둘-02

1.3K 148 4
                                    

Happy reading!

.

.


10:25

Di tengah malam seperti ini, orang awam biasanya sudah tidur dengan nyenyak di atas ranjang mereka masing-masing, tapi tidak dengan jevan. Ia masih sibuk bercumbu dengan berkas-berkas dan juga laptop yang selalu berhasil mendapatkan atensi penuh dari jevan.

Tok Tok Tok

Suara pintu yang di ketuk itu tentu nya jevan dengar, namun ia tidak menoleh sama sekali dan hanya berseru, mengizinkan orang itu masuk ke dalam ruangan nya.

Setelah mendapatkan izin dari pemilik ruangan, pintu ruangan itu terbuka, dan masuklah marvell, sekertaris kepercayaan jevan yang sudah bekerja dengan nya selama bertahun-tahun.

"Pak—"

"Jangan terlalu formal, sekarang udah diluar jam kerja." Potong jevan.

"Ah, ehm—" Marvell berdehem canggung, "Lo mau pulang ke rumah atau mau nginep di kantor jev?" Tanya marvell.

Jevan mengedikkan bahu nya, tanda bahwa ia tidak tahu. Karena ia juga bingung, akan pulang ke rumah, atau menginap saja di kantor.

"Terserah lo aja dah. Gue kesini cuma mau pamitan sekaligus mau ngasih tau, besok kita flight ke jepang jam 7 pagi."

"Hm" Dan, hanya dibalas deheman.

Marvell menggerling malas, ia sudah biasa dan memaklumi sikap jevan, atasan sekaligus temannya itu.

"Yaudah, gue izin balik dulu, kasian istri sama anak udah nunggu."

Marvell mengalihkan pandangannya pada marvell lalu mengangguk.

Setelah mendapat respon dari jevan, marvell langsung keluar dari ruangan itu, sedangkan jevan yang sendirian di ruangannya menatap kosong ke arah pintu yang baru saja tertutup.

'kasian anak sama istri udah nunggu.' kata-kata itu selalu berputar di dalam kepalanya, jevan merasa iri pada marvell, entah karena apa, tetapi ia merasa iri setiap melihat kebersamaan keluarga kecil marvell, apalagi saat dirinya tak sengaja melihat wallpaper ponsel milik marvell, yang menunjukkan foto keluarga kecilnya, dengan satu anak laki-laki yang berada di tengah-tengah mereka sedang tersenyum bahagia, begitupun marvell dan juga istri nya.

Tak berselang lama, jevan sadar dari lamunannya, ia langsung menegakkan tubuh nya, lalu meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal karena terlalu lama duduk, dan jari-jari nya yang terasa lebih pegal karena tidak berhenti mengetik di keyboard laptop.

Jevan beranjak dari duduk nya, dan melangkah kan kakinya menuju kamar pribadi nya. Ia memutuskan untuk menginap di kantor, karena tubuhnya sudah terlalu lelah untuk mengendarai mobil nya dan pulang ke rumah.

Ketika sudah berada di dalam kamar, jevan melepaskan jas nya, lalu melemparkan jas itu ke atas sofa.

Ia kembali berjalan ke arah kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya, sekalian berendam air hangat agar tubuh dan pikiran nya bisa kembali tenang.


••••


Di pagi harinya, jevan terbangun pukul 5 pagi, itupun karena marvell yang membangunkan nya, menyuruh nya untuk bersiap-siap, agar mereka tidak ketinggalan pesawat.

"Ah sialan, gue masih ngantuk!" Desis jevan

"Tahan bentar, nanti di pesawat lo bisa tidur, gue juga ngantuk asal lo tau." Balas marvell sambil menatap nya julid.

Jevan tak menghiraukan perkataan marvell barusan, ia lebih memilih untuk menelepon seseorang yang akan ia temui saat di jepang nanti.

Sekitar 15 menit lama nya mereka berbincang-bincang, sambungan telepon itu akhirnya terputus, jevan menatap marvell yang berdiri di dekat jendela dan sedang sibuk dengan ponselnya.

Jevan membiarkan marvell terlebih dahulu, karena ia tahu kalau marvell juga sibuk, sama seperti dirinya. Walaupun ia lebih sibuk.


••••


Niel, anak kecil manis itu berlari keluar rumah dengan senyum yang mengembang di bibir pink nya.

"Om jordan!!" Pekik niel berhambur ke dalam pelukan seorang pria yang di panggil nya 'Om jordan'.

Jordan dengan gesit menangkap tubuh kecil niel, ia membawa niel ke dalam gendongannya, lalu memberi beberapa kecupan seringan kapas di seluruh wajah niel, membuat niel terkikik geli.

"Do you miss me, boy?" Tanya jordan setelah menghentikan aksi memberi kecupan di wajah niel.

"Of course! I miss you sooo muchhh!" Jawab niel antusias.

"Really?"

"Um!"

"Om kok lama banget pulangnya? Niel kangen banget tau sama om" Ujar niel

"Maafin om ya, kerjaan om disana banyak, makanya om baru bisa pulang sekarang." Balas jordan sembari mengelus pipi gembul niel.

"Kerjaan om banyak ya? Sama kayak ayah niel, tapi ayah niel kerjaan nya lebih banyak, makanya sampai sekarang belum pulang pulang buat ketemu niel dan bunda."

Jordan terdiam sejenak mendengar perkataan yang terlontar dari mulut niel, namun beberapa detik kemudian, ia berdehem dan tersenyum lembut menatap anak kecil yang berada di gendongan nya.

"Good boy! Karena niel udah makin pintar, om mau kasih hadiah buat niel!"

Mendengar kata hadiah, manik bulat niel langsung berbinar, menatap ke arah jordan penuh harap.

"Hadiah? Om mau kasih Niel hadiah apa?!"

Jordan terkekeh kecil, melihat betapa antusiasnya niel.

"Om mau kasih hadiah...., Main ke timezone!"

"Timezone? yeayyyy!!" Seru niel senang.

"Bunda juga ikut kan om?"

"Iya, kalau kamu doang yang ikut kan nggak adil, soalnya kan bunda yang udah ngedidik niel sampai jadi anak pintar kayak gini,"

Niel mengangguk-anggukkan kepalanya setuju.

"Makasih om, niel jadi makin sayang sama om jordan" Niel memeluk jordan menenggelamkan wajahnya di leher jordan.

"Sama-sama, om juga makin sayang sama niel." Jordan membalas pelukan niel, mengusap punggung sempit niel dan melangkah masuk ke dalam rumah.







To be continue....





Jevan & Anne | JaeròseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang