketika jendela pintu mobil di bagian kursi penumpang terbuka, dapat ia lihat sosok perempuan paruh baya dengan setelan yang tak perlu seorang ahli untuk tau bahwa pakaian yang di pakai wanita paruh baya yang masih sangat cantik itu adalah pakaian mahal.
Wanita itu tersenyum ramah pada Peat. Anehnya meski dia tersenyum ramah, Peat dapat merasakan aura mendominasi yang kuat. Dan ya tuhan, Peat tidak tau dia bisa merasa sangat kecil hanya dengan ditatap ramah oleh seseorang.
"Halo nak Peat" sapa sosok itu pada Peat.
Dan untuk alasan yang tidak jelas, Peat memiliki firasat buruk.
Sekarang apalagi ini?!
TBC.
Note :
Hi hi hi!!! How's life going? Hope it's good tho :)
Oh and btw, sadar tak kalian klo mostly interaksi antar tokoh tu cuma Fortpeat sama FortNoeul? Klo Fortpeat jelas ya, kan tokoh utamanya. But FortNoeul???? Well aku ada rencana mau bikin ceritanya si Noeul, jadi entar pas Kisah Noeul keungkap kalian gak kaget aja kenapa Fort bisa 'gitu' ehehehehe nda mau terlalu spoiler. And once again, ini cuma RENCANA. Gak tau bisa kesampean apa enggak 😀
Hope u guys like it.
Saran dah kritik nya yaaa
Votmennya juga boleh :)
Bye see u next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
under the light | FortPeat
FanfictionFort menemukan dirinya terpukau pada sosok yang sedang menari tepat dibawah lampu jalan malam itu. Dan Peat pikir waktu seakan berhenti ketika tepat di bawah lampu jalan malam itu sosok itu tersenyum dengan sangat bahagia. Untuk nama karakter, tempa...