sembilan

917 93 2
                                    


Promo bayar 100 ribu dapat 45 pdf novel sabanaluar. Termasuk dapat another baby di buka. Sampe besok malam. Isi lrngkap sampai tamat, ada bonus part jg 45 jdul tsb.

Minat, hubungi 085 337 484 038

****

Ketegangan yang berlangsung antara Rara dan Ajeng, terpotong oleh suara ponsel Ajeng yang memekakkan telinga.

Kedua perempuan beda generasi itu, reflek menatap kearah ponsel  yang Ajeng letakkan di atas meja.

Yana, nama si pemanggil, dan Rara tidak mengenalinya. Ajeng, melihat nama yang menelponnya, wanita itu seketika gelapan, tegang, dan mengambil cepat ponselnya di atas meja.

Tidak langsung mengangkat panggilan dari Yana. Ajeng, menatap pada Rara.

Dengan tatapan menyesal, rasa bersalah dan penuh permohonan maaf.

"Hal yang paling ku sesali, kenapa aku dulu, tidak melarang dan mencacimu agar jangan terus mengejar, Arez. Malah, memberi semangat dan mengatakan padamu agar terus sabar dan jangan menyerah pada anak laki-lakiku.  Aku menyesal. Kamu jadi seperti saat ini, hidup dengan penuh rasa sakit. Penyesalan kedua, aku sudah menampar pipimu, kamu seorang wanita yang sudah memberiku  cucu, harusnya kamu tidak ku lukai fisikmu, Rara. Percayalah, tidak hanya kamu yang sakit, aku... sebagai sesama perempuan, sudah menganggapmu seperti anakku, aku merasakan sakit berkali-kali lipat darimu, mari kita bicarakan dengan kepala dingin tentang niatanmu tadi, dan aku harap, pukul 7 malam, kamu datang kemari, ikut hadir dalam makan malam nanti malam, karena akan ada obrolan bagian kamu dan ini tentang kamu dan Akira...."kata Ajeng sangat panjang dengan kedua mata berkaca-kaca. Mengabaikan satu panggilan, tapi dua menit kemudian, panggilan dari orang yang sama kembali masuk.

Ajeng, segera ijin pamit pada Rara, tidak mungkin da mengobrol dengan ceria dengan calon besannya di depan Rata. Rara yang membeku di tempatnya. Sebelum, Ajeng beranjak meninggalkan Rara. Wanita itu mengelus pipi Rara yang kemerahan dengan rasa sesak, sakit dan menyesal yang amat dalam.

Dengan Rara yang langsung merembeskan air matanya, di saat tubuh Ajeng sudah di telan oleh lorong. Wanita muda itu juga, dengan cepat kembali ke rumah, tidak mau tangisan, wajah kacaunya di lihat oleh orang lain.

Nyatanya. Dengan hati sakit. Ada orang lain yang melihat,  betapa menyedihkan dirinya.

3 maid yang tidak sengaja mendengar, dan keterusan mengintip tanpa Rara dan Ajeng sadari, diam-diam menangis, diam-diam merasa sakit hati untuk Rara. Mereka semua perempuan, sudah mengetahui bagaimana awal mulanya hubungan Rara dan Arez. Sungguh, andai mereka berada di posisi Rara. Mungkin, ludahan bahkan cakaran akan mereka berikan pada semua ucapan yang terdengar arogan dan tanpa hati dari Ajeng. Akan kabur juga, tidak berdiam diri dengan tolol di rumah ini. Laki-laki yang sudah memerkosamu, akan menikah dengan wanita lain, setelah dia memberi harapan, dan mengatakan untuk menunggunya selama 2 tahun. Ini sangat tolol dan jahat. Rara terlalu bodoh.

Ketiga maid itu juga, saling menatap antara satu sama lain. Bagai memiliki satu kepala. Tiba-tiba pikiran 3 maid itu tertuju pada kedua orang tua Rara yang tingkah lakunya terlihat ganjil.

Menurut mereka? Tidak ada orang tua seperti Rara di dunia ini. Yang banyak menuruti dan mengiyakan saja kata-kata dari orang tua laki-laki yang sudah merusak anak mereka.

Orang tua Rara goblok dan mungkin sudah di ancam oleh orang tua Arez. Pikir 3 maid itu.

Waktu begitu cepat berlalu, Rara yang memutar balik ingatannya tentang ucapan terakhir Ajeng, tersenyum dengan manis di depan cermin yang ada dalam kamarnya.

kamarnya di rumah orang tuanya. Manik matanya yang indah, menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Tatapannya menatap lama pada wajahnya.  Tangannya yang lentik, dengan kuku-kuku yang sudah dia percantik dengan kutex warna merah, mengelus dan meraba lembut wajahnya.

Another BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang