#30

0 0 0
                                    

TERBANGUN DARI PINGSAN


Aku bermimpi beberapa kali, dan mimpiku selalu aneh. Berjalan di alam yang tak pernah kulihat, berbicara dengan makhluk yang tak pernah kubayangkan, dan melakukan kejadian-kejadian yang aneh-aneh juga. Salah satunya bertarung melawan manusia setengah ular yang sangat besar. Tubuhku terlilit hingga aku terjepit dan menjerit, tapi aku berhasil mengeluarkan tanganku dan mencekik leher manusia setengah ular itu hingga makhluk itu memudar menjadi cahaya hitam, lalu lenyap dalam kegelapan. Itu hanya salah satu mimpi burukku saja, dan masih banyak lagi mimpi-mimpi aneh lainnya.

Sepertinya aku telah terbangun beberapa kali, namun apa yang dapat disaksikan mataku ketika sadar juga tak dapat kupercaya. Dua makhluk setengah hewan merawatku di ruangan yang asing. Salah satunya manusia kekar berkepala srigala dan berekor singa, ia memegang baskom berwarna emas menyala dengan satu tangan. Dan satunya lagi manusia berkaki elang. Makhluk itu melumuri tubuhku dengan cairan berwarna hijau muda. Di saat cairan itu telah melumuri semua bagian tubuhku, tubuhku menyala dan aku kembali pingsan.

Ketika mataku terbuka untuk kedua kalinya, lelaki yang mengaku ayahku bertanya, “Apa tubuhmu masih terasa sakit, nak?”

“Saya merasa lebih baik,” jawabku, lalu mencoba bangkit dan kurasakan dadaku panas “aakh!” Dan aku kembali pingsan untuk yang ke sekian kalinya.

-o0o-

Ketika telah benar-benar siuman, aku telah terbiasa dengan ruangan asing yang kutempati. Ranjangku yang berukir terbuat dari perak, kasur yang menopang bobot tubuhku saat ini lebih empuk dari kasur di rumahku. Sementara dinding kamarnya bercorak segala macam bentuk manusia setengah hewan. Sedangkan lantainya seperti terbuat dari kristal yang berkarpet kabut. Aku cukup menikmati pemandangan itu, namun di dalam tubuhku rasanya telah dipenuhi oleh sengatan lebah.

Di atas meja di sebelah ranjang terdapat minuman dalam gelas setinggi setengah hasta. Minuman itu terlihat menyejukkan seperti es sari jeruk yang dingin dan menyegarkan. Kebetulan sekali tenggorokanku rasanya sudah kering, betapa nikmatnya minuman itu kelihatannya. Aku mencoba menggapai minuman itu, namun tanganku begitu lemah sehingga gelas itu terlepas dari genggamanku. Akan tetapi, ada yang aneh dengan gelas itu. Gelas itu tidak langsung jatuh ke lantai, melainkan jatuh dengan perlahan-lahan dan setengah melayang seperti kekurangan gravitasi.

“Hati-hati,” seorang pemuda berbadan kekar seusiaku meraih gelas yang hampir menyentuh lantai itu.

Ini yang pertama kalinya aku melihat pemuda itu, namun wajahnya tidak terlalu asing. Hidungnya mancung sepertiku, sorot matanya tajam, berwajah oriental dan berjubah sama seperti lelaki yang mengaku ayahku.

“Jangan terkejut jika kita mirip,” katanya. “Iyah... walau tidak sama persis.”

“Siapa kau?” hanya pertanyaan itu yang dapat kukeluarkan.

Pemuda itu beringsut kikuk, “Aku Nero, kakakmu.”

Sebelumnya Ayah, dan sekarang kakak. Kalau saja dadaku tidak terasa nyeri, maka aku tidak akan percaya ini semua nyata. Aku lebih senang mempercayai ini hanya mimpi anehku yang selanjutnya.

“Bagaimana aku—” kataku mencoba bangkit, namun tiba-tiba saja penglihatanku goyang.

“Jangan memaksakan diri,” kata pemuda itu. “Ini.” Dia membantuku memegang gelas dan mengarahkannya ke mulutku. Lalu aku meneguknya.

Saat ini mungkin aku telah menerima jika aku memiliki orangtua berbeda dan kakak di alam yang berbeda. Walaupun masih kuanggap sebagai kejanggalan.

“Enak?” tanyanya.

Aku mengangguk. “Seperti apa rasanya?" Dia tersenyum penuh damba.

Aku tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasanya seperti apa, aku baru pertama kali meminumnya. Dan rasanya berbeda dari jus-jus yang pernah kuminum di alamku yang sebelumnya, ini jauh lebih enak dan sangat menyegarkan.

“Itu minuman yang telah dilarutkan cairan bluesel untuk mengobatimu,” kata pemuda itu. “Sebelumnya Ayah telah menyuntikkan cairan itu ke dalam tubuhmu ketika kau pingsan.”

“Apa itu?” aku begitu penasaran.

“Itu tekhnologi terbaru dari hasil riset di laboratorium utama alam Tumaya selama puluhan tahun,” jawabnya.

Aku hampir tak percaya, jika di tempat aneh seperti ini memiliki laboratorium.

Dia menghela napas. “Sekarang bagaimana perasaanmu?”

“Aku merasa lebih kuat dari sebelumnya.”

Tubuhku memang terasa segar setelah meminum minuman itu, semua sakitku rasanya telah hilang. Rasanya sekarang aku memiliki tenaga seratus ekor kuda.

“Itu adalah penemuan terbaik selama ratusan tahun di alam Tumaya,” pemuda itu mulai menuturkan. “Cairan itu adalah hasil olahan dari seratus bentuk sari bunga berwarna biru, juga beberapa bahan olahan dari sel binatang berdarah biru yang hanya bisa ditemukan di alam Tumaya...”

Itu memang terdengar seperti omong kosong, tapi entah kenapa aku mempercayainya dengan mudah. Bahkan aku mendengarkannya dengan baik tanpa ragu.

“Cairan itu bisa menyembuhkan segala macam penyakit, bisa menghilangkan nyeri, dan membelah sel tubuh lalu membentuknya menjadi sel baru yang lebih baik.”

“Apa itu bisa digunakan di dunia nyata?” tanyaku.

“Maksudmu dunia nyata seperti apa?” matanya berkedut, seolah pertanyaanku benar-benar konyol.

“Kedua orangtuaku diserang vampir...”

“Ooh...” pemuda itu memotong ucapanku, “Tingkat kekebalan tubuh manusia biasa terbatas, dan sel tubuh mereka tidak akan mampu menampung kekuatan yang cukup besar dari cairan itu.”

“Itu seperti apa?”

“Sel-sel tubuh mereka bisa meledak.” Terdengar mengerikan, dan aku memutuskan untuk berhenti bertanya.

“Ayo,” katanya. “Ayah telah menunggumu.”

 

FREEZE

The Destinable of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang