Chapter 13. Bergerak!

1 0 0
                                    

Sesuai permintaan dari Revan, kini waktunya Alan dan Isan pergi menuju Palangka Raya seusai mereka menghabiskan segelas minuman dingin di warung “Great Papi”. Isan yang penuh semangat sejenak menoleh kearah Revan sebelum menarik gas sepeda motornya, karena dilubuk hatinya ia tak tega melihat pemimpin gengnya harus memikirkan jalan keluar sendirian dari jeratan masalah yang ada. Sementara Alan, ia sedari tadi terus menguap karena mengantuk dan merasa menyesal lantaran ia sudah berjanji kepada Revan. Tak lama kemudian Revan mengangkat satu tangannya dan melambaikan tangannya sebagai isyarat hati-hati kepada mereka berdua, melihat kode itu Isan dan Alan langsung mengangguk diikuti dengan menarik gas sepeda motornya meninggalkan tempat itu.
“Lu depan San, gue gatau jalan soalnya.”
“Hah? Lu gapernah main ke Palangka Raya emang?”
“Ya pernah, cuma lupa aja jalannya.” Elak Alan santai.
“Iya okedeh…”
“(Tanpa menjawab, Alan kembali menghisap rokoknya sembari berkendara dengan santainya).”

***************************

Sementara itu di Palangka Raya, ketegangan antar geng kembali terjadi. Sekelompok remaja yang menamai diri mereka dengan sebutan Rat Hunter, telah dipertemukan dengan geng yang bernama InisialA. Ketegangan itupun bermula ketika leader pendahulu mereka berhasil dipecundangi oleh 2 orang bersaudara yang haus akan kekuasaan seisi kota, mereka kerap disapa dengan nama “Bobby bersaudara”, sang kakak bernama Bobby Mark, sedangkan sang adik bernama Bobby Max. Yang mana keduanya sama-sama mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin membawa nama besar mereka berdua dipuncak tertinggi di kota Palangka Raya. Setelah membabat habis Taring Emas, dan memporak-porandakan markas GloryNight. Kini giliran InisialA yang menjadi sasaran mereka, namun tentu saja target akhir mereka yang tak lain adalah The Cursed Shield.

Pertempuran itupun sudah direncakan pihak Rat Hunter dengan tempo yang cukup lama. Karena setelah insiden penyerangan dimarkas GloryNight, mereka pun menargetkan InisialA. Alhasil seluruh pasukan dibawah komando Bobby bersaudara itupun menyerang satu persatu anggota dari InisialA, dan alhasil korban pun mulai berjatuhan.

Disisi lain sebagai leader dari InisialA, Handy yang tau bahwa ini adalah kode ajakan perang dari Rat Hunter mulanya tak menghiraukan hal itu, sampai pada akhirnya korban yang berjatuhan semakin hari semakin bertambah. Karena hal ini lah ia sebagai leader pun lama-kelamaan tak bisa tinggal diam dan harus mengambil langkah tegas meskipun harus bertarung sekalipun, hingga sampai pada akhirnya mereka semua pun dipertemukan disebuah lapangan kosong didekat pabrik tua dengan tangan terkepal erat bersiap untuk dilayangkan.
(Menunduk dengan penuh amarah).
“Akhirnya yaa… lu mau nerima ajakan gue.”
“Bajingan…” Umpat Handy dengan emosi yang meledak-ledak.
“(Mendengar suara lirih dari Handy, Max pun maju satu langkah dengan tersenyum lebar) Woy… lu ngomong tadi? Coba ulang, ga denger gue.”
“(Mengangkat dagu sembari menoleh kearah para anggota Rat Hunter) Tadi gue bilang, kalo lu semua bajingan.”
“Kenapa lu semua nargetin gue? Padahal udah jelas, kalo gue dan temen-temen gue gapernah ikut campur di geng manapun!” Imbuh Handy tegas.
“Mau lu ikut urusan apa engga, nama geng lu udah masuk ke list circle eight Palangka Raya. Dan semua yang masuk kedalam list itu, semuanya target gue.”
“Oke kalo lu yang minta.”
“Hancurkaaan..!!” Pungkas Handy memberikan komando, tanda pertempuran dimulai.
“Wohhoooo…!!!” Teriak Max yang berlari, bersiap melayangkan pukulan terbaiknya.
“Woy jangan nyolong start brengsek!”
(Dengan demikian pertempuran dari kedua belah pihak pun resmi dimulai, masing-masing remaja yang ingin melemparkan pukulan terbaiknya kini bisa mereka salurkan secara leluasa. Dan selama proses pertarungan itu berlangsung, terdapat beberapa remaja yang sedang menyaksikan kejadian itu. Mereka menyaksikan jalannya pertarungan itu dari atas Gedung apartemen yang jaraknya 200 meter dari tempat kejadian dengan bantuan teropong).
“(Melihat dengan teropong) Sudah dimulaaii…!!!”
“Lu ngundang kita kesini cuma buat nonton ginian, serius?”
“Gue tau, gue tau… ini seru kan?!”
“Seru?! Lu tau kan, kalo kedua geng itu cuma kumpulan para berandalan kelas bawah?!” Tukas Haris kesal.
“Iya dia bener, cuma buang-buang waktu aja nonton pertarungan itu.”
“Sekarang gue bisa bayangin, gimana jadinya kalo gue ada diposisi mereka. Darah gue pasti mendidih.”
“Adam, lu setuju kan sama pendapat gue?” Imbuh Adit yang tetap merasa bersemangat.
“Engga, sama sekali engga tertarik.” Pungkas Adam datar.
“Tciihh… lembek banget lu semua. Inget ya, kita sekarang udah masuk ditahap remaja, apalagi kita tinggal di Palangka Raya, jadi biasakan diri untuk bertarung mulai dari sekarang, denger ga lu pada?!”
“Berisik ah berisik!!”
“Tau tuh berisik banget!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EZ4 Girls: Lover Never Over!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang