05

583 56 15
                                    

Seperti rencana di kelas, Jieun menemui Yoongi di parkiran selepas bel pulang berakhir. Namun, ia tak sendiri. Jieun datang bersama Saeun yang tentu kehadiran gadis itu sedikit membingungkan Yoongi.

Saeun tersenyum kikuk ketika menatap Yoongi. Ini pertemuan yang baru terhitung beberapa kali dan itu masih membuatnya canggung.

"Aku dan Saeun naik taksi, kau bisa mengikuti kami dari belakang"

Jieun berbicara dalam bahasa isyarat nya menatap Yoongi.

"Kalian punya rencana lain?" tanya Yoongi menatap Jieun dan Saeun bergantian. Gadis itu mengangguk cepat.

"aku ingin menghabiskan waktu bersama Saeun dulu"

"Ya, baiklah."

Saeun yang melihat obrolan itu sedikit tak enak hati. Apalagi cara Yoongi melihatnya yang sedikit tajam. Ah, apa dia merusak rencananya bersama Jieun?

Yoongi tiba-tiba mengacak pucuk rambut atas Jieun.

"Aku tidak melarangmu. Sekarang pesan taksinya, aku juga akan siap-siap"

Saeun dan Jieun saling pandang. Taksi sudah di pesan terlebih dahulu tinggal menunggu kedatangannya. Tak lama, mobil taksi pun berhenti di depan mereka.

"Hati-hati, yaa"

Peringat Jieun pada Yoongi saat hendak masuk ke dalam taksi. Lelaki itu mengangguk sambil mengacungkan ibu jarinya.

"Pak, bawa mobilnya pelan-pelan" kata Yoon-gi pada sang sopir. Lelaki sekitar usia 27 tahun itu mengangguk pelan. Lalu menjalankan mobilnya menuju tempat tujuan, yang kemudian di susul oleh Yoon-gi.

[ Tteokbokki Bibi park ]

Jieun, Saeun dan Yoongi saat ini sudah berdiri di depan kedai kue beras bibi Park. Ketiga remaja itu sibuk mengamati depan kedai itu hingga tak sadar seseorang mengamati mereka.

"Hai." Sontak suara lembut itu mengalihkan perhatian mereka. Jieun tersenyum lembut menatap pemuda yang tengah melambaikan tangannya itu.

Dia adalah Park Jimin. Anak pemilik kedai tteokbokki langganannya dan Saeun.

"Datang mengunjungi ibuku atau makan tteokbokki miliknya?" tanya Jimin menatap Jieun dan Saeun. Sesekali menatap wajah datar Yoongi yang terlihat asing di matanya.

Pun halnya Yoon-gi.

"Tentu saja kami datang untuk bibi park" jawab Saeun terlihat senang.

Jimin terkekeh kecil. "Yasudah, ayo masuk. Ibu juga belakangan ini merindukan kalian. Katanya kalian sudah jarang datang kemari akhir-akhir ini."

"Ah, aku dan Jieun sibuk dengan tugas sekolah kami." Jimin mengangguk mengerti, kemudian mempersilahkan Saeun dan Yoon-gi masuk ke dalam.

"Jie." Ketika mendengar nama Jieun di sebut, sontak Yoon-gi berhenti kala melihat Jimin menahan gerakkan gadis itu.

Jieun menatap Jimin bingung ketika lelaki itu menghalangi jalannya. Tiba-tiba, ia meraih tangannya lalu mengenggamnya.

PrivilegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang