EN- [Chapter: 21] Fourth Trouble;

394 46 18
                                    

lall BALIK!!!

(Di rekomendasikan untuk membaca dengan tema putih)

HAPPY READING📖

.
.
.

Tak terasa, bumi sudah berputar sebanyak dua kali setelah kejadian dua hari lalu. Savines sekarang tengah duduk melamun menatap meja yang diatasnya adalah vas bunga.

Drrt'

Drrt'

Ponsel Niki berdering. Hal itu mengundang atensi penuh dari Savines.

Niki mengambil ponselnya dari dalam saku. Tertulis *Maledictus Apartemen di layar ponsel Niki. Dengan cepat, Niki mengangkat panggilan tersebut dan suara wanita menyapa indra pendengaranya. Tak lupa Niki menghidupkan speker pada telepon tersebut.

'Kami resepsionis dari Maledictus Apartemen. Kami hanya ingin memberi tahukan bahwa tuan Matrix telah pulang dari luar kota. Sesuai janji, tuan Matrix sendiri ingin bicara dengan anda' ucap sang resepsionis dengam ramah.

'Halo?' Suara berat seorang pria dapat di dengar oleh Savines.

Savines diam. Mereka bingung ingin mengatakan apa. Dan yang masih mereka pikirkan adalah, bagaimana bisa orang ini tahu bahwa Savines ingin menemuinya? Atau hanya kebetulan?

Tapi jika pria ini memiliki janji dengan temannya, maka seharusnya dia membatalkan janji pada teman seperjanjianya bukan?

Savines juga tidak kenal dengan pria ini. Seharusnya pria ini merasa heran. Bukanya malah ingin bicara langsung.

'Mari bertemu di kedai Tuan Whei. Aku tunggu kedatangan kalian selama setengah jam'

Tut!

Sambungan di matikan sepihak. Savines terkejut. Setengah jam? Memangnya cukup? Batin mereka yang gusar.

"Bagaimana?"

"Lewat SMA lagi? Mungkin jadi" saran Jake yang terdengar masih ragu.

"Tidak ada jalan lain. Ayo, sebelum terlambat" Heeseung beranjak pergi di susul yang lainya.

.
.
.

Sesampainya di dua gedung berjejeran dekat SMA, Savines melewatinya. Beruntung jalan itu kembali terbuka.

Memasuki kedai dengan langkah yang pelan. Savines memutar pandangan untuk mencari kursi. Saat pandangan itu berhenti, di sana ada seorang pria yang terlihat sudah sedikit berumur tengah duduk sembari menyesap kopinya dengan nikmat. Pria tersebut mengalihkan pandangan hingga mata mereka saling bertemu.

"Ekhem!" ia berdehem lalu menepuk kursi di sampingnya untuk mengisyaratkan agar Savines duduk di sana.

Dengan ragu, Savines berjalan pelan dan mendudukan diri pada kursi yang bersebelahan juga berhadapan dengan pria itu.

"Savines?" ucapnya yang mana membuat Savines bungkam. Dari mana dia tahu? Pikir mereka.

"Ada keperluan apa dengan ku?" lanjutnya sambil memainkan cangkir kopi.

"Anda yang membunuh Sally?" tanya Sunghoon cepat, tanpa basa-basi.

"Heh" pria di depan Savines terkekeh.

𝐌𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫𝐲 | 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang