Bab 9

3.8K 306 0
                                    

Selamat membaca...










Setelah selesai sarapan pagi, Vanya mengambil beberapa catatan Sara menulis ulang plot cerita novel yang dia ingat lalu Vanya membaca lagi seluruh diary Sara.  Berusaha menghafal peristiwa penting tokoh Sara. Tapi saat sedang berusaha fokus. Kepalanya mulai pusing lagi.

Vanya lalu keluar dari ruangan menuju taman  yang luas mengelilingi kediaman Lucas.

"Mungkin udara segar bisa mengurangi pusing kepala ku" Desah Vanya.Dia lalu menemukan kursi  taman panjang yang nyaman untuk membaca diary Sara.Agaknya sekarang kepalanya sudah terasa lebih baik.

Buku catatan Sara yang walau sudah ia baca berkali-kali tidak terasa membosankan. Mungkin karena mencari tahu privasi orang lain memang secara alamiah mengasikkan bagi manusia. Wanita itu sangat fokus sesekali memegang pelipisnya yang berdenyut.

Ekspresi wajah Sara yang serius   terlihat oleh Lucas yang baru saja selesai olahraga. Ketika sedang berjalan dari ruang gym dia hendak ke arah ruangan pribadinya. Malah menemukan Sara duduk membaca buku di kursi taman.

Sara terlihat serius  bahkan ketika Lukas sudah duduk di sisinya wanita itu tak menyadari sama sekali. Lucas penasaran apa yang gadis itu baca sehingga terlihat sangat fokus sekali. Lucas lalu bergerak pelan hendak mengintip. Masih heran kenapa Sara belum menyadari keberadaannya.

"Aaahh....." Tiba tiba Sara menjerit keras, lengkingannya memenuhi telinga Lucas yang sudah mendekat kan wajah nya pada sara dari tadi. Wanita itu bahkan hampir jatuh dari kursinya karena bergerak terkejut. Tapi untung Lucas segera menahan tubuh wanita itu dengan pelukan di pinggangnya.

" Kau seterkejut itu?" Tanya Lucas dengan wajah tak menyangka kentara sekali di buat buat. Vanya masih menenangkan diri saat pertanyaan yang terdengar seperti ejekan itu terlontar. Lalu memasang wajah tak terima.

Apa- apaan Lucas ini. Sudah tau terkejut setengah mati. Masih bertanya

Lucas kemudian dengan enteng tertawa.  Walaupun Lucas adalah tokoh novel yang di gambarkan sempurna tapi  Vanya sebal pada Lucas yang menertawainya.

" Wajah terkejut mu lucu sekali." Sara masih belum ingin menanggapi ucapan Lucas dia sudah membuat Vanya kesal sejak tadi malam dan pagi ini berulah lagi.

" Jangan marah begitu. Aku tidak berniat mengejutkan mu,sungguh. Menurutku Ini salah mu sendiri terlalu fokus dengan buku mu sampai tak sadar aku disini." Vanya lalu menarik nafas mengumpulkan seluruh akal sehatnya. Ingat dia harus bersikap baik pada Lucas agar tidak mati mengenaskan, meski Lucas sangat menyebalkan dan malah menyalahkan padahal Vanya terkejut karena ulah Lucas.

" Aku tidak marah. Dan jangan menyalahkan ku.  Kau sendiri yang mengejutkan ku karena tiba-tiba muncul di sini." Balas Sara datar.

Mencoba melepas pelukan Lucas dan mendorong tubuh Lucas tapi tak bisa. Vanya kesal dengan kekuatan tubuh Sara tak sebanding dengan Lucas. Wajah pria itu terlalu dekat hingga membuat Vanya menjauhkan agar ada jarak. Lucas bahkan tak mengindahkan perjuangan Sara melepaskan diri dari pelukan nya.

" Buku apa yang kau baca? Sampai terlihat serius sekali." Vanya menatap heran Lucas yang tak peduli dengan usaha Vanya melepas pelukan dan terus berusaha menciptakan jarak.

" Diary Sara."

Jawaban yang diluar dugaan Lucas. Sampai pria itu tertawa lagi kali ini terdengar lebih keras. Sedang Vanya sudah menyerah untuk melepaskan diri. Dan hanya menatap Lucas dengan wajah bosan.

" Kau membaca diarymu sendiri seserius itu? Kali ini benar benar lucu sekali."

" Terserah apa katamu tapi aku tidak sedang berkomedi, omong-omong." Vanya menjawab dengan wajah kusut.

Menjadi AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang