Raden kian Santang ksatria tak bermahkota part 5

557 46 3
                                    

2 tahun sudah berlalu sejak kepergian Raden kian Santang untuk selamanya kini Padjajaran telah bangkit meskipun mereka masih mengenang
Sosok Raden tercinta mereka.

Diistana Padjajaran juga sudah kembali seperti semula meski suasananya tidak secerah dulu lagi seperti saat ini Raden Abikara sedang duduk sambil melamun hingga tidak sadar jika Rakanya ada di samping nya.

Raden Walangsungsang.
"Kau merindukannya Rayi" tanya
Raden Walangsungsang.

"Tiada hari bagiku untuk tidak merindukan Rayi kian Santang Raka
Kalau saja kita tidak melakukan tindakan bodoh percaya fitnah itu dan membela Rayi kian Santang mungkin saat ini aku sedang melihat nya berlarian bersama para rayinya
Raka , aku masih ingat Rayi kian Santang suka sekali bersembunyi di pendopo dulu saat dirinya masih kecil
Raka masih ingat kan " ucap Raden
Abikara.

Raden Walangsungsang.
"Hmm, ya Raka masih ingat itu
Sampai sampai para ibunda menangis
Karena mengira putra kesayangan.
Mereka itu hilang padahal Rayi Kian
Santang bersembunyi di pendopo bersama Kelincinya " ucap Raden
Walangsungsang.

"Aku merindukan saat itu Raka,
Hiks kalau saja sebagai kakak aku
Membela Rayiku mungkin ini tidak akan terjadi Raka hiks ,hiks aku merindukan Rayi kian Santang "ucap Raden Abikara sambil terisak

Bunda Subang larang yang melihat putra bungsunya menangis seperti itu langsung memeluknya .

Bunda Subang larang .
"Putraku Abikara sudah nak jangan
Tangisi terus menerus rayimu ingat
Putra ku hidup ini hanyalah sementara suatu saat nanti kita pasti
Akan berkumpul lagi dengan rayimu
Ananda kian Santang." Ucap bunda ratu Subang larang.

Prabu Siliwangi melihat semuanya
Membuat hatinya terkoyak karena kebodohannya dirinya harus terpisah
Dari putra bungsu nya hingga Sukma Ayahanda nya menghukum dirinya dan keluarga nya dengan memisahkan mereka semua dari putra tercinta nya Raden kian Santang.

Sementara itu di gunung halimun Raden kian Santang yang sudah pulih dari dua tahun yang lalu memikirkan keluarga nya ia Raden kian Santang berhasil melewati masa kritis nya namun dirinya tidak diijinkan untuk turun dari bukit halimun oleh Sukma sang kakek yakni dewa Niskala wastu

Saat ini Raden kian Santang sedang berguru dengan syekh pudak Wilis yang saat ini menjadi guru spiritual nya

Syekh pudak Wilis.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi
Wabarakatuh Raden , apa yang sedang Raden pikirkan " tanya syekh pudak Wilis.

Raden kian Santang.
"Ntahlah syekh aku sendiri tidak tau
Apa yang ada dalam hatiku saat ini ,
Namun yang aku rasakan adalah kecewa dan sakit hati syekh " ucap
Raden kian Santang.

Syekh pudak Wilis.
"Raden syekh paham perasaan mu
Raden sekarang apa kau ingin keperkampungan untuk berjalan jalan Raden"tanya syekh pudak Wilis.

"Boleh kah syekh" ucap raden kian Santang.

"Tentu boleh Raden syekh akan menemani mu pakailah capingmu
Raden" ucap syekh pudak Wilis.

Skip

Saat ini kian Santang dengan penyamaran nya sedang berada di perkampungan untuk sekedar berjalan jalan dari jauh dapat dirinya lihat ketiga rakanya sedang berpatroli

Raden layang Kusuma.
"Disini aman aman saja tidak ada golongan hitam yang mengacau Rayi gagak Ngampar" ucap Raden layang Kusuma tanpa dirinya sadari dia berpapasan dengan kian Santang namun Abikara menyadari ada yang aneh dengan pemuda yang berpapasan dengan Rakanya layang kusuma.

Raden Abikara.
Pemuda itu kenapa aku merasakan aura Rayi kian Santang tapi itu tidak mungkin Rayi kian Santang sudah tiada dua tahun yang lalu tapi ini aneh aku harus menyelidiki nya."
Batin Raden Abikara.

Raden layang Kusuma juga merasakan nya aura milik rayinya kian Santang dengan rasa penasaran nya Layang Kusuma mengikuti nya.
Hingga pemuda itu berhenti di sebuah surau dan membuka caping nya alangkah terkejutnya ia dirinya melihat rayinya ada di depan matanya.

Raden layang Kusuma
"Bagaimana mungkin d dia r Rayi" ucap Raden layang Kusuma yang langsung menghampiri pemuda
Tersebut dan memeluknya.

Kian Santang yang mendapat pelukan mendadak pun langsung berontak dan mendorong layang Kusuma.

"R Rayi kau kah ini Rayi kau Rayi kian Santang kau masih hidup Rayi " ucap
Raden layang Kusuma.

"Maaf kisana siapa apa kita saling kenal" ucap kian Santang yang berpura pura tidak mengenal Rakanya.

"Tidak kau adalah Rayi kian Santang
Kau Rayiku ayo kita pulang Rayi" ucap Raden layang Kusuma yakin jika pemuda ini adalah kian Santang.

"Maaf kisana namaku adalah Rahmat
Bukan kian Santang permisi " ucap Rahmat/kian Santang.

Kian Santang langsung pergi dari sana dan bersembunyi di balik pohon besar yang menyembunyikan tubuh nya disana.

Raden kian Santang.

Maaf Raka bukan maksudku tidak mengenali Raka namun hatiku masih
Sakit atas perbuatan yang kalian lakukan padaku 4 tahun yanglak
Iya inibiarlah bagi kalian aku sudah tiada" batin Raden kian Santang yang langsung meninggalkan tempat itu dan kembali ke gunung halimun tempat tinggalnya sekarang.

Sementara Raden Abikara dan Gaga Ngampar menghampiri Raka tertua mereka layang Kusuma yang tertunduk sedih sambil menatap hilang nya pemuda yang mirip Rayi nya yang meninggal dua tahun yang lalu dan itu membuat Raden layang Kusuma segera pergi kemakam rayinya kian Santang untuk memeriksa apa benar pemuda tadi itu Rayi nya atau bukan.

Raden Abikara.
"Raka apa yang ingin Raka lakukan pada makam Rayi kian Santang Raka"
Ucap Raden Abikara yang di angguki
Raden gagak Ngampar.

"Raka baru saja bertemu seseorang yang mirip dengan Rayi kian Santang namun perasaan Raka mengatakan jika dirinya adalah Rayi kian Santang,
Abikara kau pasti tadi sempat berpapasan dengan pemuda yang memakai baju putih bersorban dan memakai caping bukan" tanya Raden
Layang Kusuma.

"Iya Raka aku memang sempat
Berpapasan dengan pemuda itu dan
Aku merasakan aura Rayi kian Santang dalam diri pemuda itu Raka" Raden Abikara.

"Tunggu Raka lalu kau mau apakan
Makam Rayi kian Santang " ucap Raden gagak Ngampar.

Raden layang Kusuma.
"Dugaan ku benar pemuda tadi adalah Rayi kian Santang karena makam ini kosong Rayi " ucap Raden layang Kusuma.

" A apa lalu dimana dia Raka" ucap Raden Abikara.

"Dia sudah pergi ntah kemana
Sebaiknya kita tanyakan pada Ayahanda terlebih dahulu sekarang kita kembali ke istana " ucap Raden layang Kusuma.

Sementara itu kian Santang sedang merenungi apa dirinya merindukan Rakanya atau tidak iya Raden kian Santang sangat merindukan keluargaku nya namun rasa kecewa yang ada dalam hatinya sangatlah besar hingga berhasil menutupi rasa rindu pada keluarga nya.

Dalam lamunan nya syekh pudak Wilis menghampiri nya seraya berkata.

"Raden jika kau merindukan keluarga mu temuilah mereka, syekh yakin mereka juga merindukan dirimu Raden nasehat syekh beri mereka kesempatan namun jika mereka melakukan kesalahan yang sama Raden boleh pergi dan tidak kembali
Lagi" ucap syekh pudak Wilis

"Aku masih takut syekh aku masih
Takut jika mereka membuat ku kecewa lagi aku akui aku memang merindukan mereka tapi rasa takut itu ada masih membekas di hatiku
Aku mau sholat sunah dulu syekh meminta petunjuk dari Allah assalamu'alaikum syekh" ucap Raden kian Santang yang langsung masuk kedalam Surau.

"Semoga Allah memberikan mu petunjuk Raden " ucap syekh pudak Wilis yang langsung menghilang.

.

Bersambung.


Raden Kian Santang Kesatria Tak Bermahkota.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang