Dua hari berlalu setelah pertemuan kedua kalinya, hari-hari Fero kini terasa sangat berwarna bagi masa mudanya. Dan nama Yui Valerie, seakan melekat terus diotaknya tiap detik berjalan, hal itupun juga membuat rasa traumanya pada cewek seakan hilang seketika. Namun setelah pulang dari pertemuannya kemarin itu, ia lupa untuk meminta nomor telfonnya, asal sekolahnya, atau bahkan alamat rumahnya.
Bel sekolah pun kembali berbunyi untuk ketiga kalinya, tanda jam pelajaran disekolah telah usai. Dimalam sebelumnya, Fero mencoba menghubungi Nicholas, Steve, dan sekaligus Rey teman barunya. Lantaran hari ini, ia ingin menceritakan tentang hal yang dipendamnya selama 2 hari kemarin. Maka dihari ini sepulang sekolah, ia mengajak mereka bertiga untuk datang ke King's café, dengan iming-iming akan mentraktir mereka semua.
(Dengan penuh semangat, Fero berjalan keluar dari kelasnya menuju ke parkiran sekolah. Seakan ia tak sabar ingin menceritakan tentang, hal indah yang ia temui dibeberapa hari kemarin. Dan setelah sampai di parkiran, ia pun langsung menaiki motornya, menyalakannya, dan langsung menarik gas dengan kencang setelahnya, seperti orang yang sedang terburu-buru).
***************************
(20 menit kemudian, diparkiran King's café terlihat dengan wajah capeknya, Steve baru saja tiba disana, dan tanpa berlama-lama ia pun langsung berjalan memasuki tempat itu. Dengan santainya Steve langsung memesan minuman dimeja kasir, lalu berjalan kearah meja tempat dimana Fero, dan Nicholas sedang menunggunya).
"Lama banget lu, cowok ngenes." Sambut Nicholas mengejek.
"Berisik lu, playboy alay." Ketus Steve membalas ejekan Nicholas, sembari duduk dikursi.
"Halah... baru juga ketemu lu pada, udah ribut ae." Sahut Fero dengan memberikan muka datarnya, lantaran ia mulai terbiasa dengan kelakuan Steve dan Nicholas yang saling melempar ejekan ketika bertemu.
"(Menghela nafas) Gimana sekolah lu, tadi?"
"(Membakar rokok) Kayak biasanya sih, banyak tugas. Gaada yang seru juga, disana."
"Sama sih, gue juga." Timpal Fero datar.
"Gegayaan banget lu, pake nanya kabar sekolah. Kayak lu udah bener aja, disekolah." Gerutu Nicholas menatap Steve.
"Yaelah Nic, namanya juga basa-basi tinggal jawab aja beres, kan?"
"Iye deh, serah lu."
"Dih... sewot banget deh."
"Eh Fer, lu beneran si Rey itu pedo? Lu ga merinding gitu, kalo deket dia?" Celetuk Steve mulai mengalihkan obrolan.
"Iya bener, gue juga penasaran masalah itu. Coba deh, lu jelasin ke kita Fer."
"Gue belum tau sih, tentang bener ngga-nya. Cuma yang jelas, waktu gue sama dia pertama ketemu, Rey nanya tentang alamat tetangga gue. Yah dia cewek sih emang, cantik juga buat seumuran dia."
"Lah, terus?!"
"Indikasi pedo-nya dimana, tolol?!" Celetuk Steve membentak setelah mendengar penjelasan Fero.
"Masalahnya, cewek itu masih kelas 6 SD." Imbuh Fero menyelesaikan kalimatnya.
"Hah?! Masih kelas 6 SD?! Serius lu, Fer?"
"Wah Fix sih, Nic. Dia emang pedo-"
(Namun ditengah obrolan yang sedang membahas tentang penyimpangan Rey, tanpa diduga Rey tiba-tiba muncul dan berdiri disamping Steve dengan raut muka kesal, lantaran dirinya telah dianggap jelek).
"Siapa yang lu bilang pedo, sampah kota?!" Potong Rey yang tiba-tiba berdiri disebelah Steve.
"(Menoleh kearah Rey) Pe-pe-pedooo.......!!!" Teriak mereka bertiga secara serempak.

KAMU SEDANG MEMBACA
EZ4 Girls: Lover Never Over!
Novela JuvenilSebuah series lanjutan dari EZ4 Girl's : The Bulletproof Heart ***************************************************** Seseorang pernah berkata, bahwa: "Jangan buru-buru ingin menjadi dewasa, cicipi semua proses yang ada dimasa remajamu. Dari segi man...