16 [ Approach ]

210 3 2
                                    

Hallo guys gimana kabarnya? Masih baca cerita ini? Makasihh yaa, kalau ada kesalahan tolong dikoreksi di kolom komentar biar nanti aku perbaiki lagi okey.




Happy Reading guysss

ᰔᩚᰔᩚᰔᩚ












⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅








Setelah kepergian raja dari rumah ara, brian tersenyum sinis sembari mengaduk bubur yang ia buat.

"Berani sekali dia menyebutkan gadis ku pacarnya" batin Brian dengan penuh kekesalan.

Namun saat tengah membuat kan sarapan untuk ara tiba-tiba saja Brian mendengar suatu benda jatuh dari arah ruang tamu, Brian pun segera berlari ke arah ruang tamu takut ada penyusup datang ke rumah kekasihnya.. maksudnya majikannya, namun sesampainya di ruang tamu Brian melihat ara yang terjatuh sembari memegang perutnya dan wajahnya yang menahan sesuatu, Brian pun segera menghampiri ara dan menggendong ara ala bridal style, lalu Brian pun meletakan ara di sopan empuk berwarna abu-abu.

"Sudah saya bilang jangan kemana² tetap diam dikamar" ucap Brian setelah meletakan ara di sopa, ara tidak menjawab ia sibuk memegang perutnya yang terasa sakit.

"Sakit? Saya panggil dokter ya tunggu disini" namun saat Brian akan pergi menelpon dokter tiba-tiba saja ara menahannya dan menggelengkan kepalanya disertai mata Berkaca-kaca, Brian bingung ada dengan ara.

"Ara boleh minta tolong?" ucap ara yang masih memegang tangan Brian.

Brian pun menyamakan tingginya dengan ara dan mengangguk.

"Tolong em... Itu beliin ara.. Pembalut" ucap ara diakhiri dengan pelan tetapi meski suara diakhirnya pelan Brian tetap bisa mendengar nya, Brian pun tersenyum dan kembali berdiri.

"Saya pergi dulu, kalo ada apa apa langsung telpon saya, inget Jangan kemana-mana" seteleh mengatakan itu Brian pun pergi dari perkarangan rumah ara untuk ke supermarket membeli apa yang tadi ara suruh, brian ke supermarket memakai mobil.

Sesampainya di supermarket brian pun memarkirkan mobilnya dan langsung keluar dari mobil menuju kedalam, saat ia sudah didalam tak banyak yang menatap dengan tatapan kagum, bagimanapun juga brian mempunyai tubuh yang tinggi kekar dan seksi, jadi sudah hal yang biasa untuk brian jika seorang wanita menatap nya seperti itu.

Brian tak banyak pikirkan apa yang akan terjadi jika seorang pria memasuki ares kewanitaan yang dimana memang ada berbagai kebutuhan wanita di supermarket tersebut.

"Yang mana? Apakah saya harus membeli semuanya" gumam brian sembari melihat² merk - merk tersebut.

"Ini ada sayapnya.. Nanti yang ada ara bisa terbang" gumam brian kembali sembari menggaruk-garuk lehernya yang sama sekali tidak gatal.

"Arghh bodo" brian mengacak-acak rambutnya sembari mengambil semua merk pembalut kedalam keranjangnya.
Brian pun berjalan ke arah kasir yang dimana kasir tersebut sedang kosong.

"S-sungguh A-anda ingin membeli semua ini?" ucap kasir tersebut sembari menatap Brian dengan tatapan tak percaya.
Brian tak banyak bicara dia pun melemparkan kartu berwarna hitamnya ke kasir tersebut, lagi dan lagi kasir tersebut terkejut dengan benda yang berada didepannya ini.

"Cepat" hanya satu kata kasir tersbeut langsung bekerja.

"Semuanya j-jadi 240.000" ucap kasir tersebut sembari memberikan belanjaan Brian dengan tangan sedikit gemetar, tak lupa benda pipih berwarna hitam.

You 're Mine Babe  Only mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang