07

464 41 4
                                    

happy Reading~ 💜


Jieun masih terpaku pada pesona wanita di hadapannya saat ini—wanita yang Yoongi perkenalkan sebagai ibunya. Senyum hangatnya persis seperti putranya ketika menyambut kedatangannya.

"Ini gadis yang kau ceritakan? Ah, ya ampun, begitu cantik. Jieun, namamu Jieun kan?" ujar wanita itu, dengan sedikit semangat dalam suaranya.

Jieun masih memandangi wajah Ayu ibu Yoongi. Cantik sekali hingga ia tak sadar akan pertanyaan wanita itu.

"Jieun, ibu bertanya." Yoongi mengusap puncak kepala gadis itu. Jieun seketika sadar dari lamunannya lalu mengangguk cepat.

"Kemari, sayang. Yoongi sudah banyak bercerita tentangmu. Katanya kau suka coklat juga seperti aku dan senang menulis puisi. Apakah itu benar?" Nyonya Min memperlakukan Jieun dengan lembut, duduk bersama di sofa.


Jieun mengangguk. Hanya respon seperti itu yang bisa ia lakukan dan Jieun tampak malu-malu.

"Oh iya, kau mirip putriku" ujar wanita itu tiba-tiba. Jieun mengerjapkan matanya dua kali. Putri? Yoongi punya adik? Nampak kebingungan dari wajah gadis itu sebab setahunya Yoongi anak tunggal.

"Ibu, jangan memulai." itu suara Yoongi dari arah dapur. Nyonya Min menjulur lidahnya ke arah Yoongi sekilas.

"Maksudnya putriku di masa depan nanti hehehe." Ibu Yoongi cengengesan, menampilkan senyumnya yang manis.

Seketika Jieun salah tingkah. Ah, ibu Yoongi suka bercanda juga rupanya.

"Bagaimana sekolahnya? Lancar? Yoongi tidak mengganggumu, kan? Jika Yoongi membuatmu menangis, katakan saja pada ibu oke? Mana ponselmu?"

Nyonya Min menangadahkan tangannya, meminta ponsel gadis itu. Jieun menatap ke arah Yoongi yang tengah meneguk minuman dinginnya seolah meminta izin.

"Berikan saja" kata Yoongi. Jieun pun tersenyum simpul, lalu memberikan ponselnya pada wanita itu.

Ibu Yoongi terlihat senang, kemudian mulai mengetik sesuatu di sana. Hanya dalam satu menit, wanita itu kembali menyerahkan ponsel Jieun.

"Aku sudah menulis nomor ibu di ponselmu. Nomormu sudah lama ibu simpan," Wanita itu sedikit mendekatkan wajahnya ke telinga Jieun. "Pacarmu yang memberikan dan meminta ibu untuk tidak menghubungimu dulu. Katanya ingin memperkenalkanmu langsung" lanjutnya berbisik.

Tebak bagaimana perasaan Jieun sekarang? Tentu merasa deg-degan. Ibu Yoongi seolah menggodanya, dan itu berhasil membuat pipinya merona malu.

Jieun tersenyum malu-malu. Ibu Yoongi menjadi gemas melihatnya. Dia yang sudah mengetahui keterbatasan gadis itu tak mempermasalahkannya, selama Yoongi bahagia.

Ini adalah pilihan Yoongi. Pada siapapun hati Yoongi nantinya berlabuh, kebahagiaan Yoongi adalah yang utama dari segalanya.

"Ah, ibu sudah memasak untuk kalian. Sekarang kita makan dulu. Ayo, sayang" kata Ibu Yoongi sambil mengait lengan Jieun mengajaknya menuju meja makan.


Yoongi duduk di sana, dan Jieun duduk di samping kekasihnya. Ibu Yoongi menyiapkan makanannya dan benar-benar memperlakukan Jieun layaknya keluarga.

Jieun tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh ibunya sendiri. Ibu kandungnya telah meninggal sejak dirinya masih kecil, dan nasib buruknya adalah memiliki ibu tiri yang jahat.

PrivilegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang