7

285 11 0
                                    

Hening.

Memang. Samar-samar siswa-siswi itu mengenal wajah lelaki di layar tv. Beliau sungguh mirip dengan seorang ayah dari almarhum teman mereka.

"Tapi yang lebih penting,kenapa Hannah bisa disitu? Dia aman,ga kayak kita! Gue jadi curiga" ucap Zoe.

Siswa-siswi itu kembali melihat dengan cermat apa yang diliput pad siaran itu.

"Saya dan anak saya langsung segera berlari begitu melihat monster' itu. Dan syukur, kami selamat" ucap lelaki paruh baya itu seraya memeluk Hannah yang terlihat menangis.

"Hah? Anak??" Ucap Zoya.

Siswa-siswi itu langsung saling pandang.

"Jadi..,Hannah anaknya om itu?" Tutur Rissa.

Diujung. Terlihat Retha yang membelalak kaget begitu menyadari sesuatu. "Ga mungkin..g-ga mungkin.." gumam Retha.
Tangannya gemetar hebat. Entah apa yang sedang ia pikirkan namun,itu terlihat begitu parah.

"Tha? Kenapa?" Tanya Asha di sampingnya.

Pertanyaan Asha dapat mengubah pandangan teman-temannya,yang tadinya menatap layar tv,kini telah berpindah menatap Retha.

Mereka kebingungan melihat Retha yang terlihat aneh.

Asha terus bertanya. Lalu ia mengulurkan tangannya untuk menepuk pundak Retha dan..

"BUKAN GUE!! bukan gue..bukan gue..hikss!" Ujar Retha histeris.

Hal itu menyebabkan teman-temannya kaget serta ketakutan.

"Tha,Lo kenapa?" Tanya Asha lagi.

"Bukan gue..bukan gue..hiks" lagi,Retha mengucapkan kata-kata itu.

Dititik ini,Zoya menatap Retha dengan tatapan aneh. Namun,tatapan itu mengisyaratkan kebahagiaan setelah seulas senyuman muncul di bibirnya. Zoya seolah-olah tau apa yang membuat Retha seperti itu.

"Retha sadar!" Ucap Asha seraya memegang pundaknya.

"Kayaknya dia lagi mikirin sesuatu yang bikin dia depresi" ucap ayra.

Asha dan Rissa memegang kedua telapak tangan Retha yang begitu dingin  seperti es.

"Ga ada air ya?"
"Duh ga ada"

CZK! BRUK!

siaran tv tiba-tiba mati disertai bunyi dentuman hebat entah dari mana asalnya.

Vely beranjak menekan saklar lampu. "Mati listrik" rupanya listrik mati.

Pada titik ini, siswa-siswi sudah putus asa. Sarana yang sedikit memberikan harapan pada mereka sudah mati.

Televisi itu satu-satunya alat untuk saat ini yang bisa membuat mereka tau tentang informasi diluar sana. Tetapi televisi itu malah mati.

"Arghh,kita harus apa sekarang??" Ujar kai.

"Ga tau" ucap Naka.

Disisi lain, gadis-gadis masih berusaha menyadarkan Retha.

"Tha?? Sadar dong. Aduh,gimana ini?" Ujar Rissa yang panik.

"Bukan gue..bukan gue..bukan gue.." terus menerus terulang.

Melihat itu,lion beranjak mendekati Retha. Ia memegang pundak gadis itu. "Iya bukan Lo. Itu cuma kecelakaan"

Retha menatap lion dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi. "Bukan gue hiks.." ucapnya seraya memeluk lion.

Pelukan itu dibalas olehnya. "Ga usah dipikir ya. Semuanya udah berlalu"

**
Beberapa menit berlalu. Retha sudah tidak separah tadi,namun ia masih terus terdiam dengan tatapannya yang kosong.

THE ZOMBIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang