"Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha". Al-Furqan: 47
Suara high heels bergema mengalihkan perhatian seorang pria yang sedang berdiri tepat dibagian depan pintu masuk sebuah cafe.
"Selamat malam bu" ia menundukkan sedikit kepalanya
"Malam, bagaimana apa sudah dipersiapkan?" tanya Farhana
"Sudah bu kita hanya menunggu kedatangan beliau"
"Baik terimakasih" Farhana mengedarkan pandangannya, suasana cafe pada malam hari terbilang cukup ramai. Ada perasaan tidak enak sebenarnyya dimana ia harus bertemu dengan seorang pemilik Alfa Corp perusahaan yang terbilang cukup ternama bahkan cabang dari perusahaan Alfa Corp sudah sampai luar negri. Syukurnya pemilik Alfa Corf bersedia menemuinya diluar batas jam kerja, semoga Allah selalu melindungi orang-orang baik.
"Sebelah sini bu" arahan dari Richard mengalihkan pengelihatan Farhana, setelah itu Farhana mengikuti arahan Richard yang berada didepannya. Karena ia tahu bahwa wanita tidak diperkenankan untuk berjalan didepan laki-laki terlebih laki-laki itu bukanlah mahramnya.
Farhana duduk pada salah satu bangku yang diarahkan oleh Richard manakala Richard duduk menjauh dari Farhana. Richard sangat paham bahwa Farhana sangat menjaga batasan.
Farhana menghela nafas resah, setelah hampir setengah jam Farhana menunggu kedatangan pemilik Alfa Corp namun tidak ada tanda-tanda kedatangannya. Farhana melirik kearah Richard, terlihat sekali wajah lelahnya. Bagaimana tidak hampir semua urusan perusahaan ayahnya ditanggung oleh Richard. Ia sangat mahir dalam mengurus perusahaan tanpa ada kurang atau salah, ternyata Farhana tidak salah dalam menyerahkan tanggung jawab sebagai tangan kanannya.
Richard pula tidak pernah menuntut atau mengeluh atas itu, bahkan ia merasa apa yang telah ia lakukan tidak cukup membalas kebaikan yang telah ayah Farhana lakukan untuknya dan untuk keluarganya.
Richard yang sadar akan tatapan Farhana segera ia menghampirinya.
"Richard bagaimana sudah ada kabar dari beliau"
"Maaf belum ada bu" jawab Richard merasa bersalah. Ia yang mengatur semuanya, untuk mendapatkan waktu luang Farhana sangatlah sulit bahkan bisa saja Farhana melakukan operasi pada malam hari ditambah lagi dengan penugasan Farhana diluar rumah sakit. Ia sangat paham mengapa Farhana sulit untuk mengunjungi perusahaan ayahnya bahkan Farhana sampai memberinya kepercayaan sebagai kaki tangan Farhana dalam mengelola perusahaan.
Selain karena prestasi yang dimiliki Richard juga merupakan orang kepercayaan ayah farhana semasa ia hidup.
"Kita tunggu 15 menit saja lagi jika tidak ada, tidak apa-apa kita atur ulang saja pertemuannya" Farhana tersenyum menenangkan
"Baik bu" setelah itu Richard kembali pada bangkunya semula
****
Laki-laki serba berpakain hitam itu terlihat berjalan cepat seperti orang yang sedang terburu-buru matanya sedari tadi fokus mengawasi keadaan sekitar suasana yang tidak terlalu ramai namun seperti sangat ia waspadai.
Ia menarik nafas lega ketika berhasil sampai pada tujuannya, bau obat-obatan menyeruak diindra penciumannya, seketika matanya terpaku pada sosok wanita yang terbaring kaku diatas ranjang rumah sakit dengan beberapa alat medis yang melekat ditubuhnya.
****
Lima belas menit telah berlalu, namun masih tidak ada tanda-tanda kedatangan dari pemilik Alfa Corp. Richard menghampiri bangku Farhana, Farhana yang sadarpun mengalihkan pandangan dari telpon genggamnya. Richard menggelengkan kepalanya Farhana yang pahampun mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOLF Perfect Husband
De TodoHaidar Zayden Alfariq laki-laki berseragam loreng dengan baret merahnya adalah seorang perwira yang ditakuti karena ketegasannya dan tatapan mata coklatnya yang tajam. Ia tidak pernah menampakkan wajah aslinya bahkan identitasnya pun tidak banyak ya...