Bab 4

8 0 0
                                    

Jangan lupakan bahwa kita hanyalah segenggam tanah yang Allah beri nyawa, sesungguhnya bersama Allah itulah kekuatan


Masing-masing dari mereka sibuk mempersiapkan peralatan untuk bertempur. Seragam loreng terpasang gagah pada tubuh tegap mereka. Kali ini mereka akan melawan para penjahat yang mencoba melakukan penyelundupan senjata diperbatasan, bukan sekali saja anggota militer dan kepolisian mencari komplotan ini bahkan kasus ini sudah menjadi yang kesekian kalinya. Haja saja mereka selalu berhasil sembunyi yang bahkan tempatnya tidak dapat dijangkau oleh anggota militer. Banyak plan yang sudah mereka atur kali ini tidak jauh berbahaya dari tempur sebelumnya, menggunakan senjata tajam sudah tidak terelakkan oleh sebab itu orang yang terlatih sajalah yang diikut sertakan. Sudah pasti pertumpahan darah akan tetap ada. Jadi makin sayang sama abdi negara wkwk

Disaat yang lain sedang sibuk mempersiapkan peralatan tempurnya, Haidar malah memandang kosong tangannya yang terbalut sarung tangan ala tentara. Sejak semalam ada yang mengganggu pikirannya, ia bahkan tidak mampu mengalihkan pikirannya. Ada gejolak aneh dalam dirinya.

"Wolf" tegur Keano yang juga akan turut serta dalam pertempuran

Teguran itu membuyarkan pikiran Haidar, Haidar mengangkat alisnya tanda bertanya

"30 minutes again" ujar keano mengingatkan. Sebentar lagi merekan akan segera turun lapangan namun Haidar malah asik dengan dunia sendiri

Haidar menganggukkan kepalanya dan pergi untuk segera bersiap. Keano hanya menggelengkan kepalanya sudah tidak heran lagi sudah menjadi hal biasa baginya. 

****

"LEBIH BAIK PULANG NAMA DARI PADA KALAH DIMEDAN LAGA" suara seluruh anggota terdengar bergema di area lapangan setelah Haidar memberikan arahannya.

Seluruh anggota militer yang bertugas mulai memasuki kendaraan yang telah disiapkan. Air mata perlahan mulai membasahi pipi, esakan tangisan mulai terdengar mengiringi langkah kepergian para pejuang negara. Baik dari keluarga maupun para istri harus merelakan kepergian dari orang yang mereka cintai bahkan untuk kepulangannya saja mereka tidak dapat memastikan. Mereka tidak dapat menjamin keselamatan orang yang dicintai hanya doa saja yang mampu menyertai.

Sedangkan untuk orang yang meninggalkan, ada setitik langkah yang berat. Mereka saja tidak dapat menjamin pasti kepulangan dan keselamatannya sendiri. Tapi ini sudah tugas yang harus siap mereka jalani, sudah menjadi resiko atas apa yang mereka pilih. Mereka hanya mampu berdoa semoga Allah selalu melindungi langkah mereka agar dapat pulang untuk kembali berkumpul.

Perlahan-lahan kendaraan yang mereka tumpangi mulai bergerak. Lambaian tangan sudah mulai terlihat, tidak ada yang mampu menahan tangisan saat harus merelakan orang yang mereka cintai pergi. Hanya senyuman kecil guna menenangkan tiada pelukan hangat untuk sementara waktu.

Kendaraan yang mereka tumpangi semakin berjalan jauh, bayangannya semakin kabur. Namun tiada doa yang terputus diantaranya.

Dibawah bumi yang kini terlihat sendu, menjadi saksi atas kepergianmu menjalankan kewajibanmu. Kepada sang maha pencipta kutitipkan atas penjagaanmu dan teruntukmu yang kucinta, ku titipkan salam rindu. Ingatlah untuk kembali pulang ada aku yang senantiasa menunggu. Selamat berjuang prajurit hebat. Sampai bertemu dipertarungan doa.. 

Huuaaa mewek

****

"Doktel santik malah?" mata cantik itu menatap lucu makhluk dihadapannya

"Dokter cantik marah kalau Cila gak mau minum obat yang dokter cantik kasih" bujuk seorang yang bergelar dokter cantik itu. Dari tadi senyumnya tidak lepas dari bibirnya

WOLF Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang