Di dalam gedung bernuansa putih, akad itu di selenggarakan pagi ini. Dengan di hadiri kerabat dekat dan teman dekat saja Abyasa dan Adzana melangsungkan pernikahan.
"Saya terima nikahnya Adzana Shafa Diratma binti Arya Diratmaja dengan mas kawin di bayar tunai." Dengan satu tarikan nafas Abyasa mengucapkan ijab qobul.
Senyum terbit di bibir lelaki itu saat ayah Adzana juga tersenyum menyatakan bahwa kini Abyasa sudah resmi menjadi suami dari putrinya. Ada rasa lega dan bahagia yang beru pertama kali Abyasa rasakan. Apalagi saat dia melihat istrinya dengan baju pengantin tradisional indonesia berjalan ke arahnya.
Cantik sekali.
Saat perempuan ini berdiri di hadapannya dan mencium tangannya tidak terasa air mata Abyasa menetes. Dari panjangnya waktu yang mereka lewati untuk saling mengenal, dari banyaknya perpisahan yang mereka lewati, menimbukkan rasa haru dan lega sekaligus tidak menyangka saat menyadari kini keduanya telah bersama dalam ikatan pernikahan ini.
Adzana kini jadi miliknya.
"Kamu udah jadi istri aku sekarang." Bisik Abyasa ketika keduanya berdiri bersama di pelaminan.
Adzana menoleh dan terkekeh. "Terus kenapa kalau udah jadi istri?" Tanyanya pura-pura.
"Ya ... " Abyasa menggantung kalimatnya dan hanya tersenyum jahil. Sontak ekspresi itu membuat Adzana berjengit lalu memukul lengannya pelan.
"Nanti ya! Awas aja. Aku capek." Katanya.
Abidzar datang menepuk pundak sang kaka dan tersenyum. "Selamat ya kalian." Katanya.
Abyasa memeluknya, untuk pertama kalinya sang kakak memeluk lebih dulu. "Makasih banyak. Untuk semuanya makasih banyak. Kalau bukan karna lo--" Ucapnya terpotong karna Abidzar menggeleng.
"Itu sepadan buat semua yang lo lakuin ke gue." Ucapnya membuat sang kakak heran. "karna selama ini lo udah tumbuh jadi anak dan cucu yang sempurna, gue jadi gak perlu kaya gitu. Gue bisa hidup santai dan bebas berkat gue punya kakak yang sempurna. Makasih untuk pengorbanan nya selama ini. Gue harap lo bakal bahagia bareng Kak Adzana." Ucapnya melirik sang kakak ipar.
"Haduuhh pusing! jadi pengen nikah juga." Ucapnya membuat sang kakak dan kakak ipar terkekeh lalu Abidzar pergi menghampiri meja makan.
Tamu yang datang ke pesta pernikahan mereka hanya sedikit. Bisa di hitung oleh jari dimana di antaranya hanya ada kerabat dekat dan teman dekat saja. Adzana saat ini tertawa tidak hanti-hantinya saat melihat sahabat lamanya Asadel dan sahabat kantornya Faras menangis tersedu-sedu di pesta pernikahannya.
Tadi juga Sankara atasannya datang dan jadi bahan olok-olokan karna mendapat bunga saat acara lempar bunga barusan. Padahal dia sedang dalam masa galau berat sebab lamarannya di tolak oleh sang pacar dengan alasan pacarnya mengaku bahwa selama ini dia selingkuh dari sankara.
"Tragis banget nasib lo." Cibir Faras.
"Gak apa-apa lah, gue udah ketemu gantinya." Saut Sankara.
"Lah, cepet amat. Siapa?" Tanya Adzana.
"Ada. Temen lama baru kemarin ketemu lagi." Saut Sankara santai.
Sankara tersenyum sesat kemudian dia menyebutkan satu nama. "Zaphira." Katanya.
Saat semua keluarga sedang menikmati pesta kecil mereka, pintu terbuka dan menampakan satu tamu yang tidak di undang. Suasana bahagia berubah jadi tega seketika kala Darmawan Bagaskoro datang bersama beberapa ajudan.
Abyasa, papanya dan Abidzar yang melihat itu maju karna berfikir kakek akan mengamuk di tempat ini.
"Pah," tegur papa namun Darmawan hanya memberi tatapan datar pada sang putra.

YOU ARE READING
Falling First [TAMAT]
ChickLitKamu pasti punya cinta pertama. Masih ingat apa alasan kamu jatuh cinta untuk pertama kali? Masih suka bertemu dengan cinta pertamamu? Atau kamu sudah gak tahu kabarnya, bahkan mungkin sudah lupa gimana wajah cinta pertamamu? Itulah yang dialami ole...