Bab 7

9 0 0
                                    

Bahkan orang yang paling menyakitimu paling dalam adalah orang yang sangat kamu cintai, Berharap apa kamu kepada manusia?


Suasana sepi ini menambah keramaian dalam pikiran Farhana, sedari tadi bibir mungilnya tidak berhenti melafazkan dzikir dan sholawat. Dalam keadaan seperti apapun kita harus tetap mengingat Allah karena hanya dengan meningat Allah pikiran dan hati akan merasa tenang.

Bunyi air mendidih menyadarkan Farhana dari kebisingan pikirannya, ia segera memasukkan beberapa bungkus mie instan kedalamnya. Tidak lupa juga ia memasukkan beberapa jenis sayuran kedalamnya, makan sayur biar bisa eek.

"Doorr" suara Nailah mengejutkan Farhana yang sedang fokus memasak hingga Nailah mengucap salampun Farhana tidak mendengarnya

"Nai ih kaget tau" Farhana memasamkan wajahnya

"Ibu dokter masak apa sih fokus banget sampai orang ngucap salampun gak dijawab" usik Nailah

"Waalaikumsalam Nai, maafin Hana Hana lagi fokus ngitung kalori dalam satu mangkuk mie" alibi Farhana

"Sudah dapat hasilnya?"

"Mmm perkiraan dua ratus lebih kalori dalam satu kali rebusan mie" jawab farhana sambil berpikir

"Jika dalam satu mangkuk terdapat lima puluh helaian mie, berapa kalori dalam satu helai mie" Tanya Nailah

"Ya tinggal bagi saja, mungkin sekitar" Farhana menghitung menggunakan jarinya, Nailah yang melihat itu sudah menahan tawanya. Farhana jika sedang banyak pikiran maka otaknya kurang berfungsi akibat overheat.

"Nailah" Farhana merengek setelah tersadar bahwa ia sedang dijahili oleh sahabatnya

"Hahahaha" terdengar tawa halus Nailah

"Hana jangan terlalu dipikirkan, banyak-banyak berdoa kepada Allah semoga saja Allah mengampuni dosa-dosanya dan membuka pintu hidayah untuknya" Nailah memegang tangan Farhana ia mengerti apa yang dialami oleh Farhana saat ini, ia telah mendengar semua cerita Farhana mungkin itulah yang sedang mengganggu pikiran sahabatnya. Ia pun terkejut belum usai masalah yang dihadapi Farhana kini bertambah lagi. Ya Allah kuatlah hati dan bahu sahabat hamba doa Nailah dalam hati.

"Hana rasa gagal menjadi seorang kaka dan seorang anak Hana gagal bimbing adik Hana sendiri" esakkan Farhana mulai terdengar

"Tidak baik menyalahkan atas apa yang telah Allah takdirkan, Hana harus ingat bahwa Allah adalah pemegang hati setiap para hambanya. Ia bisa saja membolak balikan hati seseorang itulah sebabnya kita harus senantiasa berdoa agar kita selalu berada dijalan Allah. Berdoa dan memintalah hanya kepadanya" Nailah membawa Farhana kepelukannya ia mengelus bahu sahabatnya guna meringankan bebannya. Nailah memberi Farhana ruang untuk meluahkan tangisnya

"Semoga ayah diatas sana tidak kecewa sama Hana"

"Bisa aja ayah Hana bangga sama Hana karena Hana bisa bertahan sampai tahap ini, tidak ada yang bisa melawan takdir dan kehendak Allah kecuali kita membujuk melalui doa. Hamasah Hana" Nailah menasehati Farhana, saat ini yang dibutuhkan Farhana adalah tempat untuknya bersandar dan menjadi pendengar sekaliguus penasehatnya. Sebagai sahabat Nailah harus senantiasa berada disamping sahabatnya untuk menguatkan.

"Cup cup sayangnya Nai, ngomong-ngomong mie Hana udah mengembang kira-kira bertambah berapa kalorinya"

"Oh iya kan Naii mie Hana iihh" Farhana menyeka air matanya sambil memuncungkan bibirnya, Nailah yang melihat itu semakin keras mentertawakannya

****

Mata hitam pekat seperti arang memperhatikan miniatur dihadapannya. Hanya raganya yang berada disitu, tetapi pikirannya sedang hanyut dalam lamunan. Terdengar keluhan kecil dibibir milik pria itu. Kepalanya digerakkan kekiri dan kekanan guna meregangkan uratnya yang terasa tegang. Dasi terpasang rapi dikerah bajunya dikendurkan, kancing kemeja dipergelangan tangan dibuka lalu digulung hingga kesiku. Memperlihatkan tangannya yang kekar ditumbuhi dengan urat-urat hijau pada kulitnya yang berwarna kuning langsat. Raut wajah yang dingin selalu menghiasi wajah tampan itu sepanjang masa.

WOLF Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang