06

543 55 3
                                    

Jieun membuka pintu utama rumahnya begitu pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jieun membuka pintu utama rumahnya begitu pelan. Mengendap-endap menuju anak tangga hendak ke lantai kamarnya

Pulangnya pagi hari setelah menginap di apartemen Yoon-gi terpaksa membuatnya seperti ini. Semalaman ia merayakan ulang tahunnya bersama Yoon-gi. Bersenang-senang dengan berbagai tawa dan canda hingga Jieun lupa untuk pulang.

Saat jam telah menunjukkan angka 11 malam gadis itu langsung teringat rumahnya. Saat meminta diri untuk pulang pun Yoongi menolak dan menyuruhnya untuk menginap.

Jieun sempat menolak tetapi Yoon-gi lebih dulu berjanji akan mengantarnya lebih awal. Jieun mau tidak mau menurut dan kembali melanjutkan menonton drama di netflix bersama Yoon-gi.

"Baru pulang hm? Darimana saja kau semalam?"

Suara berat Ayah menghentikan gadis itu. Jieun menoleh dan mendapati ayahnya yang sudah mematung di ruang tengah seperti sengaja memergokinya.

"Darimana saja kau semalam, Jieun?" tanya Ayah lagi. Kini ia mulai mendekati Jieun sedang gadis itu berpikir keras mencari alasan.

Jieun mengggeleng dan ia meraih tas sekolahnya mengambil buku catatan kecil di dalamnya. Jieun menulis sesuatu di sana, kemudian menyerahkannya pada ayahnya.

"Ayah tidak pernah mengajarimu berbohong Han Jieun! Kenapa baru pulang huh?" bentak Tuan Han membuat gadis itu terkejut.

Jieun menelan ludahnya susah payah. Bagaimana ini? Jieun mulai gugup dan ia kembali menggeleng. Ia tidak tahu harus beralasan seperti apa.

Tuan Han menghela nafasnya kecil. "Jangan pikir ayah tidak tahu kemana kau semalam. Ayah bilang menjauh dari lelaki itu, Jieun. Dia hanya akan merusak masa depanmu." gertak Tuan Han, menahan emosinya.

"Tidak, Yoongi baik. Aku mengenalnya"

"Dia tidak sebaik itu, Jieun! Ayah dan anak itu tidak akan jauh berbeda!" Lagi-lagi Tuan Han kembali membentak. Alis Jieun tertaut bingung mendengar kalimat ayahnya barusan.

Tunggu, apa ayahnya dan Ayah Yoongi saling mengenal? Mengapa ayahnya berbicara demikian?

Sadar akan ucapannya, Tuan Han memijit pangkal hidungnya sembari menetralisir emosinya sebelum berkata,

"Jauhi bajingan itu" ucapnya kemudian berlalu dari hadapan sang putri. Jieun masih mencerna kejadian barusan, Ayahnya tak pernah semarah ini. Tapi kenapa membahas Yoongi ayahnya menjadi emosional?

Ini membingungkan. Ayahnya menyembunyikan sesuatu darinya. Jieun memutuskan naik ke atas ruang kamarnya. Ia akan mencari tahu sendiri.  kemarahan ayahnya tanpa sebab pada Yoongi tidaklah masuk akal.

Gadis itu meletakkan tasnya di atas tempat tidur, kemudian membuka seragam sekolahnya. Kini ia hanya mengenakan tanktop, bersiap-siap untuk mandi.

Namun, saat akan masuk ke dalam kamar mandi, tiba-tiba tubuh gadis itu terhuyung karena tarikkan seseorang.

PrivilegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang