Raden kian Santang ksatria tak bermahkota Chapter 4

497 46 8
                                    

Suasana duka masih terasa di Padjajaran kehilangan sosok ksatria yang bijaksana,sopan dan sangat penyayang seperti Raden kian Santang merupakan pukulan berat
Bagi rakyat padjaJaran serta keluarga nya namun mereka sadar mereka bisa kehilangan sosok Raden kian Santang itu juga adalah hasil kesalahan mereka sendiri yang lebih percaya fitnah dari pada putra dan saudara mereka sendiri hingga membutakan.

Hati dan pikiran mereka, mereka menyakiti fisik dan hati pangeran berhati putih itu dan akhirnya mereka mengusirnya tanpa mencari
Tahu kebenaran yang terjadi yang sesungguhnya.

Hingga yang kuasa memperlihatkan
Kebenaran yang sesungguhnya dan akhirnya berbuah penyesalan yang mendalam ya karena ke bodohan mereka akhirnya mereka kehilangan
Putra/saudara mereka.

Di wisma Raden kian Santang kini terasa sunyi dan dingin tidak ada kehangatan setelah pemilik wisma tersebut telah pergi untuk selamanya.

Namun ada seorang pangeran yang memiliki wajah yang sama percis seperti seperti raden kian Santang.
Yang sedang melihat lukisan Rayi
Tercinta nya dia adalah Abikara
Kakak kembar Raden kian Santang.

Raden Abikara
Raden Abikara menatap lukisan
Besar itu yang tergantung di tembok
Wisma rayinya air mata Raden Abikara kembali jatuh dirinya menangis lagi kala mengingat apa yang dirinya lakukan dua tahun yang lalu.

Raden Abikara.
"Rayi ,Raka sangat merindukan dirimu Rayi sudah satu Minggu kau pergi tapi kenapa dirimu tidak pernah datang ke dalam mimpi raka,
Apa semarah ini kau pada Raka sampai sampai kau tidak memberikan Raka kesempatan Rayi" ucap Raden Abikara yang tertunduk lemas sambil memegang lukisan rayinya

Cklek - Raden layang Kusuma membuka pintu wisma Raden kian Santang.

"Rayi kau menangis lagi"ucap Raden
Layang kusuma.

"Raka layang , aku merindukan Rayi kian Santang setelah dirinya tiada seminggu yang lalu semua berubah ibunda tidak mau bicara dengan kita semua bahkan pada Ayahanda juga
Dan yunda Ratna Wulan yang sudah tau semua ini kecewa dengan kita Raka aku menyesal pernah menyakiti
Adiku Raka hiks Rayi" Isak Abikara.

"Bersabarlah Rayi Raka tau ini sangat
Sulit bagi kita hmm mau mengunjungi Rayi kian Santang Rayi" tanya Raden layang Kusuma.

" Iya Raka aku ingin mengunjungi Rayi kian Santang aku merindukan dirinya.

Sementara itu di bukit gunung halimun seorang pemuda sedang tertidur dan belum sadarkan diri semenjak Sukma prabu dewa Niskala wastu membawa nya dan menitipkan cucunya pada syekh pudak Wilis.

Pemuda itu Adalah Raden kian Santang ya dirinya belum meninggal
Bisa di katakan mati suri.

Syekh pudak Wilis.
"Luka dalam nya sangat parah syekh akan mengobati luka dalam mu Raden, bismillahirrahmanirrahim,"
Ucap syekh pudak Wilis.

"Alhamdulillah lukanya sudah tidak terlalu parah sebaiknya aku segera
Mencari mustika merah delima itu untuk menyembuhkan luka dalam nya"ucap syekh pudak Wilis.

Syekh pudak Wilis pergi mencari mustika merah delima untuk menyembuhkan Raden kian Santang.

Sementara itu Raden Abikara dan gagak Ngampar sudah berada di makam Rayi mereka kian Santang,
Abikara menatap sendu yunda nya
Rara Santang yang saat ini sedang menangis di depan makam adik mereka dan memeluk nisan kian Santang. Abikara langsung menghampiri yundanya dan memeluk nya seraya berkata.

Raden Abikara.
"Yunda sudah yunda jangan seperti ini aku yakin Rayi kian Santang akan
Sedih melihat Yundanya seperti ini" ucap Raden Abikara.

"Hiks, bagaimana yunda tidak sedih
Rayi hiksa,kita bahkan belum sempat
Meminta maaf pada Rayi kian Santang atas fitnah yang terjadi dua
Tahun yang lalu kini Rayi kian Santang pergi akibat kebodohan kita
Yang lebih percaya fitnah itu hiks, hiks Rayi maafkan yundamu ini Rayi" Isak nyimas Rara Santang.

"Tidak Rayi , Rayi kita meninggal bukan hanya kita lebih percaya fitnah itu tapi karena rompang,hari wangsa
Bunda Mayang Karuna ,Raka bersumpah Rayi Raka akan mencari mereka dan akan membalas perbuatan mereka lebih dari apa yang Rayi kian Santang rasakan" ucap Raden layang Kusuma.

Sementara itu Raden Walangsungsang saat ini berada di wisma ibunda sejak satu Minggu yang lalu bukan hanya
Abikara dan semua putra putri nya yang dirinya diamkan tapi Raden walangsungsang juga ikut didiamkan
Bundanya.

Raden walangsungsang.
"Ibunda ananda tau ananda sudah bersalah pada Rayi kian Santang bunda ,bunda Tolong maafkan ananda hiks,jangan diamkan ananda seperti ini bunda putra ibunda bukan hanya Rayi kian Santang tapi aku abikara,Raka layang kusuma dan nyimas Rara Santang juga putra putri ibunda, kami mengerti ibunda marah pada kami karena Kamilah Rayi kian Santang di usir akhirnya " Raden walang tidak sanggup melanjutkan ucapan nya ,ratu Subang larang langsung menatap putra keduanya tanpa sadar air mata nya menetes ,
Putranya benar putranya bukan hanya kian Santang tapi layang Kusuma, Abikara dan Rara Santang juga putra putri nya .

Bunda ratu Subang larang.
"Bangunlah putraku walangsungsang
Maafkan bunda yang telah mengabaikan kalian bunda sudah memaafkan kalian kita susul Raka dan kedua Rayi mu,lalu mereka dimana putraku walangsungsang"
Ucap ratu Subang larang.

"Raka dan Rayi mereka ada di makam
Rayi kian Santang bunda" ucap Raden walangsungsang.

Wisma Raden Surawisesa.
"Aku merindukanmu Raka Semarah itukah Raka kepada ku hingga Raka
Menghukum kami Raka hiks Dewata yang agung aku mohon berilah kami kesempatan Tolong kembalikan Raka kian Santang pada kami" ucap Raden

Bunda kentring manik mendengar apa yang putar nya katakan menjadi sedih dirinya juga menyesal mempercayai fitnah tersebut.

Kalau saja dirinya membela putra sambung nya dua tahun yang lalu
Mungkin Raden kian Santang Masih berada bersama mereka tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur
Apa yang sudah terjadi tidak bisa di putar lagi sekarang hanya ada rasa penyesalan dalam hati semua keluarga istana termasuk prabu Siliwangi yang sejak kepergian putra bungsu nya lebih banyak bersemedi

Prabu Siliwangi.

Maafkan Ayahanda putraku Nanda kian Santang, Ayahanda tau permintaan maaf Ayahanda sudah sangat terlambat ayahanda menyesal sudah menyiksa dan mengusirmu
Ayahanda pantai menerima hukuman ini putraku kian Santang " batin prabu Siliwangi.

Tidak lama kemudian Sukma maha prabu dewa Niskala wastu datang dan memberikan wejangan pada prabu
Siliwangi.

Sukma maha prabu dewa Niskala wastu
(Putraku jaya Dewata Ayahanda memang kecewa dengan apa yang telah kau lakukan tapi ayahanda sungguh tidak tega melihat rakyat padjaJaran serta keluarga ku bersedih hati ,putraku ketahuilah jika suatu hari nanti cahaya padjaJaran akan kembali tapi ingat jangan pernah kau
Melakukan kesalahan-yang sama maka ayahanda yang akan menjemput nya) ucap Sukma prabu dewa Niskala.

Prabu Siliwangi.
"Apa maksud ayahanda cahaya padjaJaran akan kembali tolong beritahu ananda ayahanda" ucap prabu Siliwangi.

(Putra bungsumu cucuku Nanda kian
Santang belumlah meninggal dia sekarang berada di tangan yang tepat dan sebagai hukuman Ayahanda tidak
Mengijinkan dirimu dan keluargamu
Berkumpul dengan nya sampai batas waktu yang Ayahanda tentukan biarlah waktu yang mengembalikan nanda kian Santang kedalam pelukan kalian putra ku jaya Dewata sekarang
Sudahi semedi mu bangkit lah " ucap
Sukma prabu dewa Niskala wastu langsung menghilang dari pandangan nya lalu Sukma putranya kian Santang datang memeluk dirinya . setelah itu Sukma Raden kian Santang Langsung menghilang dari hadapan Ayahanda nya.

Prabu Siliwangi.
"Putraku kian Santang,ayahanda akan menunggumu , untuk saat ini sebaiknya aku tidak memberitahu
Siapapun jika putraku kian Santang masih hidup ,maafkan kanda Dinda putra/putriku Ayahanda harus
Merahasiakan ini demi keselamatan Rayi kalian ayahanda akan menunggumu kepulangan dirimu putraku Nanda kian Santang.


Bersambung.










Raden Kian Santang Kesatria Tak Bermahkota.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang