ㅡreplayㅡ
Semenjak Sisil ketemu sama bundanya Bagas kemarin sore dan ngupingin pembicaraan mereka, Sisil langsung ngacir ke kamarnya. Ohiya, Sisil juga yang inisiatif pindah ke kamar lain yang sebelumnya Bagas beberapa kali pake buat tidur. Iya bisa dibilang mereka tukeran kamar gitu deh.
Abisnya kalo Sisil tetep mendek di kamar Bagas, takutnya bundanya Bagas tahu dan malah mikir yang ngga-nggak lagi ke mereka berdua. Jadi daripada dia diusir, mending Sisil aja yang ngalah. Meski pas jalan ke kamar barunya ngomul dulu sih.
Nah siang tadi tuh Sisil baru aja bangun dari tidurnya, terus dia keluar kamar. Celingak-celinguk nyari Bagas dan Bundanya Bagas yang ternyata nggak ada di kediaman. Jadilah dia sekarang keluar buat nyari makan.
"Anjir ini nggak ada tukang gorengan ape yang lewat? laper cok," Sisil mengeluhkan sepinya jalanan di komplek perumahan pada sore hari yang tidak seperti biasanya.
Menurut pengakuan seorang Sisilia Aprillia ini yang katanya rumah Bagas adalah milik rumahnya di tahun 2019, berdasarkan observasinya, selama 18 tahun dia lahir dan tinggal disitu tuh kalo sore-sore depan lapangan pasti rame sama abang asongan.
"Ini beneran nggak ada anjir?? Apa ramenya pas mulai musim bola ye itu? kan banyak tuh yang make lapangannye, yakan yang piala dunia tuh 2002? ini kan masih taun 99," gumamnya.
Selagi merenung betapa ramenya tukang gerobak yang suka Sisil liat dan sapa, atensinya nggak sengaja nangkep sesosok manusya yang orangnya masih ia jumpai di tahun 2019.
Siapa tuh? Mang oyon? Bukan.
"Mama? itu...kaya mama bukan sih?" gumamnya seraya matanya celingak celinguk memperhatikan seorang gadis seumurnya dengan rambut sebahu sedang berkeliling melempar koran.
"Tapi muda banget anjir... yaiya sih sekarang kan tahun 99 ya, mama di 2019 itu umurnya 42 ya, berarti kalo tahun 1999...."
"Kamu ngapain berdiri di tengah jalan? kalau ditabrak motor yang lewat, bagaimana?"
Belum menyelesaikan perhitungannya, sapaan suara laki-laki nan berat yang akhir-akhir ini mendominasi dunianya muncul ke permukaan.
bener-bener out of nowhere banget ceunah.
"tahun 99 itu berarti-"
"Kamu nggak mendengar ucapan saya?"
"Ah elah brisik amat sik luhk," gerutu Sisil pada Bagas yang sama sekali nggak ditanggepin sama Bagas.
Cowo itu narik tangan Sisil buat ke pinggir jalan. Bener aja, dari arah berlawanan muncul motor melewati mereka berdua ngebut. Bener-bener ngebut, itu Sisil sampe ngedip sekali, udah tinggal asepnya doang.
"Bjir itu ban abangnya make kekuatannya boboiboy ye? cepet amat," celetuk Sisil mengikuti kemana abang bawa motor berada.
"Ah tuhkan!"
"Elo sih gass, make ngemeng segala ama gue, jadi lupa kan gue ngapain tadi," sungut Sisil memukul lengan Bagas lumayan agak keras. Bagas cuman geleng-geleng aja sih,'Bukannya terima kasih, malah mengeluh,' gumamnya.
Dari sebrang sana, seorang gadis rambut sebahu tadi yang menjadi pusat perhatiannya Sisil itu rupanya tengah berjalan kearah mereka. Salah, lebih tepatnya kearah Bagas.
Sisil yang melihat itu lantas terperangah, mulutnya benar-benar terbuka sepanjang 5 cm mengamati gadis didepannya.
"Anjrit ini emak gue cok? cantik bgt lur mudanya,"
"Anti foto-foto butek nih boss, gue liat langsung cok,"
"Pantesan guenya cantik juga, turunan lur."
![](https://img.wattpad.com/cover/348393074-288-k945383.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ㅡReplay; Kim Junkyu
Fanfiction[jadwal update: seminggu dua kali pokoknya] Menceritakan seorang gadis sma yang bernama Sisil karena celetukannya membuatnya terlempar ke tahun 1999. Disana dia bertemu dengan seorang laki-laki dingin nan kaku bernama Bagas (kjk) yang diketahui ting...