Kok aku bingung ya makin hari makin susah buat nerusin cerita ini.
Ahh gak ngerti lagi harus gimana selalu mentok isi kepala waktu nulis.
Udah berusaha memancing minat buat nulis tapi hasilnya tambah gak banget.
Jadi sekali lagi sorry untuk kesekian kali, karena apa yang yang saya publish kali ini berantakannya super ultra maksimal sekali.
Daripada saya hapuskan? Sayang
Dan ini juga super pendek babnya.
Siapa tau setelah publish minat saya muncul lagi.
Pagi sudah datang sara terbangun, ketika tiba-tiba perasaan hangat dan nyaman hilang begitu saja.
Sara lalu merasakan pintu kamarnya baru saja tertutup mungkin itu lucas yang baru saja keluar dari kamarnya.Melihat jejak badan Lucas tercetak di sampingnya membuatnya teringat semalam dia tidur dipelukkan pria itu.
Pria itu baru saja bangun sama bahkan bantal dan kasur disampingnya masih terasa hangat dan memiliki aroma menyenangkan yang ditinggalkan Lucas.
" Tunggu jangan lanjutkan pikiran mu tentang nyaman dan menyenangkannya tidur dipelukkan Lucas, ingat pria itu harus aku hindari."
Vanya memperingati diri lagi dan lagi.
" Jangan goyah." Vanya bergumam mengepalkan tangannya kearah langit-langit membulatkan tekad.
...
" Sara bagaimana jika kita lebih sering tidur bersama? Aku rasa pelukanku bisa menghalau insomniamu?" Sara yang sedang sibuk mengunyah sarapan nyaris tersedak karena ucapan pria itu.
" Tidak. Dan kata siapa imsonia ku hilang hanya karena dipeluk olehmu. Tidak masuk akal." Sara menyangkal padahal dia sendiri kurang yakin, sebab entah kenapa dia jadi memikirkan itu apa insomnianya bisa sembuh? jika tidur bersama lucas?
" Tadi malam buktinya dan ingat kau bahkan tertidur dipelukkan ku pula lo saat kita dalam perjalanan ke kediaman ayah ibu." Lucas bicara sangat yakin meski mata pria itu terlihat memancarkan kejahilan.
" Lucas jangan bicara sembarangan." Sara menaikkan volume suaranya karena kesal. kali ini benar benar tersedak pria itu seperti biasa,sering membuatnya kesal.
" Hati-hati jika sedang makan. Kenapa harus bicara dengan penuh emosi begitu sih" Lucas meraih segelas air putih untuk Sara. Tapi kata-kata pura pura polos yang terlalu dibuat-buat itu membuat sara ingin menampol Lucas tapi dari pada melakukan itu lebih baik dia menenangkan tenggorokannya.
" Kau yang memancingku." Balas sara pendek setelah tenggorokan nya terasa nyaman kembali.
" seandainya kau tau apa yang kau lakukan saat tertidur kau mungkin malu. Bertingkah menolakku begitu."
" Ya sudah jika begitu tak usah diberi tau"
Lucas menggeleng tidak setuju.
" Tapi sebagai pria baik hati aku lebih senang memberi tahu mu lo ."
" dalam keadaan tidur Kau itu selalu mencari-cari kehangatan memeluk erat bahkan mengerang tidak rela kalau pelukannya kulepas... "
Sara kali ini diam saja biarlah pria itu berbicara bebas.
" Saat semua itu terjadi aku juga merasa heran kenapa orang yang menolak sentuhan fisik dengan ku menjadi sangat berbeda saat tertidur."
Mendengar kalimat itu Sara jadi kehabisan kata-kata saat ingin menyangkal, karena Lucas tak terlihat sedang berbohong.
....
Sara lega bukan main ketika dokter Kai akhirnya datang bertamu. Lucas tidak lagi mengganggunya. Hendak Menyambut Kai yang sudah pelayan antar kan ruangan yang akan mereka gunakan untuk melanjutkan sesi kemarin yang tertunda.
" jangan kemana-mana sebelum kau menemui dokter Kai. Ingat?"
Sara mengangguk tidak ingin memperpanjang percakapan dengan Lucas.
Fokus dengan laptopnya yang baru ia buka, mulai mempelajari informasi tentang perusahaan keluarga Sara.Lucas melirik heran karena aneh melihat wanita itu mendadak penurut. Tapi setelah mengintip layar laptop sara dia jadi enggan mengganggu lagi. Wanita itu harus belajar ulang tentang banyak hal yang dulunya kesehariannya. Lucas lalu meninggalkan sara meski sebenarnya masih ingin bersama mengingat ia bahkan rela mencari-cari keberadaan sara yang ternyata berada di balkon yang terhubung dengan lorong-lorong ruang di lantai dua kediaman rumahnya.
....
" Kita akan mulai sekarang?" Kai bersuara memastikan kesiapan Lucas.
Lucas mengangguk.
Kedua pria itu berbicara panjang Lucas menjawab pertanyaan tentang Sara yang dia lihat dan rasakan selama ini.
Menatap sesekali ke arah balkon di mana sekarang sara berada meski tak terlihat jelas. lucas merasa wanita itu masih disana.
Beberapa jam sudah berlalu. Kedua pria itu keduanya terlihat sedikit berantakan sudah menggulung kedua lengan bajunya. Tenggorokan keduanya juga sama sama terasa kering. Karena bicara terlalu serius sampai tak menghiraukan sajian makanan dan minuman di hadapan mereka.
" Sara berubah terlalu banyak. Awalnya aku merasa itu hanyalah kebohongan semata. Tapi setiap aku berinteraksi dengannya aku merasa tatapan lain dia seperti takut aku akan menyakitinya tapi aku tak yakin itu hanya asumsiku...."
Kai mengangguk mencatat hal-hal penting dari ucapan lucas.
" Kai bisa tidak istirahat sebentar?"
Wajah serius kai melunak. " Tentu Lucas."
" di sini ada beberapa jus buah ternyata silakan teman." Lucas mempersilahkan pria itu.
Kai mengambil segelas jus dingin yang sedari tak dia hiraukan. Karena otaknya terlalu serius bekerja untuk mencari pertanyaan pertanyaan yang perlu ia susun secara matang, lagi pula dia sedang mewawancara bossnya sendiri meski secara tidak langsung jangan sampai tidak terlihat profesional meski Lucas bersikap layaknya teman lama karena memang nyatanya seperti itu.
"Lucas setelah ini aku perlu melihat interaksimu dengan nya memastikan banyak pertanyaan yang muncul berdasarkan hasil wawancara dengan mu. Dan mungkin aku juga perlu mewancarai orang orang yang banyak interaksi dengan nya. Misalnya pegawai sara atau pegawai mu orang orang bekerja dirumah mu. Ku harap kau mengijinkan."
" Tentu. itu bagian dari proses diagnosis bukan?"
Kai mengangguk.
" Aku tidak tau ini membantu mu atau tidak tapi Sara itu punya semacam buku catatan mengenai dirinya apa itu sebutannya? Dia sering membaca buku itu untuk mengingat ingat katanya. Tapi ku lihat-lihat dia masih tak mengingat apapun."
" Ya Tuhan lucas. Itu diary. itu sangat membantu untuk sumber informasi ku." Kai menjawab antusias.
Lucas mengangguk.
"Aku akan minta seseorang mengambil untuk mu?"
" Tidak perlu Lucas hal pribadi semacam itu hanya bisa ku ambil jika sipemilik memberikannya lagi pula aku akan menemui nya setelah ini. Kau memintaku untuk memeriksanya setelah ini ."
" Baiklah. Dia kemarin mimisan ku harap kau bisa menemukan penyebab nya yang jelas dia tidak kelelahan aku membatasi kegiatannya akhir akhir ini."
" Lalu bagaimana dengan pekerjaannya? wanita itu punya tanggung jawab tak kalah besar jika dibandingkan dengan mu seingat ku."
" Aku yang menggantikan nya beberapa minggu terakhir. Memimpin sebuah grup peninggalan orang tuanya terlalu beresiko jika dalam keadaan seperti itu."
" Kenapa tak kau gabung saja dengan usaha-usaha mu yang lain ?"
" Aku tidak terlalu suka mengambil sesuatu yang bukan milik ku atau yang bukan kuhasilkan sendiri..."
"... Lagi pula Sara prioritas ku saat ini."
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Antagonis
FantasyUntuk menghindari kematian yang menakutkan Vanya yang bertransmigrasi ketubuh tokoh antagonis berusaha menghindari protagonis pria Peringatan Tulisan sangat tidak rapih Membuat mata rada pedih