Final 1.14 : Dataran Elba

10 2 0
                                    

Kurang dari satu jam, kami telah sampai di dataran lain, nampaknya tempat ini sudah di pasang pelindung.

Lalu kami masuk setelah penghalang itu mendeteksi bahwa kami adalah bagian dari petualang Denaria.

Beberapa orang kemudian mendatangi kami setelah tahu ada orang yang selamat.

"Kakak Guru!" Sebuah teriakan terdengar, seorang gadis yang kukenal tak lain adalah muridku sendiri ia berteriak, langsung memelukku.

"Zifa, jangan khawatir kita baik-baik saja."

"Aku pikir Kak Guru akan mati."

Beberapa saat kemudian, aku melihat paman Eruda berjalan ke arah kami kemudian berucap, "Kalian baik-baik saja, pakaian dan penampilan kalian sangat kacau sekali."

"Ya, kami baik-baik saja," ucap Millurie sedikit dengan nada cukup lelah.

"Lebih baik, kalian beristirahatlah."

"Baiklah, aku juga ingin mengirimkan laporan dan memulihkan tenaga."

Tentu kami akan beristirahat juga, setelah kami menyegel raja iblis, di perjalanan ternyata kami masih mengalami gangguan dimana sebuah monster dan beberapa orang aneh muncul menyerang kami. Untungnya aku dan Millurie berhasil menghadapinya.

Saat kami sudah sampai di penginapan, kami mendiskusikan banyak hal, pertama kami memberikan batu untuk berkomunikasi, setelah menunggu beberapa lama, kami akhirnya berhasil menghubungi wilayah kota Elf, mereka baik-baik saja, walaupun ada beberapa makhluk yang menyerang wilayah mereka.

Wilayah ini juga terkadang ada makhluk yang masuk, namun ras Elba sudah mengantisipasi, untuk sekarang masih cukup terkendali.

Itu melegakan, jadi aku bisa ke penginapan untuk sementara sembari mengumpulkan informasi.

**

Brak!!

Seseorang membuka pintu penginapan dengan cukup heboh sehingga kayu antara pintu dan dinding bertatapan menimbulkan suara keras, dan suaranya pun tak kalah kerasnya, ia berteriak, "Emir! Kau ada disini!"

Ternyata Meta juga ada di wilayah Elba, mungkin ia berbisnis senjata jadi ia terjebak di kota ini, bukan kota bagian ras manusia. Tapi suaranya benar-benar menganggu.

"Aaa, bisa-bisanya kau bersantai dengan seorang wanita dan seorang gadis disini!" teriaknya begitu mendapati bahwa aku bersandar di tembok dengan kasur dimana di sampingku juga terdapat Millurie yang terbaring dan juga Zifarlya yang tidur di pangkuanku. 

"Tenanglah Meta," bisikku agar mereka berdua tidak terbangun.

"Bagaimana aku bisa ten--"

Bakk!!

"Diamlah!" Millurie yang langsung bangun melempar dengan bantal.

"Ba-baiklah, aku akan tenang."

Tak kusangka Millurie akan langsung agresif dengan menyerang Meta, kurasa Millurie sudah cukup kelelahan karena pertarungan sebelumnya.

Meta kemudian nampak lebih tenang dari sebelumnya. Ia mengambil kursi lalu berbicara denganku. "Hei, berapa peringkatmu?"

Ia pasti bertanya soal fenomena nomor di punggung tangan, setelah aku selidiki lebih lanjut, nomor di tangan memang sebuah perangkingan makhluk hidup yang ada disini, dan menara tersebut berperan penting dalam penomorannya.

Meta menunjukkan angka 34600 dengan bangganya, itu disebabkan petualang di tempat ini rata-rata menunjukkan angka ratusan ribu, dan puluhan ribu berjumlah sedikit, dia mungkin merasa lebih unggul ketika memperlihatkan nomor-nomornya itu.

RE : BUILD (Skyline)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang