10

418 36 5
                                    

Bel pulang menggema di seluruh kelas. Saatnya kembali ke rumah masing-masing pun halnya Jieun. Membereskan bukunya lalu memasukkannya ke dalam tas setelah itu ia keluar dari kelas.

Lorong kelas ramai oleh siswa siswi yang ingin pulang, Jieun tak menyadari di belakangnya saat ini tengah di ekori oleh Yoongi diam-diam. Tentu ini kebiasaan pemuda itu, memastikan Jieun aman adalah tugasnya.

"Ekhem." Deheman itu mengalihkan perhatian Jieun. Ia menoleh, menatap Yoongi sudah berada di sampingnya. Pemuda itu kemudian merangkul bahu kecil Jieun.

"Ada kedai ramen baru sekitar sini, ayo kita ke sana. Aku traktir" ajak Yoongi.

Jieun tersenyum lembut kemudian mengangguk tak kalah semangat. Ia tidak bisa melewatkan kesempatan ini, kapan lagi dirinya menikmati ramen dengan gratis?

Yoongi tersenyum dan mengacak-acak halus rambut Jieun gemas. Kekasihnya ini selalu semangat kalau sudah mendengar kata makanan.

"Lets go" Yoongi membawa tubuh gadis itu di depannya lalu mendorongnya pelan agar lebih dulu melangkah hingga sampai di parkiran.

Beruntung Yoongi selalu membawa helm gadis itu. Saat akan memakaikan helm padanya, Jieun langsung mencegah Yoongi.

"Aku bisa sendiri"

Melihat Isyarat Jieun, Yoongi menyerahkan helm itu dengan senyum tipisnya.

"Baiklah" kata Yoongi, lalu segera naik di atas motornya. Sembari Jieun mengenakan helm, setelah mesin motornya hidup, Yoongi meminta Jieun naik. Jieun naik dan duduk dengan nyaman, lalu Yoongi perlahan melajukan motornya.

Tak perlu waktu lama untuk sampai di kedai yang Yoongi maksud. Dari sekolah hanya melewati beberapa toko dan minimarket motornya sampai di kedai ramen dan memarkirnnya tepat di depan kedai tersebut.

Setelah itu, Yoongi dan Jieun masuk. Nuansa kedai yang masih baru itu menyambut keduanya. Semuanya masih tampak serba baru. Baik Jieun dan Yoongi memilih duduk berhadapan.

Seorang remaja dengan buku nota kecil di tangannya mendekat.

"Dua ramen spesial karena kedai kami masih baru. Kami memberikan potongan harga untuk pelanggan ketiga kedai ini" celetuk remaja itu sambil tersenyum lebar, menampilkan gigi kelincinya.

Sesekali juga ia mencuri pandang ke arah Jieun.

"Pelanggan ketiga? Maksudnya kami berdua pelanggan ketiga kedai ini?" balas Yoongi sekaligus bertanya.

Remaja itu mengangguk antusias, "Yaps, kalian pelanggan beruntung ibuku. Jadi kami akan menyiapkan ramen spesial."

"Jungkook-ah, layani mereka dulu! Kenapa mengajak mereka mengobrol denganmu huh? Jangan buang waktu" Seorang wanita dengan celemek merah mudah seketika menegur remaja itu.

"Iya, ibu. Maaf, ibuku memang galak. Pesanan kalian akan segera datang" kata Jungkook dan berlalu dari hadapan Jieun dan Yoongi.

"Aih Eomma, tidak perlu menegurku seperti itu. Aku hanya ingin berteman dengan mereka." Dari meja, Yoongi dan Jieun bisa mendengar Jungkook yang menggerutu pada ibunya.

"Kau membuang waktu pelanggan kita, bagaimana jika mereka sudah lapar? Kau ingin kedai kita ini sepi? Hanya karna pelayanananya yang terlalu lama."

"Tapi aku hanya ingin berkenalan, itu saja."

"Semua pelanggan yang datang kau selalu saja mengajaknya cerita denganmu"

"Aku, kan, tidak punya teman Ibu."

PrivilegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang