Happy reading ❤️
Starteu~~
-
-
-Hujan deras melanda sebagian kota Bangkok hari itu. Membuat pemandangan kota nampak suram, tapi tidak bagi seorang Fort. Dirinya justru menatap hujan dengan senyum tipis di ujung bibirnya, maniknya bahkan nampak berbinar.
"Kau terlihat senang sekali"
Fort hanya membalas ucapan Noeul itu dengan tatapan singkat.
"Sudah jadian dengan phi Peat?"
Fort menggeleng.
"Oh, terus hal apa yang bisa membuatmu sesenang ini hmm?"
Kali ini Fort menatap pada Noeul, "phi Peat juga menyukaiku"
Noeul nampak tak terkejut, dirinya justru mengangguk seolah paham.
"Kalau begitu kalian jadian kan?"
Fort lagi-lagi memberi teman pendeknya itu gelengan kepala.
"Aku dan phi Peat memutuskan untuk tetap seperti ini dulu. Kami tidak mau memaksa hubungan ini"
Noeul menatapnya dengan seksama, "kau yakin cukup dengan hanya seperti itu?"
Fort terdiam, maniknya memilih menatap buliran air di sepanjang kaca jendela.
"Ini cukup....
Dia kembali menatap pada Noeul.
...kau tau...hubungan kami akan sangat sulit nantinya. Aku dan phi Peat hanya ingin menikmati waktu ini sebisa mungkin. Karena itu ini cukup"
Kali itu Noeul kembali memberinya anggukan kepala.
"Ini pertama kalinya aku sangat menyukai seseorang, rasanya aneh" Fort berucap dengan nada jenaka yang di paksa.
Kali berikutnya, Noeul mengalihkan manik kelam miliknya pada buliran air hujan di kaca jendela.
"Yang namanya cinta memang aneh" ucap Noeul setelahnya.
"But it sounds sad" itu Noeul yang kembali bersuara.
"Apanya?"
"Kisah mu, it's like forbidden love"
Fort hanya diam. Mengetahui dengan jelas bahwa yang dikatakan teman pendeknya itu benar adanya.
Ya ini cinta terlarang.
Kemudian maniknya menatap kosong pada apapun yang ada didepannya. Berpikir jika semesta tak pernah adil, Fort tau itu, tak ada yang namanya keadilan di dunia ini. Jadi kenapa dia berharap?
Seharusnya Fort tau jika hubungannya dengan Peat seperti berjalan menuju jurang. Oh tunggu, Fort sudah tau itu, sejak awal dia tau kemana hubungan ini berjalan.
Jadi kenapa dia berharap?!
Fort mengeratkan kepalan tangannya di atas meja, dirinya ingin lari. Fort ingin membawa kakinya menuju dimana pun Peat berada. Ingin merasakan hangat tangan Peat ketika memeluknya.
Fort benar-benar ingin dirinya menjadi serakah. Sangat serakah hingga dia melupakan semua hal bodoh yang menahannya untuk membawa lari Peat, Peat-nya.
Phi Peat aku rindu.
Dan Fort tak pernah begitu menginginkan malam untuk cepat datang seperti saat ini.
"Hei! Ayolah jangan jadi sedih seperti itu. Ayo bersemangat, tidak ada yang tau masa depan sobat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
under the light | FortPeat
FanfictionFort menemukan dirinya terpukau pada sosok yang sedang menari tepat dibawah lampu jalan malam itu. Dan Peat pikir waktu seakan berhenti ketika tepat di bawah lampu jalan malam itu sosok itu tersenyum dengan sangat bahagia. Untuk nama karakter, tempa...