Final 1.03 : Memperbaiki Para Petualang

10 4 0
                                    

23 jam 2 menit 57 detik, rekor dimana aku dapat menyelesaikan misi peringkat X yang tak dapat dilakukan oleh petualang di Denaria pada umumnya. Singkatnya dalam waktu tersebut aku berhasil menyelesaikan konflik dan pemberontakan yang ada di kerajaan Ateria. Yang terjadi adalah konflik itu dikarenakan menteri penasehat yang gila jabatan lalu memanfaatkan kecemburuan antar keturunan para raja, bisa disebut sebagai konflik internal antar sesama saudara.

Karena aku dibekali banyak skill semacam pembaca pikiran dan juga negosiasi aku dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan mudah, dari anggota kerajaan juga aku mendengar bocornya informasi soal fase peluruhan yang disebut mereka dengan kiamat, sepertinya berita ini menyebar begitu cepat dan menimbulkan kepanikan.

Mereka memang berhak tahu bahwa sebentar lagi akan ada kekacauan besar, tapi berita sebenarnya mulai menyimpang dari sumber aslinya. Di beberapa negeri aku juga mendengar bahwa ada kultus ajaran baru yang mengatakan bahwa akan ada penyelamat yang akan menyelamatkan mereka dari kehancuran.

Itu masih lebih baik, terkadang beberapa orang yang mendengar ini juga mulai melakukan tindakan kriminal, jadi sekarang semakin banyak kesibukan untuk mengamankan orang-orang bodoh itu.

Untuk sekarang aku duduk menikmati teh di rumah sendiri sembari memandangi langit senja yang mulai mengubur pemandangan hutan. Sampai beberapa saat terdengar suara ketukan dari luar.

"Lia Emir Author, buka pintunya."

Aku segera membuka pintu tidak lain adalah Vi yang membawa beberapa barangnya.

"Bisakah kau memanggilku satu nama saja?"

"Itu salahmu karena memiliki dua wujud dan dua identitas, jadi aku kesulitan menentukan harus memanggilmu apa."

Hari ini kurasa Vi resmi tinggal disini, karena ia juga membawa berkas pekerjaan di Guild. Ia lalu memberitahuku beberapa persiapan yang sudah dilakukan, namun sepertinya masih butuh banyak yang lainnya.

"Bagaimana jika aku meningkatkan kekuatan mereka saja?" tawarku pada Vi. Ia mengeluh soal beberapa petualang yang masih di bawah rata-rata. Beberapa petualang masih berada pada rank F meskipun mereka sudah lama berada di Guild, beberapa diantaranya hanya bisa membuat masalah ketika dalam misi.

"Aku berencana membuang mereka," ucapnya.

"Apa kau tidak merasa kasihan?" tanyaku.

"Memang, tapi penyerangan berikutnya, lebih baik mereka berlindung saja, meski di tempatkan di baris belakang. Mereka tidak terlalu kompeten untuk itu."

"Kalau begitu, aku punya ide."

"Ide."

Aku berencana memberi mereka skill tambahan yang berfungsi setidaknya untuk kabur atau menyelamatkan seseorang yang mereka sayangi.

"Sepertinya kau sudah sedikit lebih baik, baiklah, aku menyetujuinya, dan tolong berikan mereka sedikit arahan, besok aku akan mengumpulkannya."

***

Esok hari, aku sudah dihadapkan dengan beberapa orang petualang untuk mengajari mereka. Dari statusnya rata-rata hanya berlevel dua sampai empat, itu adalah level rata-rata orang biasa. Aku tak menyangka di kota petualang Denaria masih terdapat petualang yang standarnya dibawah rata-rata petualang. Pantas saja Vi ingin mencabut status petualangnya dikarenakan mereka sangat tak kompeten. Ada lima orang yang dihadapkan padaku, tiga laki-laki dan dua perempuan. Tiga diantaranya sudah cukup berumur.

"Jadi, Vi mengumpulkan kalian disini, sudah tahu alasannya?" tanyaku pada mereka.

"Siap pak! Kami akan diberikan kekuatan yang hebat bukan?!" teriak salah seorang berambut merah yang rambutnya dikuncir twintail.

"Hei, kau jangan memanggilku pak," ucapku padanya.

"Siap pak!"

Entah kenapa kenapa itu membuatku kesal, jelas-jelas umurku masih cukup muda. Tapi baiklah, kesampingkan soal itu. Aku mulai menyuruh empat lainnya keluar dari ruangan dan menyisakan satu orang, seorang pria yang sepertinya sakit-sakitan. Saat kubaca arsip tentangnya, ia memang tak memiliki pekerjaan lain selain ini.

Berlevel tiga, ia hanya lebih sering menjadi pengumpul tanaman, skillnya meningkatkan detail penglihatannya dua kali lipat selama satu menit, itu cukup membantu tapi dengan keadaan matanya sekarang, kurasa itu hanya meningkatkan dirinya ke penglihatan orang normal pada umumnya. Terlebih tubuhnya yang sakit-sakitan itu.

"Dengar, aku akan mengobatimu secara gratis dan memberimu satu skill, tapi jangan bilang kepada siapapun termasuk orang terdekatmu."

Itu adalah perjanjian yang kuberikan, karena jika orang lain tahu, mereka akan berbondong-bondong ke tempatku lalu meminta hal semacam ini. Itu akan sangat menganggu keseimbangan yang sudah tercipta di masyarakat. Kemampuanku terbatas, jadi aku juga tak bisa memberikannya sembarangan.

"Tapi, bagaimana jika mereka menanyaiku soal kenapa aku tiba-tiba menjadi lebih sehat dan mendapatkan kemampuan baru?" tanyanya.

"Benar juga, katakan kalau kau baru saja menemukan harta karun lalu menukarnya untuk skill baru dan kesehatanmu."

"Itu kan berbohong."

Aku menapakkan tanganku di tanah, lalu dengan skill manipulasi partikel kuciptakan peti harta karun berikut emasnya.

"Ini asli?"

"Ya, ini sekarang milikmu."

Saat ia mencoba menyentuhnya. Aku langsung mengambil harta karun itu dan memasukannya ke penyimpanan dimensi.

"Sekarang kau tak perlu berbohong."

Ia langsung mengerti apa yang aku maksud, namun wajahnya agak sedikit kecewa disebabkan aku mengambil harta yang kuberikan padanya, tapi itu takkan ada gunanya karena sebentar lagi akan ada kekacauan besar, jadi semacam uang takkan berguna disaat seperti itu.

"Kemarikan tanganmu."

Aku mulai menggunakan skill penyembuhan pertama adalah matanya dimana syarafnya melemah dan terdapat kerusakan yang diakibatkan seperti katarak, beberapa saat wajahnya yang murung menjadi sangat sumringah. Aku masih memegang tangannya dan mulai memperbaiki tubuh lainnya termasuk paru-parunya yang rusak karena asap rokok. Beberapa bagian tubuhnya yang memiliki kelainan syaraf aku juga menyembuhkannya.

"Bagaimana sudah merasa nyaman?" tanyaku padanya.

"Ini hebat sekali!" teriaknya, ia terlihat bersemangat dan menggerakkan tubuhnya sangat leluasa, "Aku tidak tahu harus bilang apa, rasa terimakasih pun takkan cukup!"

"Hei duduk, ini belum selesai."

"Baiklah."

Aku belum selesai, ini saatnya memberinya kemampuan baru. Sesuatu yang berguna untuknya, karena pada dasarnya ia seperti karakter suportif, jadi aku memberinya kemampuan yang meningkatkan kelincahan dan kekuatan kaki selama satu menit. Ini mungkin berguna jika ia akan kabur dari kejaran monster atau perampok.

"Dengan begini, kau bisa setara rank E, atau jika kau berusaha keras, kau bisa mencapai rank C-- Kenapa kau menangis?"

Ia mengusap air matanya dengan lengannya, nampak tubuhnya sedikit bergetar, "Aku-- terimakasih."

Aku mengerti, mungkin ia tak menyangka bahwa ia mendapatkan semua ini secara cuma-cuma. Ia mungkin sudah cukup putus asa ketika dirinya menjadi petualang cukup lama namun ranknya tidak pernah naik.

"Bagaimana aku bisa membalasnya," ucapnya dengan nada yang masih sesegukan. Dia benar-benar laki-laki yang cengeng.

"Mudah saja, berhentilah meminum alkohol dan menghisap rokok, serta bantulah orang-orang yang berada di bawahmu kelak."

Sekalian kunasehati soal kebiasaan buruknya, dengan ini ia takkan mencoba merusak fisiknya lagi.

"Baiklah, berikutnya."


*****

RE : BUILD (Skyline)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang