Chapter 2. Friends

5 1 0
                                    

Siklus kehidupan Fero terus berputar, tanpa terjeda sedikitpun, yang mana harus memaksanya pasrah disetiap harinya. Disekolah setiap teman yang datang padanya, hanya tertarik untuk kebutuhan mereka secara pribadi. Diolok-olok, dicemooh, bahkan dijadikan kacung oleh teman sekelasnya. Dikenal sebagai anak orang kaya yang culun, ia juga kerap kali dipalak oleh teman sekolahnya. Sesekali ia mencoba melawan dengan tidak memberikan uang sakunya, namun yang terjadi justru kepalan tangan meluncur deras tepat mengenai pipi kirinya hingga jatuh tersungkur seketika. Dan untuk waktu sekarang, ia tak punya cara lain selain memberikan uang sakunya jika sewaktu-waktu terjadi pemalakan terhadap dirinya.

***************************

(Terik matahari siang yang menyengat sepulang sekolah. Menarik gas sepeda motornya, Fero mencoba berkendara dengan santai. Ia hari ini berniat pulang dengan hati yang tenang, lantaran baru saja Fero mendapatkan info dari teman sekelasnya bahwa ada drama baru dengan genre kesukaannya rilis hari ini. Maka dari itu, Fero sedang tak sabar ingin cepat-cepat sampai dirumah untuk menonton drama yang dimaksud itu. Namun tak disangka ditengah perjalanannya pulang, tiba-tiba ada 3 orang siswa memotong jalan Fero, dan memaksanya untuk berhenti seketika. Mereka adalah Albert dan 2 orang lain yang merupakan anak buah Albert ketika disekolah, dan semua dari mereka juga berasal dari sekolah yang sama dengan Fero).

"Heh, belah tengah?! Gue nanti malem, ada rencana mau kencan sama cewek gue."

"Lu ada uang, ngga?" Tatap Albert yang berdiri didepan Fero, dengan nada mengancam.

"Eee... engga ada, Al. Beneran gaada uang, gue."

"Saran gue, mending lu kasih aja deh. Daripada muka lu berantakan, hahahahaha..." Celetuk salah seorang siswa yang berdiri disamping Albert mencoba memberi saran, sembari mengejek.

"(Menarik baju Fero dengan keras) Lu jangan boong, bangsat! Anak orang kaya macem lu, mana mungkin gapunya uang lebih."

"Beneran Al, ngga boong gue." Timpal Fero dengan ketakutan.

"(Menoleh) Periksa kantong sakunya!!" Bentak Albert pada anak buahnya memberi perintah.

"Woy... woy... woy... Al jangan Al..." Teriak Fero dengan memelas.

"Bacot lu! Udah diem aja deh-"

(Dengan masih memegangi baju Fero, tiba-tiba seseorang datang dan memotong pembicaraan dari Albert).

"Heh! Lu ga denger dia bilang jangan, budeg lu ya?" Potong Nicholas yang berdiri dibelakang mereka.

"(Menoleh kearah sumber suara) Hah, Siapa lu? Berani banget sok keren didepan gue, cari mati lu?"

"(Melepas kacamata) Justru lu, yang cari mati sama gue." Pungkas Nicholas santai.

"Gausah sok keren lu.....!!!" Dengan penuh emosi Albert berlari kearah Nicholas sembari melayangkan pukulan kerasnya.

(Pertarungan mereka pun tak dapat terhindarkan, dengan kondisi yang memaksa, Nicholas pun terpaksa harus bertarung melawan tiga orang sekaligus. Namun dikarenakan perbedaan level pertarungan yang berbeda, dengan santainya Nicholas pun berhasil membuat mereka lari ketakutan).

***************************

"(Menyodorkan uang) Lu masih aja cupu kayak biasanya, nih uang lu."

"Makasih Nic, tapi mereka ngga ngambil uang gue."

"Hah?" Sontak Nicholas melongo untuk sesaat, ketika mendengar jawaban dari Fero.

"Hehehehe...."

"Oke deh, kita buat ngafe pake uang ini. Lu senggang, kan?" Imbuhnya memungkas.

"Iya lagi senggang gue."

EZ4 Girls: Lover Never Over!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang