Hujan deras kembali mengguyur Palangkaraya, membuat sejumlah aktivitas harus terjeda untuk sesaat menunggu cuaca terang kembali. Merenung diteras rumah sembari dibebani fikiran yang makin berantakan, Fero terus menatap kumpulan air yang jatuh dari langit. Ia tak percaya atas pemandangan yang terjadi di dua hari yang lalu, dan mengira seorang cowok yang baru saja ia temui beberapa hari yang lalu ternyata mempunyai perasaan pada wanita yang sama.
Fero terus menggerutu lirih, dibalik jendela kamarnya. Seakan ia dihadapkan dua pilihan sulit untuk sekarang, karena akan terasa sulit jika ia terus mengikuti egonya untuk terus maju menggapai tangan Yui, mengingat ada Roger juga yang masih berdiri disampingnya.
"Roger... dia ada hubungan apa ya, sama Yui? Penasaran banget, gue."
"Lagian kalo emang dia suka sama Yui, berarti gue sama dia saingan dong? Tapi kalo saingan, udah dipastiin gue yang kalah sih."
"Ganteng, naik BMW, anak orang kaya, sekolah di sekolah elit. Lah gue, apa kabar? Lagian Yui juga gue yakin bukan cewek bego, yakali kalo gue sama Roger saingan dia bakal milih gue."
"Apa jangan-jangan, mereka udah pacaran kali ya? Cari cewek yang selevel sama lu, itu kata Agnes." Celoteh Fero yang terus menggerutu.
"(Mengangkat dagu) Lagian nih ujan, kapan berenti coba?"***************************
Ditempat lain, rapat resmi mulai digelar oleh anak-anak dari TCS perihal penyambutan dua anggota baru mereka. Kandidat yang pertama bernama Jimmy Aprillio, atau akrab dipanggil Jim, ia mendapat rekomendasi langsung dari mantan member TCS yaitu Billy, yang mana Jim pernah memegang kendali atas SMP Kusuma, dan pernah menantang Teguh namun kalah telak. Ia juga menantikan waktu satu tahun untuk lulus dari SMP, agar dapat sepenuhnya bergabung dalam lingkaran TCS. Dan kandidat yang kedua, merupakan rival dari Jimmy kala SMP, bernama Timotius Patrick atau akrab dipanggil Tim. Berbeda dari Jim yang lebih mengutamakan power pukulannya, Tim memiliki pembawaan yang tenang, dan tak banyak bicara. Karena ia lebih suka berfikir secara matang terlebih dahulu, sebelum bertindak.
"Gue kenalin ke elu pada, anggota baru kita..."
"(Menunjuk) Timotius, dan Jimmy." Kata Erick memperkenalkan.
"Salam kenal." Timpal Tim dan Jimmy serempak.
"Yo, selamat bergabung!" Sahut anggota TCS serempak.
"(Berdiri lalu berjalan kearah Jim, dan Tim) Oh jadi lu, orang yang dimaksud si mata empat, Billy?"
"I..i... Iya..."
"Kenalin gue William, wakil pemimpin disini."
"Critical Head, William..." Gumam Timotius lirih sembari menatap kagum.
"....."
"(Menoleh kearah Jimmy) Der, coba liat deh Der! Bukannya dia mirip elu, ya?" Celetuk Juna mengejek.
"Mirip gimana nih, maksudnya?" Timpal Daren heran.
"Iya mirip, tatapan lu sama dia sama-sama ngeselinnya."
"Lah....." Sahut Daren dan Jimmy kompak.
"Ngomong-ngomong, ketua dimana ya, bang?" Celetuk Jimmy polos.
"Ketua, ya...? Kayaknya si tolol itu gamungkin keluar rumah kalo hujan, tapi ntar gue sampein ke dia kalo lu berdua udah gabung ke TCS."
"Semoga lu betah." William mengakhiri kata-katanya dengan tersenyum lega.
"Iya..."***************************
(Berbeda halnya dengan TCS yang sedang mengadakan rapat, dua petinggi DoubleE ini malah bernasib sial. Damian, dan Nicholas dengan terpaksa harus berteduh disebuah ruko kosong, dengan penuh emosi, mereka berdua terus menggerutu, sesekali salah satu dari mereka juga melempar ejekan kesal).
"Ini semua gara-gara lu, brengsek! Coba aja kalo lu bisa percepat durasi makan lu itu, gamungkin gue bisa terdampar kayak gini!"
"Lu bisa diem dikit ga sih, Dam?! Berisik banget, lu!"
"Lagian, yakali gue makan rendang harus buru-buru?! Lu tau ga sih gimana nikmatnya itu makanan?" Imbuh Nicholas ketus.
"Cih... alesan! Yang bikin lama itu bukan rendangnya, tolol! Tapi lu yang ngajak cewek lu kencan, sambil makan rendang."
"Kok lu tau, gue lagi kencan tadi?" Tatap Nicholas heran.
"(Menunjuk) Lu nyadar ga, sih? Tiap kencan, lu selalu bawa cewek lu ke warung buat makan rendang." Sahut Damian setengah kesal.
"Ah bener juga, ya? Ya gapapa sih, daripada lu tiap kencan selalu ke taman. Gapunya duit buat ngajak cewek lu makan, emang?"
"Ngapa lu jadi ngurusin masalah kencan gue, bangsat?!"
"Udah deh ngaku aja, lagian emang bener kan?" Tukas Nicholas seraya mengejek.
"Diem lu!"
"Emang bener, kan?"
"Diem!"
"Tapi emang bener, kan?"
"Gue bilang diem, bajingan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EZ4 Girls: Lover Never Over!
Teen FictionSebuah series lanjutan dari EZ4 Girl's : The Bulletproof Heart ***************************************************** Seseorang pernah berkata, bahwa: "Jangan buru-buru ingin menjadi dewasa, cicipi semua proses yang ada dimasa remajamu. Dari segi man...