Minggu sore yang cerah, sebuah hari libur yang cocok untuk bermalas-malasan bagi sebagian orang. Namun ada juga yang mencari aktivitas lain, dan pergi keluar rumah agar bisa menikmati hari liburnya secara leluasa. Sebagai anak rumahan yang ingin mendapatkan title cowok keren, Fero tengah sibuk menyisir rambutnya bersiap-siap pergi menuju Skatepark, yang merupakan tempat unggulan bagi para remaja kota itu.
Waktu tengah menunjukkan pukul 4 sore, dengan Fero yang sudah setengah rapi setelah sekian lamanya ia sibuk memilih baju yang cocok untuk dipakainya hari ini. Hingga persiapannya pun memasuki step terakhir, yaitu menyisir rambut, dan setelah semua persiapannya dirasa selesai, ia kembali berkaca lagi dan dengan lantang mengatakan...
"Fer, hari ini lu keren banget!" Katanya dengan lantang penuh percaya diri, lalu dilanjut berjalan keluar kamar menuju garasi rumahnya bersiap untuk berangkat.
*****************
King's Café, sebuah tempat nongkrong dengan nama yang cukup terkenal dikota itu. Pasalnya tempat itu merupakan pusat tempat pertemuan antar geng dikota itu, tak jarang juga sering terjadi perkelahian disana, akibat gesekan emosi dari para remaja, kalau sedang adu mulut. Dan ditengah kesibukannya, Daren dan Juna sedang menikmati waktu senggangnya depan cangkirnya masing-masing. Mereka berdua tengah sibuk membahas tentang perkembangan TCS dimasa mendatang, mereka juga takut jika sewaktu-waktu Steve mengundurkan diri dari geng, karena kandidat terkuat untuk menggantikan Steve hanya tersisa mereka berdua. Sementara mereka khawatir jika mereka berdua, tak sanggup menelan beban seberat itu.
"(Menyilangkan tangan) Kemungkinan beberapa bulan lagi, anak SMA kelas 3 udah sibuk sama ujian. Dan kayaknya bentar lagi, Bang Steve mulai nyerahin kursi ketua digenerasi TCS selanjutnya. Menurut lu gimana, Der?"
"Iya, udah gue duga kalo masalah itu, cuman ngga gue ambil pusing." Timpal Daren santai.
"Maksudnya?!"
"Kandidat terkuat sekarang cuma 2 orang, antara lu sama gue. Cuma dari opini gue pribadi, mending lu ambil aja. Gue ogah jadi pemimpin, soalnya."
"(Membakar rokok) Gitu ya? Tapi gue malah berfikir sebaliknya, Der."
"Gue mau lu maju, gue ga bakat mimpin orang sebanyak itu." Imbuh Juna datar.
"Lu ga bercanda, kan? Lu yakin, mau berdiri dibawah orang tolol macem gue?" Sanggah Daren menahan tawa.
"Iya gue yakin, lagian kalo gue duduk dikursi itu, gue yakin TCS bakal dipandang remeh sama geng lain."
"Lu ngerti kan, maksud gue?"
"(Mengangkat dagu) Masalah itu lagi? Ayolah Jun, lu kuat kok! Lu ngga inget, kan kita pernah fight, kalo ngga salah 5 kali-"
"Tapi gue kalah semua, tolol!" Potong Juna dengan kesal, namun disambut tawa yang keras dari Daren.
"Udah deh, gue gamau tau. Pokoknya lu aja yang jadi leader selanjutnya, gue ogah."
"Heh, Jun! Dengerin gue dulu-"
"Bodoamat!" Potong Juna untuk kedua kalinya.
"Posisi wakil itu cocok buat orang yang punya otak kayak gue, Der. Jadi menurut gue, posisi itu ga pantes buat orang bego kayak elu."
"Hah, gue gapunya otak?! Duh duh duh... lu tau, kan? Gini adek sepupunya Bang Nino, orang yang menurut gue paling cerdas digenerasi kemarin. Masa lu ngraguin gue, sih?"
"Ayolah Jun, percaya sama gue." Dengan raut wajah memelas, Daren mencoba meyakinkan pendirian Juna, dengan niat agar tahta leader selanjutnya tak jatuh ketangannya.
"Huuuuhhhh....." Namun Juna seakan tak menghiraukan pembelaan dari Daren, ia hanya membalasnya dengan tatapan remeh sembari menghembuskan asap rokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZ4 Girls: Lover Never Over!
Novela JuvenilSebuah series lanjutan dari EZ4 Girl's : The Bulletproof Heart ***************************************************** Seseorang pernah berkata, bahwa: "Jangan buru-buru ingin menjadi dewasa, cicipi semua proses yang ada dimasa remajamu. Dari segi man...