#29

0 0 0
                                    

TRANSFUSI DARAH




Singa di hadapanku mulai mengeluarkan api keemasan di ujung bulu-bulunya yang berwarna, api keemasan di tubuhnya perlahan-lahan membesar hingga Singa itu merenggangkan kakinya, lalu meloncat dan menerkam manusia vampir itu.

"Aagh!" Manusia vampir itu menjerit ketika setengah badannya terkoyak singa itu. Tubuh manusia vampir itu perlahan-lahan meluruh menjadi pasir hitam sebelum hilang tertelan angin.

Vampir-vampir yang kehilangan pimpinannya melesat ke arah singa itu, namun Singa itu mengaum dan meledakkan api keemasan yang begitu panas hingga vampir-vampir itu terbakar dan terpental.

"IYYAAKKHH!" Vampir-vampir itu menjerit sebelum habis terbakar hingga menjadi abu hitam yang lenyap tertelan angin malam.

Singa itu mengaum dan memamerkan keperkasaannya untuk beberapa saat. Begitu Singa itu kembali diam, api keemasan yang menyelimuti singa itu mengecil, api itu terus mengecil hingga padam. Lalu cakar-cakar panjang dan tajam di kakinya memendek secara ajaib, begitu pula dengan taringnya yang runcing.

Aku menatap Shally yang mulai merangkak bangkit. "Nando!"

Aku ingin bangkit juga, namun tubuhku yang telah kuyub dengan darah terlalu kaku untuk digerakkan. Semakin kuingin bergerak, seluruh tubuhku semakin terasa nyeri. Kepalaku rasanya seperti akan pecah, dan selanjutnya aku tak sadarkan diri.

-o0o-

Aku masih hidup. Tapi dimana aku? Mataku tak bisa melihat apa-apa. Semuanya terlihat gelap. Namun telingaku masih dapat mendengar suara Shally yang tengah berbicara entah dengan siapa dk dalam kegelapan.

“Bagaimana Dokter—apa dia masih bisa diselamatkan?”

“Dia hanya kekurangan darah,” suara seorang lelaki yang menjawab pertanyaan Shally. “Tapi aneh, tidak ada luka di tubuhnya.”

Apa yang tengah mereka bicarakan?

“Apa kita bisa langsung melakukan transfusi darah?” Shally bicara lagi.

“Kami sedang tidak memiliki stok untuk golongan darah B,” suara lelaki yang sama.

Darah B? Itu adalah golongan darahku. Dan itu membuatku menduga, bahwa mereka memang sedang membicarakanku. Tapi aku sama sekali tidak bisa menggerakkan diri, aku seperti tengah mendengar dari balik kegelapan.

“Apa nyawanya bisa tertolong sampai stok darah itu ada?” tanya Shally lagi.

“Korban kecelakaan yang tidak bisa diselamatkan itu juga memiliki golongan darah B, Dok,” kata lelaki yang lain.

“Tapi kita tidak bisa melakukan transfusi sebelum keluarganya memberikan persetujuan,” kata lelaki yang sebelumnya.

Itulah percakapan terakhir yang kudengar di alam bawah sadarku. Selanjutnya aku tidak bisa mendengarkan apa-apa lagi.

-o0o-

Suatu gelombang membuatku terbangun, membuka mata di ruang rawat. Namun tubuhku rasanya seperti terbakar dari dalam. Terasa sangat menyakitkan.

“Aaakkhh!” aku hanya bisa menjerit menahan sakit.

“Nando!” Shally berteriak tidak jauh dariku.

“Aakkh!” aku terus menjerit. “Panas!” Rasanya seperti ada neraka yang mengalir di dalam tubuhku dan membakar seisi dadaku.

Aku yang tidak tahan lagi keluar dari ruang rawat dengan kaki yang sedikit bergetar. Lalu berlari menelusuri koridor Rumah Sakit tanpa melihat situasi di sekelilingku. Sungguh ini benar-benar menyakitkan, tidak ada rasa sakit yang lebih menyakitkan daripada ini.

Aku terus melesat tanpa berpikir. Di otakku hanya bagaimana aku harus bebas dari rasa sakit yang menyiksa ini. Entah seberapa jauh aku berlari, entah seberapa kuat aku melesat, aku tidak tahu. Yang kutahu hanya sedang mencoba mengurangi sakit yang meremas dan merobek seisi dadaku. Aku terus melesat tanpa arah. Mataku masih melihat berbagai macam kendaraan yang hampir menabrakku.

"TIIIT!"

Aku tidak tahu seberapa banyak kendaraan yang kutabrak hingga aku memasuki hutan, lalu menabrak dan menumbangkan begitu banyak pohon tanpa kusadari. Sakit ini benar-benar membuatku tidak dapat mengendalikan diri. Aku tidak tahu di mana aku saat ini, aku hanya tahu panas yang meledak di dalam tubuhku. Yang membuatku merasa sangat menderita. Aku terus menahan sakit hingga mataku tertutup dengan sendirinya.

"Sakit!" Aku sudah tidak tahan lagi! Ini benar-benar menyiksaku! Sakit itu perlahan hilang, namun aku benar-benar sudah tidak sadar lagi. Aku tidak merasakan apa-apa. Bahkan nafasku sendiri sudah tidak dapat kurasakan lagi.

"Apa jantungku masih berdetak? Kurasa tidak! Barangkali aku sudah mati!"

FREEZE

The Destinable of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang