...
Dalam seumur hidup Abyasa tidak pernah merasa segrogi ini. Dari kecil orang tua dan kakeknya mengajarkan dia untuk menjadi laki-laki yang pemberani. Kata kakek, di punggungnya Abyasa membawa nama Bagaskoro, jadi dia tidak perlu takut saat menghadapi siapapun. Benar, berkat nama itu Abyasa tumbuh dengan percaya diri dan tidak kenal takut. Tanpa perlu melakukan banyak hal, dia mendapat kehormatan, kekaguman, dan rasa segan dari banyak orang.
Namun, hari ini untuk pertama kalinya Abyasa merasa nama Bagaskoro tidak berguna baginya dan menyulitkan niatnya. Nama keluarga itu membuatnya merasa takut saat ini. Saat dia datang ke depan orang tua wanita yang dia cintai. Umumnya banyak yang bilang bahwa dengan nama Bagaskoro akan mudah bagi Abyasa untuk mengambil banyak hati. Namun naas takdir ternyata ingin membuatnya kesulitan.
Abyasa takut menghadap orang tua Adzana karna nama Bagaskoro yang dia bawa. Abyasa takut di benci, Abyasa takut di kutuk dan di tolak.
Abyasa mendongak saat Adzana keluar dari dalam rumah membawa nampan berisi dua gelas teh hangat dan menaruhnya di atas meja tempat kini dirinya duduk berhadapan dengan Arya Diratmaja atau ayah dari Adzana. Gadis itu masih berdiri disana setelah menaruh gelas teh dan tersenyum manis pada Abyasa. lelaki itu tersenyum balik lalu saat matanya kembali tertuju pada ayah Adzana yang menatapnya datar senyuman di wajah Abyasa luntur dan berubah canggung lagi.
"Aku duduk disini, ya?" Tanya gadis itu hendak mengambil satu bangku lagi namun teguran dari sang ayah menghentikan langkahnya.
"Masuk ke dalam saja." Ucap Ayah yang langsung membuat Adzana cemberut padanya. Gadis itu melirik Abyasa dengan wajah khawatir hingga sang ayah kembali menegurnya. "Kamu gak denger, kak?" ulangnya.
Dengan helaan nafas kasar gadis itu masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan pacarnya berdua dengan sang ayah.
"Sejak kapan kamu ada di Jogja?" Ayah membuka pembicaraan.
"Sudah satu bulan lebih, Yah." Saut Abyasa sopan.
"Setelah sekian lama, baru kamu cari lagi putri saya? kenapa? perempuan pilihan kakekmu tidak ada yang secantik putri saya?" tanya Arya dengan kalimat seperti candaan namun nadanya serius. Abyasa jadi bingung harus bereaksi seperti apa.
Abyasa menggeleng. "Saya bertemu kembali dengan Adzana dalam sebuah project kerja. Kebetulan perusahaan saya bekerja sama dengan perusahaan tempat Adzana bekerja." Ucapnya jujur.
Ayah tertawa. "Sempit sekali dunia, ya." ucapnya seperti menyindir. "Saya tahu, mudah bagi seseorang seperti keluargamu menemukan keberadaan seseorang, mudah juga untuk menghilangkan jejak orang-orang tertentu hingga kesannya mereka hilang dari bumi. Jika memang masih cinta kenapa baru muncul sekarang dengan alasan takdir padahal kamu bisa mencarinya sejak lama?" tanya Ayah.
Abyasa menggeleng. "Saya gak bisa. Anak ayah sendiri yang gak ngizinin saya mencarinya dan saya terlalu lemah saat itu untuk mempertahankan hubungan kami."
Ayah terkekeh. "Lalu apa sekarang kamu sudah mampu melindungi hubungan kalian jika saya mengizinkan kalian hidup bersama?"
Abyasa mengangguk.
"Apa? apa yang kamu punya saat ini sehingga bisa saya percayakan putri saya bersama kamu tanpa perlu takut dia disakiti lagi?" Tanya ayah.
Abyasa terdiam. "Saya gak punya apa-apa. Saya gak bisa bilang saya bakal ngelindungi Adzana dengan materi yang saya punya. Itu terlalu sombong. Saya hanya percaya bahwa gadis itu hanya bahagia jika dia bersama saya dan begitupun saya. Jadi kedatangan saya kesini untuk mewujudkan kebahagiaan itu."
Ayah diam menatapnya dengan wajah datar.
Abyasa memberanikan diri menatap mata Arya. Lelaki itu tulus dan tegas saat berkata. "Saya tahu, saya berasal dari keluarga yang menghancurkan hidup kalian. Saya tahu terlalu jahat untuk membawa Adzana hidup dengan keluarga saya. Tapi kami saling cinta, dan kami berjanji untuk menjaga satu sama lain dalam situasi apapun. Jadi tolong, Yah, izinkan kami bahagia."

YOU ARE READING
Falling First [TAMAT]
ChickLitKamu pasti punya cinta pertama. Masih ingat apa alasan kamu jatuh cinta untuk pertama kali? Masih suka bertemu dengan cinta pertamamu? Atau kamu sudah gak tahu kabarnya, bahkan mungkin sudah lupa gimana wajah cinta pertamamu? Itulah yang dialami ole...