01

1.3K 69 12
                                    

privilege

Dengan hati-hati, membuka pintu kamar yang dicat coklat itu, Yoongi mengembuskan setengah badannya ke dalam ruangan yang remang pencahayaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan hati-hati, membuka pintu kamar yang dicat coklat itu, Yoongi mengembuskan setengah badannya ke dalam ruangan yang remang pencahayaannya. Tatapannya tertuju pada sosok gadis yang tertidur di atas tempat tidur. Dengan langkah ringan, dia mendekati ranjang.

Sebuah senyuman simpul terukir di bibir Yoongi saat dia berdiri di samping tempat tidur. Wajah damai Jieun, kekasihnya, selalu membawa ketenangan dalam hatinya, membuatnya merasa bersyukur.

Dengan lembut, Yoongi menutupi tubuh Jieun dengan selimut hingga sejajar dengan dadanya. Dia mengecup bibir dan keningnya dengan singkat namun penuh kasih.

"Tidur dengan tenang," katanya lembut sebelum meninggalkan kamar Jieun.

Privilege, 01.

Yoongi membawa Jieun jauh dari keluarganya yang kejam padanya. Keterbatasan Jieun yang cacat sejak lahir rupanya menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi oleh ibu dan kakaknya. Yoongi terlambat sadar akan hal ini karena Jieun pandai menyembunyikan kesakitan dan penderitaannya.

Tetapi, melihat luka di kening Jieun membuat Yoongi ingin tahu lebih banyak. Awalnya, dia mengabaikan hal itu, tetapi luka lebam di tangan dan kaki Jieun menarik perhatiannya. Tingkah laku aneh Jieun semakin menambah kerumitan dalam pikiran Yoongi.

Yoongi membawa Jieun ke rumahnya, di mana dia bertindak tanpa ragu dengan membuka pakaian Jieun. Jieun terkejut dan memberontak, bahkan menampar wajah Yoongi yang telah melewati batas. Yoongi merasa bersalah sekaligus marah karena Jieun telah membohonginya.

"Kenapa kamu menyembunyikan hal ini dariku, Jieun? Kenapa?" Yoongi bertanya dengan gerakan isyarat yang hanya dimengerti oleh Jieun.

Jieun menatap Yoongi dengan mata sembab. Kali ini, dia tidak bisa lagi menyembunyikan kebenaran.

"Apa kau masih menganggapku ada atau tidak? Apa gunanya aku di sini jika bukan menjadi pelindungmu?" Yoongi merasa sangat kesal, bahkan gerak isyarat tangannya terlihat tegang menahan emosi.

Yoongi tidak tahan melihat Jieun tersakiti sekecil apapun lukanya. Dia adalah cinta pertamanya, dan mendapatkan perhatian Jieun selama empat tahun terakhir tidaklah mudah. Sikap tertutup Jieun lah membuatnya sulit didekati.

Jieun meringkuk di balik selimut yang menutupi tubuhnya itu. Yoongi yang sudah melihat seluruh lebam di tubuh gadis itu lantas mendekat ke arahnya.

Yoongi duduk di tepi ranjang sambil menatap Jieun. tangannya bergerak mengusap lembut kepala Jieun yang tengah menunduk. Lalu beralih meraih dagunya agar Jieun bisa menatapnya.

"Jieun, kau adalah segalanya untukku. Melihatmu dengan keadaan seperti ini menyakitiku, Jie. Kau terlahir cacat bukan berarti hidupmu tidak berharga hingga orang-orang bisa menyakitimu sesuka hatinya"

PrivilegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang