Seiring berjalanannya waktu, karena sering bertemu dengan 2 pria yang paling terkenal dikota khususnya dikalangan anak sekolahan, secara tidak langsung Fero perlahan-lahan mulai dilirik oleh teman satu sekolahnya. Ada yang mengira dia sudah menjadi bagian dari DoubleE, karena dia merupakan teman SMP dari Nicholas. Ada pula yang mengira bahwa Fero sekarang ada dipihak TCS, dikarenakan ia kagum dengan permbawaan Steve yang konyol, dan tenang. Namun nyatanya, itu hanya sebuah gosip yang dibesar-besarkan dari telinga ke telinga, dan mulut ke mulut. Karena faktanya, Fero hanya merupakan seorang sahabat yang berteman secara tulus tanpa ada embel-embel memanfaatkan nama temannya jika sewaktu-waktu ia dibully.
****************************
(Jam 10 menjelang siang, ditengah jam istirahat. Dengan perasaan senang, terlihat Fero sedang melahap seporsi mie instan kesukaannya yang ia pesan sedari tadi, dengan ditemani dua orang teman sekelasnya).
"Lu jadi terkenal ya Fer, sekarang? Cowok-cowok pada ngomongin lu tuh."
"Ngomongin gue? Gue kenapa emang?" Sahut Fero setengah heran sembari mengunyah mie instan.
"Ya tentang lu, temenan sama leader DoubleE itu. Mereka ngiranya, lu bagian dari mereka."
"Apalagi waktu lu bilang kalo Steve itu temen lu, duh... malah makin gede deh tuh gosipnya." Imbuh teman sekelas Fero, dengan menceritakan gosip yang ia dengar.
"Biasa aja kali, orang gue cuma temenan doang kok sama mereka."
"Eh, Fer! Lu kenapa ga join DoubleE, aja? Kan katanya Nicholas itu temen, lu?"
"Ngga deh." Timpal Fero minim.
"Atau ga gitu ke TCS aja, kan sama aja tuh. Lagian lu kenal Steve juga, kan?"
"Sama aja, ga minat gue."
"Lah? Kenapa emang?" Tanya teman sekelasnya penuh heran.
"Ya karena, gue niat temenan aja sama mereka. Bukan gara-gara mau gabung geng ini, atau geng itu." Terang Fero santai.
"Gitu ya? Tapi dihati kecil lu, ada ga sih niatan buat gabung sewaktu-waktu?"
"Engga ada, ya kayak yang gue bilang tadi. Gue cuma niat-"
"Bruaakkk...!!!" Belum menyelesaikan omongannya, tiba-tiba Albert datang menghampiri Fero dengan menggebrak meja yang ia duduki.
"Masalah kita belum selesai, kacung!" Sapa Albert yang menatap Fero tajam.
"Al-al-al-Albert...?" Sahut Fero terbata-bata.
"(Membisikkan ke telinga Fero) Siapin diri lu mulai dari sekarang..." Kata Albert memberi ultimatum lalu disusul dengan mengambil langkah untuk pergi, meninggalkan Fero.
"....." Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Fero hanya diam seraya memandangi Albert yang kini berjalan pergi meninggalkan dirinya.
Lontalaran kata-kata dari Albert, sontak membuat fikiran Fero terbebani. Ia juga sebenarnya tidak mengerti tentang apa maksud dari ancamannya barusan, dan untuk beberapa menit kemudian Fero terus memandangi langkah kaki Albert yang terus berjalan meninggalkan dirinya.
***************************
(Bel sepulang sekolah pun berbunyi, dengan keadaan yang kembali tenang, Fero kemudian berjalan menuju kearah parkiran sepeda motor. Tancap gas, dan langsung pergi meninggalkan sekolahnya).
Dan setengah perjalanan pun berlalu, yang mana Fero hanya membutuhkan 15 menit untuk sampai ke rumah. Dengan wajah yang kesal ditengah terik matahari yang menyengat, Fero menghentikan laju motornya seketika lantaran lampu lalu lintas menyala berwarna merah yang berarti pengendara wajib berhenti sampai lampu itu berganti berwarna hijau. Ia pun mulai celingak-celinguk ke kanan, dan kekiri ditengah lampu merah itu. Hingga tak sengaja, ia melihat...

KAMU SEDANG MEMBACA
EZ4 Girls: Lover Never Over!
Novela JuvenilSebuah series lanjutan dari EZ4 Girl's : The Bulletproof Heart ***************************************************** Seseorang pernah berkata, bahwa: "Jangan buru-buru ingin menjadi dewasa, cicipi semua proses yang ada dimasa remajamu. Dari segi man...