열일곱-17

754 79 9
                                    

Happy reading!

.

.




"Anne dan niel sekarang sedang menginap di rumah laki-laki bernama jordan."

"Jordan?" Marcell mengangguk membenarkan.

"Ok, thanks." balasnya.

"Kalau gitu saya permisi, pak." Marcell membungkuk hormat pada jevan lalu keluar dari ruangan.

Jevan kembali fokus pada pekerjaan nya, hatinya sudah mulai tenang setelah ia mengetahui keberadaan anne dan niel kemarin, dan nanti sore setelah pulang bekerja, jevan berniat untuk pergi ke rumah jordan untuk meminta maaf pada anne dan niel.

Jevan mengalihkan pandangan nya ke pintu ketika mendengar suara pintu ruangan nya terbuka tanpa ada yang mengetuk terlebih dahulu, dan ternyata yang masuk adalah mamanya, gina.

"Mama ngapain kesini?" tanya jevan.

"Emangnya mama nggak boleh dateng ke kantornya anak mama sendiri?" bukan nya menjawab gina malah bertanya balik.

Gina duduk di sofa yang berada di ruangan itu kemudian bermain ponsel. Jevan sendiri dibuat keheranan, apa tujuan mamanya datang kemari? Jika hanya ingin duduk dan bermain ponsel, di rumah pun juga bisa.

"Sebenernya tujuan mama kesini apa?"

Gina yang mendengar pertanyaan itu mematikan ponselnya kemudian menatap jevan dengan senyuman yang terpatri di bibirnya.

"Sini, mama mau ngomong serius sama kamu." gina memberi isyarat untuk mendekat.

Walaupun sedikit bingung, jevan tetap menuruti perkataan gina. Jevan beranjak, menghampiri gina, lalu duduk di sampingnya.

"Kenapa, ma?"

Gina menghela nafas panjang, meraih lengan jevan dan menggenggam nya.

"Mama mau nanya sesuatu ke kamu," ujar gina.

Jevan menaikan satu alisnya tanda bertanya. "Ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari mama?" tanya gina.

Sesuatu? Apa itu? Jevan tak memiliki rahasia apapun yang ia sembunyikan dari gina, kecuali anne dan niel.

Dengan ragu jevan menggelengkan kepalanya. "Enggak ada, ma."

Untuk yang kedua kalinya gina menghela nafas. Menatap jevan serius.

"I know you are lying, jevan."

Jevan menelan ludahnya gugup, apakah gina memang sudah mengetahui semuanya? Tentang anne dan niel.

"Jevan serius-"

"Mama kemarin ketemu sama anne."

Jevan langsung menutup mulutnya rapat-rapat setelah mendengar perkataan gina.

"Anne punya anak, anaknya mirip banget sama kamu. Namanya Nathaniel putra arsenio, umurnya lima tahun...."

"....Arsenio. Dia anak kamu kan, jevan?" lanjut gina dengan nada lirih di akhir kalimat.

Jevan terdiam, lidahnya terasa kelu saat ini, ia benar-benar tidak bisa mengeluarkan barang satu kata pun dari mulutnya. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya menunduk tanpa ada niatan menjawab pertanyaan yang dilontarkan gina berusan.

"Kenapa diam? Jawab mama. Niel itu anak kamu, kan?"

"..iya."

Dua detik setelah mendengar jawaban jevan, tangisan yang sedari tadi ditahan oleh gina pecah seketika mengisi kesunyian ruangan bernuansa luxury white itu.

Jevan & Anne | JaeròseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang