1.01

112 9 2
                                    

Maaf ya, author baru selesai UAS gaisss😪😪 agak sedikit sulit jika membagi waktu dalam hal pendidikan dan pekerjaan bahkan hobbi untuk menulis seperti ini,

Mungkin hanya libur ini yang dapat membantu aku meng upload chapter chapter berikutnya.

Tolong kasih aku semangat yah

Happread.......

"Semua akan baik baik saja"

Arm mengangguk, yahh meskipun sedikit kawhatir pada new kedepannya akan bagaimana dengan pria asing itu.
Tapi dengan semua penjelasan dari off, arm yakin new dan Prim akan baik baik saja.

"Tapi ingat, jika terjadi sesuatu padanya, kau akan berhadapan denganku!" Macam arm tegas.
Off hanya menatap nya tanpa ekspresi, setegas apapun pria di depannya berbicara ia tak takut sama sekali.

"Hem"

Off segera keluar dari ruangan itu dan kembali ke ruang rawat new.

Ia menatap wajah pria putih yang tengah berbaring di ranjang rawat yang tak terlalu besar itu. Bayangan mengenai cerita dokter arm tadi membuatnya Tek berhenti berfikir.
Entah kenapa hatinya seperti sedikit merasa bersalah pada new.

"Tuan...

"Bi Jen, kita pulang sekarang " potong off lalu pergi meninggalkan ruangan.

.
.
.
.

Off mendudukkan dirinya di sofa yang ada di pinggiran kolam rumahnya, semilir angin menghembus kulitnya dengan lembut, ia baru tersadar akan sesuatu. Malam pertama ia membawa new ke rumahnya, di mana pria itu berkata ingin bertemu dengan adiknya yang bernama prim.

Off mengusak wajahnya kasar, ia merasa kesal dan malu telah mengira prim itu adalah pacar nya new, bagaimana bisa off lupa kalau ner pernah mengatakan itu padanya.

"Off ini" Jane meletakkan segelas kopi panas di atas meja, ia ikut duduk di sampai off sambil menatap lurus kedepan.

Seperti ini lah suasana setiap hari di rumah off, hanya ada kesunyian. Off yg selalu menyendiri dan irit berbicara bahkan sangat tertutup. Ia hanya memikirkan satu hal tentang berbicara, yaitu berbicaralah seperlunya.

"Kau masih seperti yang dulu" gumam Jane pelan.

Off menoleh menatap Jane, "aku takut bi"

Jane menghela nafas nya, ia mengerti apa yg off pikirkan saat ini. "Apa kah kau terus memikirkan itu tuan?" Tanya Jane,

"Bibi Jane jangan panggil aku tuan lagi, aku tidak suka"

"Baiklah"

Beberapa menit keheningan kembali menghantui keduanya, sesaat terpintas di pikiran off seakan tergambar kejadian beberapa tahun yang lalu yang masih ia takutkan sampai sekarang ini.
"Belakangan ini aku terlihat sangat sibuk" ucapnya pelan, "aku merasa khawatir setiap hari, tapi tak pernah sekauhatir ini" sambungnya lagi.

"Bisa kau jelaskan __

"New seseorang yang ku temui waktu lalau, kali bibi ingat aku mengatakan aku memberikan payungku pada pria yang tak sengaja menabrakku, itu dia. Aku menemuinya di clab sedang melelang dirinya, aku tidak tau, tapi aku tidak ingin melihatnya di beli oleh orang lain, aku dapat melihat kesedihan yang sama di matanya, kesedihan yang aku juga rasakan. Aku sedikit kesal mengetahui bahwa ia jalang di sana, seharusnya aku tidak membelinya, akan tetapi entah kenapa semua nya terkalahkan dengan rasa ku ingin menyelamatkan dia dari para tua Bangka yang nafsu melihatnya"

Jane termengu mendengar penjelasan dari off, ia tak habis pikir akan serumit ini. Awalnya Jane kira new adalah kekasih off yang dimana mereka sedang berantam sampai membuat off posesif padanya hingga membawa nya pulang kerumah. "Bibi mengira dia kekasih mu" Jane tak bisa menahan ucapannya.

FIALT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang