2

225 15 1
                                    

"LION, TUNGGU!"
gadis dengan rambut terkuncir itu berlari di tengah sepinya koridor.
Ia berusaha mengejar seorang lelaki yang berjarak cukup jauh di hadapannya.

Namun ketinggian volume gadis itu mampu membuat lion di depan sana terdiam membalik.

Begitu sudah berada di hadapan lion,Asha berusaha mengatur kembali nafasnya.

Huft..

Dengan posisi yang membungkuk,Asha sedikit meninju dada bidang lelaki itu.
"Lo budek banget sih. Udah gue panggil 30 kali tapi ga di dengar-dengar!"

Lion masih diam di tempat. Sedikit bingung. "Kenapa?" Ya,lelaki ini biasanya langsung to the poin tanpa bertele-tele.

Asha menghela nafas. Ia membenarkan posisi berdirinya. "Ga ada apa-apa,cuman mau ke ruantaek aja"

Ruantaek adalah ruangan pelatihan taekwondo.

"Bukannya tadi lagi marah?" Tanya lion

Asha berdecak sebal. "Iya,itu tadi. Sekarang udah gak"

Kedua insan itu mulai berjalan perlahan.

"Emang retha ngelakuin apa?" Tanya lion dengan ekspresi penasaran.

Asha terdiam beberapa detik. Sebelum menatap lion dengan kedua mata yang disipitkan. "Lo kepo banget,mau tau banget ya?" Ucap gadis itu diakhiri dengan tawaan.

Masih dengan ekspresi datarnya,lion mengangguk. "Mau,kalau ga boleh ga apa-apa"

Asha kembali terdiam. Ia menarik nafas lalu menghembuskan nya perlahan. "Seperti biasa lion,Retha masih ngehina gue dengan sebutan 'cewe kotor'," nada dan ekspresi Asha berubah menjadi serius.
"Gue tadi sempat nonjok hidungnya karena dia ngatain ibu gue dengan makian yang bikin gue sakit hati. Retha bilang kalau ibu gue itu 'jalang sewaan',"

"Emosi gue udah gak kekontrol dan akhirnya gue nonjok hidung nya sampai berdarah.."

Langkah kedua insan itu terhenti pada anak tangga menuju lantai 4.

Lion mengangguk,paham dengan tangan yang tergerak untuk mengusap puncak kepala asha. "Gak apa-apa,Lo udah benar kok untuk nonjok Retha"

"Tapi gue khawatir..kalau hidungnya patah gimana? Lagian Retha juga tadi bohong waktu Bu Sarah nanya kenapa hidungnya berdarah. Seharusnya dia jawab kalau gue yang buat hidung dia berdarah tapi..dia malah bilang kalau dia hanya kebentur meja. Secara ga langsung dia masih baik sama gue.."

Air mata gadis itu mulai turun secara perlahan.

Lion melangkah semakin dekat pada Asha,ibu jarinya tergerak untuk mengusap air mata yang telah membasahi pipi gadis itu.
"Retha memang sudah berubah. Tetapi ikatan persahabatan antara lo dan dia belum sepenuhnya terputus. Jangan nangis. Orang dewasa memang tidak pernah mikir dampak dari perbuatan mereka kepada anaknya. Hasrat dan nafsu mereka membuat hubungan kalian jadi Renggang. Ini sepenuhnya salah mereka,sudah jangan nangis.."

Semakin lion berkata seperti itu semakin deras air mata Asha mengalir.

"Huaaaa! Hiks"

Lion berusaha untuk menghentikan tangisan itu. Tepat disaat seperti ini, tiba-tiba Naka dan Zoe datang dari koridor lantai 3.

Melihat peristiwa itu,tentu saja terjadi kesalah pahaman antara Zoe dan Naka kepada lion.

Naka menutup mulutnya tidak percaya pada apa yang tengah ia lihat sekarang.
"Wah bro,Lo buat cewe nangis"

Shock.

Zoe juga membelalak di tempat. Masalahnya ini lion,lelaki yang terkenal dengan ketenangannya, ketampanannya, kepintarannya dan anti membuat masalah. Yang benar saja dia membuat seorang gadis menangis?

THE ZOMBIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang