12

347 40 13
                                    

Luka sobek di bibirnya akibat hantaman Ayah Jieun meninggalkan bekas warna keunguan di ujung bibirnya. Yoongi masih marah, kesal karena pria itu terus mendesak menyuruhnya menjauh.

Huh? Memangnya dia siapa? Mengancam seperti itu akan membuatnya takut? Tentu saja tidak, jika bisa maka ia akan melakukan hal yang sama. Saling membunuh saja.

Namjoon baru saja sampai di gudang rahasia mereka. Membawa obat dan juga es batu yang kemudian ia letakkan di meja kecil di ruangan itu.

"Woii, Min Yoongi, kau bertengkar dengan siapa?" Suara cempreng lain memenuhi ruangan itu, dia Jung Hoseok sahabat Yoongi di kelas yang lain. Baru saja sampai menimbrung bersama.

"Calon mertuanya" sahut Namjoon.

Alis Hoseok mengernyit. "Kenapa?"

"Biasalah, restu menghalangi"

Hoseok tergugu. "Kalau sudah begitu, kenapa tidak di lepas saja sih? Daripada seperti ini"

Mendengar hal itu Yoongi berdecak kesal. Moodnya semakin memburuk, melepasnya sama saja menyerah bukan? Tidak akan!

"Bicara apa kau ini, Yoongi itu gentleman dan pasti akan melakukan apapun demi Jieunnya."

"Ya-ya, Jieunya memang selalu nomor satu" balas Hoseok geli. Namjoon tersenyum tipis, kemudian menyerahkan es batu yang sudah di terbungkus dalam handuk kecil pada Yoongi.

"Tidak usah" tolak Yoongi mentah-mentah. Namjoon berpikir sahabatnya ini merajuk, ia pun berusaha memaksa.

"Kompres, nanti Jieun memarahimu" ucapnya.

"Aku sudah membaik, untuk beberapa hari aku tidak akan menemui Jieun dulu." Penjelasan itu tentu membuat kedua sahabatnya heran. Mendadak? Kenapa begitu coba?

"Kenapa?"

"Kenapa?" Namjoon dan Hoseok serempak bertanya.

"Hanya ingin" jawab Yoongi terdengar datar.

"Aku tidak yakin, memangnya bisa? Kalau rindu Jieun bagaimana?"

"Selama aku mengawasinya kurasa aku bisa"

Hoseok mengadikkan bahu. Lihat saja bagaimana sahabatnya bertahan seperti ucapannya itu. "Ya, okelah."

.

Jieun berjalan hampir memutari halaman sekolah, mencari sosok Min Yoongi yang tak ia lihat seharian ini. Dari taman, lapangan basket, perpustakaan dan juga ruang seni mengingat Yoongi kadang ke sana untuk bermain musik. Namun, ia tidak melihatnya juga.

"Dia ke mana?" Jieun memutuskan mengirimi pesan pada Yoongi. Aktif 12 jam yang lalu, sepertinya Yoongi sibuk. Jieun ingin meminta maaf atas sikap ayahnya dan juga memberikan bekal siang untuk pemuda itu.

"HEI AWASS!" teriakan itu menarik perhatian Jieun. Ia menoleh dengan cepat dan terkejut ketika bola mendekat begitu cepat ke arahnya tepat dirinya menoleh hingga mengenai wajahnya dengan keras.

DUK!

Semuanya terjadi begitu cepat, Jieun tak sadar berada di lapangan khusus sepak bola.

PrivilegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang