10

237 12 0
                                    


Dengan konsentrasi penuh, siswa-siswi itu mendengar apa yang disampaikan vely.

Beberapa menit berlalu, kerutan dahi yang menandakan kebingungan muncul pada wajah mereka.

Sesuatu yang disampaikan vely sekarang benar-benar membuat perasaan mereka sulit dideskripsikan.
Apa maksudnya?

"Serius vel?" Tanya Rissa.

Vely mengangguk. "Gue yakin. Ga mungkin gue salah lihat!"

Flashback in vely's vision.

Gadis dengan kardigan hijau tersebut terus berlari menuju pintu belakang gedung olahraga dengan tujuan ingin mengambil lakban guna menempelkan petunjuk untuk teman-temannya.

Namun,niatnya itu terpaksa hangus ketika melihat banyak sekali monster yang mengepung area pintu belakang.

Tidak mungkin dia melawan monster sebanyak itu sendiri.

Vely kini kebingungan. Tidak mungkin ia kembali tanpa membawa benda yang ia cari sedangkan teman-temannya disana sedang bertarung dengan taruhan nyawa.

"Terpaksa gue harus cari di ruangan lain"

Vely segera berlari ke arah sebuah ruangan tempat dimana beberapa barang yang sudah tidak digunakan disimpan. Seperti meja siswa yang telah patah,papan tulis yang tidak digunakan,dan masih banyak lagi.

Dengan hati-hati ia melangkah masuk,kemudian kembali menutup pintu ruangan itu.

Sedikit was-was,ia menengok ke segala arah untuk memastikan tidak ada monster di ruangan ini.

Ketika di rasa aman,ia segera mencari benda itu.

"Lakban..lakban.." gumamnya dengan pergerakan cepat kesana dan kemari.

Raut wajahnya kembali kesal ketika ia tidak menemukan benda tersebut.

Vely berdecih sebal. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Ketika sedang dilanda kebingungan,matanya menyorot sebuah benda yang ia rasa dapat ia gunakan untuk menggantikan lakban.

"Paku?" Matanya sontak berbinar. Dengan cepat,ia mengambil beberapa paku yang terjatuh dilantai juga beberapa paku yang masih tertancap di meja.

Setelah itu,ia segera keluar. Ketika hendak berlari menuju gedung olahraga,dirinya dikejutkan dengan kedatangan monster' yang langsung saja mengejar dirinya.

Vely berlari sekuat tenaga,jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Sedangkan monster' yang mengejarnya terus meraung keras dengan tatapan memburu yang tinggi.

Vely Terus berlari dan tanpa sadar,dirinya sudah cukup jauh dengan gedung olahraga.

Sial!

Keringat telah membasahi tubuh gadis itu. Kakinya terasa begitu panas dan rasanya ingin patah karena berlari terus menerus sedari tadi.

Helaan nafas yang memburu terus dirasakan vely. Kini matanya tertuju pada sebuah ruangan dengan pintu yang terbuka.

Vely semakin mempercepat larinya lalu dengan segera memasuki ruangan itu.

BRUK

Pintu berhasil ia tutup.

Gedoran serta raungan keras dari monster' diluar masih terdengar.

"Huft.."

Akhirnya gadis itu bisa sedikit menghela nafas yang normal.
Tubuhnya terus menahan pintu untuk tidak terbuka.

Ketika gedoran serta raungan tersebut menghilang,vely duduk seraya menatap paku yang ia genggam ditangannya.

Gadis itu merasa tidak berdaya sekarang. Ia memikirkan teman-temannya disana.

THE ZOMBIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang