Renjun melempar tas nya ke sembarang arah lalu ia pun langsung menjatuhkan tubuh nya di ranjang kecil itu hingga menimbulkan decitan yang lumayan keras karena ranjang yang dia gunakan memang sudah terlihat usang.
"Kenapa tiba tiba aku di pecat? Padahal aku merasa tidak melakukan kesalahan di pekerjaan." Gumam renjun sambil menatap langit langit di kamar nya dengan tatapan yang terlihat sangat lelah.
Tiba tiba saja ingatan renjun melayang pada peringatan dari jaehyun tadi saat di kampus. Dan renjun juga ingat kalau Nara tau dia bekerja di cafe itu.
"Apa ini ada hubungannya dengan nara?" Monolog renjun mulai merasa ada yang tidak beres dengan semua kejadian hari ini.
"Yangie.. Aku sangat ingin bercerita padamu tapi aku takut kau nanti khawatir dan aku malah menambah bebanmu."
Renjun memejamkan matanya mencoba untuk mengistirahatkan fisik dan fikirannya karena sungguh ia benar benar merasa sangat lelah. Lelah dengan semuanya.
****
"KAU GILA YAH KWON NARA. KENAPA KAU MELAKUKAN HAL MENJIJIKAN SEPERTI INI HAH."
Jaehyun terlihat sangat murka saat mengetahui fakta bahwa nara telah menggunakan kekuasaannya untuk membuat renjun di pecat dari pekerjaannya.
"Ya. Aku memang gila dan itu semua karena dirimu jung jaehyun."
Jaehyun menghela nafas kasar lalu mendongak untuk sekedar meredakan emosinya agar ia tidak hilang kendali dan berakhir membuat gadis di depannya babak belur.
"Aku sudah bilang kalau aku tidak punya hubungan apapun dengan renjun. Jadi kau tidak berhak menghukumnya atas apa yang tidak dia perbuat." Jaehyun dengan susah payah menekan emosinya dengan kembali berbicara pelan pada nara.
"Tapi kau menyukainya jae. Jelas itu sebuah kesalahan karena kau adalah milikku." Timpal nara tak mau kalah.
"Milikmu? Kalau kau lupa biar aku ingatkan. Aku hanya korban kebodohan orang tuaku. Karena sampai detik ini pun aku tidak mempunyai perasaan apapun padamu. Jadi bisa di bilang ini adalah hubungan sepihak." Jaehyun menjawab dengan sangat tenang namun terdrngar begitu tegas hinggs membuat nara langsung terdiam dengan gigi yang bergemertak bertanda gadis itu sedang sangat di buat marah oleh ucapan jaehyun.
"Cukup jae. Aku tidak mau mendengar apapun lagi dari mulutmu itu. Harusnya kau berterimakasih padaku karena sudah menolong perusahaan orang tuamu dari ambang kebangkrutan. Kalau bukan karena orang tua ku, mungkin saat ini kau sudah jadi gelandangan."
Bukannya takut saat melihat ekspresi nara yang seperti nenek lampir, jaehyun justru malah tersenyum meremehkan dan itu semakin membuat nara naik darah.
Jaehyun lantas segera menyambar tas nya lalu beranjak hendak pergi meninggalkan nara tanpa berniat menenangkan gadis itu lebih dulu.
"Kau mau kemana jung jaehyun? Aku belum selesai bicara." Tanya nara saat melihat jaehyun yang sudah bersiap untuk pergi.
"Kau bilang tidak ingin mendengar apapun lagi dariku bukan? Lalu kenapa aku harus tetap di sini? Lebih baik aku pergi daripada aku hilang kendali saat melihatmu dan nanti malah membuat wajah hasil operasian mu itu jadi berantakan oleh tanganku."
Setelah itu jaehyun melenggang pergi meninggalkan nara dengan emosi yang hampir berada di puncaknya.
"YAK! JUNG JAEHYUN?!"
*****
Renjun terjaga saat merasakan hawa dingin menyeruak pada tubuh nya, ia pun mencoba membuka matanya yang terasa sangat berat hingga saat ia berhasil mendapatkan kesadarannya, saat itu juga renjun langsung beranjak dan duduk di atas ranjang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Crush | Jaeren
Teen FictionAku membencimu. Aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi baik di dunia ini ataupun di kehidupan selanjutnya.