열여섯-16

611 81 2
                                    


Happy reading!

.

.



Sekarang pukul setengah lima sore dan anne baru saja selesai mandi, sekitar jam setengah empat tadi ia terbangun dari tidurnya dan langsung menata pakaian ke dalam lemari setelah itu mandi.

Anne memakai dress selutut berwarna biru muda dengan paduan warna putih, menyisir rambutnya, lalu memakai lip balm berwarna agar tidak pucat, dan selesai. Anne tidak memakai make-up sama sekali.

Setelah itu, anne duduk di pinggir ranjang, membangunkan niel dengan lembut.

"Niel.. wake up."

"Udah sore, ayo bangun." ujar anne dengan sangat lembut.

Untungnya niel sendiri bukan tipe anak kecil yang susah dibangunkan dan akan menangis jika merasa tidurnya terganggu. Niel perlahan-lahan membuka matanya dan kemudian menatap anne.

"Good morning, bundaa," ujarnya seraya mencium pipi anne sekilas.

Anne tertawa kecil. "Ini udah sore, bukan pagi lagi." balas anne.

"Ow.. so i was wrong, huh?" tanya niel dengan polosnya.

Lagi-lagi anne dibuat tertawa oleh tingkah menggemaskan putranya. "Yep. but it's okay. karena sekarang waktunya kita mandii,"

"Yeayyy!"

Rata-rata anak sekecil niel pasti sangat susah untuk jika berhubungan dengan mandi, tetapi tidak dengan niel. bocah kecil itu sangat-sangat mencintai air, bahkan ia pernah bertanya pada anne apakah tidak bisa jika semua orang mandi sehari 10 kali? memang bocah ajaib.

Memandikan niel sudah selesai, niel sekarang sudah segar, dan terlihat sehat seperti semula.

sekarang anne akan mengajak niel untuk berjalan-jalan sore di taman yang berada tak jauh dari rumah jordan.

"Bunda, kita mau nginep di rumah om jordan, ya?" tanya niel.

"Iya, kita nginep di rumah om jordan dulu selama beberapa hari." jawab anne.

"Yeay! bisa main sama om jordan!" pekik niel gembira.

Anne dan niel saat ini sedang berjalan menuju taman, anne sengaja membiarkan niel berjalan di depan nya, dan ia akan mengawasi dari belakang.

"Bunda-bunda," panggil niel.

"Ya?" sahut anne.

"Langitnya cantik ya, kayak bunda.." niel berkata sembari menunjuk langit.

Anne mendongak menatap langit, ya.. memang langit sore ini terlihat sangat cantik dan indah.

"Bunda sini dulu deh." titah niel, anne dengan senang hati menuruti dan berjongkok di samping niel.

Niel tersenyum puas dan mulai mendekatkan kepalanya pada telinga anne. "The sky is pretty, but you is prettier." bisik niel kemudian terkikik puas.

"Ihhh, siapa yang ngajarin gombal kayak gitu???"

"Om dokterr!"

Anne menggelengkan kepalanya tak habis pikir, ia kira dokter joe hanya akrab dengan niel layaknya pasien dan dokter, tapi ternyata lebih dari itu. Bahkan sampai mengajari niel melontarkan gombalan seperti tadi.

••••

Ketika sudah sampai di taman, anne tidak meminta ini-itu untuk dibeli, ia hanya meminta dibelikan mainan gelembung sabun karena sebagian besar anak kecil disana juga memainkan itu.

Setelah membelikan apa yang diinginkan oleh niel, anne duduk disalah satu bangku taman sembari mengawasi niel yang sedang bermain bersama beberapa anak kecil disana.

Anne sangat bersyukur karena niel bukanlah anak yang susah bergaul dan akan selalu menempel padanya.

Saat niel tertawa, anne juga ikut tertawa.

"Niel jangan lari-lari, nanti jatuh!" peringat anne.

"iya, bundaa!" balas niel.

Anne membuka kamera ponselnya dan mulai merekam niel yang sedang tertawa gembira. Sampai ada suara seorang wanita yang membuat anne menghentikan aktivitas nya.

"Permisi, saya ikut duduk disini, ya.."

Anne menoleh. "Iya, silah–kan...." senyum manis di wajah anne hilang seketika saat ia melihat siapa wanita yang duduk di sampingnya.

"Anne?!"

"Mah.."

••••

Jevan baru saja keluar dari kamar mandi malah dibuat terkejut dengan chantika yang sudah duduk manis di atas ranjangnya.

"Chantika, ngapain kamu disini?" tanya jevan datar.

"Nggak ngapa-ngapain, emang kenapa? nggak boleh?"

Jevan mendecih, dasar tidak sopan. Batin jevan.

"Kamu ngapain masih disini? Sana keluar, kalau bisa pulang dan jangan pernah datang kesini lagi." ketusnya.

Chantika mengerang tidak suka mendengar perkataan jevan barusan, ia turun dari ranjang kemudian menghampiri jevan yang posisinya masih berada di depan pintu kamar mandi.

"Kamu kenapa galak banget sih sama aku?" tanya chantika seraya memanyunkan bibirnya.

"Kamu galak gini pasti karena kamu belum move on dari mantan istri kamu, ya?" chantika membelai rahang tegas jevan dengan lembut.

Jevan menepis tangan chantika, sedangkan empunya mengaduh pura-pura kesakitan, namun sayangnya jevan tak peduli.

"Ngga usah bawa-bawa anne, dia nggak ada hubungan nya sama ini semua." ucap jevan tegas.

Chantika terkekeh. "Ya jelas ada hubungan nya dong, kalau misalnya kamu udah move on dari si anne-anne itu, pasti kita berdua sekarang udah hidup bahagia sama anak-anak kita."

Untuk yang kedua kalinya jevan mendecih. "Bahagia? Kita berdua? Anak-anak kita? cih, in your dream." setelah mengatakan itu jevan langsung  mengambil ponsel dan kunci mobil yang berada di atas meja, lalu pergi keluar kamar meninggalkan chantika.

Chantika menarik ujung bibirnya menciptakan sebuah senyuman miring. "In my dream, ya?" gumam chantika.





To be continue....

haloo semuanya..
IH KANGEN BANGET 🥹

sorry ya aku udh LAMA BANGET ngga update. aku di rl nya sibuk banget guys.. sampe kadang lupa kalau aku tuh punya cerita yang harus dilanjutin😭🙏🏻

urusan rl ku udah selesai sih, jadi aku usahain rajin update deh (ngga janji) 😪

anw, kalau ada typo tolong di komen aja ya, biar aku perbaiki. soalnya aku ngga baca ulang dan langsung aku publish.

Jevan & Anne | JaeròseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang